Nuansa Seram di Jalur Darat Jawa-Bali, Perhatikan 5 Hal Ini di Alas Purwo
- Pixabay/camera-man
Lifestyle –Perjalanan darat dari Jawa menuju Bali menawarkan pengalaman yang tak hanya memukau dengan keindahan alamnya, tetapi juga menyimpan nuansa mistis yang menggugah rasa penasaran. Salah satu destinasi yang kerap menjadi sorotan adalah Taman Nasional Alas Purwo di Banyuwangi, Jawa Timur, yang dikenal sebagai salah satu hutan tertua di Pulau Jawa.
Hutan ini bukan hanya kaya akan flora dan fauna, tetapi juga sarat dengan cerita mistis yang membuatnya dijuluki sebagai "kerajaan jin" oleh masyarakat setempat.
Bagi para pelancong yang melintasi jalur darat Jawa-Bali, khususnya di kawasan Alas Purwo, terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan untuk memastikan perjalanan tetap aman sekaligus memuaskan rasa ingin tahu terhadap sisi horor dan misteriusnya.
1. Pahami Sejarah dan Mitos Alas Purwo
Alas Purwo, yang terletak di Kecamatan Tegaldimo dan Purwoharjo, Banyuwangi, memiliki reputasi sebagai tempat yang kental dengan aura mistis. Masyarakat setempat mempercayai bahwa hutan ini merupakan pusat kerajaan gaib yang dihuni oleh makhluk tak kasat mata.
Salah satu cerita yang terkenal adalah tentang Goa Istana, yang dianggap sebagai pusat kerajaan jin di Alas Purwo. Konon, gua ini pernah digunakan oleh tokoh-tokoh penting seperti Presiden Soekarno untuk bersemedi.
Selain itu, cerita tentang orang-orang yang tersesat di hutan ini juga sering terdengar, dengan beberapa di antaranya dikaitkan dengan gangguan makhluk gaib. Penting bagi wisatawan untuk memahami mitos-mitos ini agar dapat menghormati nilai budaya lokal dan menjaga sikap yang sopan selama berada di kawasan tersebut.
2. Persiapkan Fisik dan Mental
Perjalanan ke Alas Purwo melalui jalur darat, baik menggunakan kendaraan pribadi maupun transportasi umum seperti bus DAMRI rute Jember-Denpasar, membutuhkan kesiapan fisik yang prima. Perjalanan darat dari Jakarta ke Banyuwangi bisa memakan waktu hingga 20-26 jam, tergantung rute dan kondisi lalu lintas.
Hutan Alas Purwo sendiri memiliki medan yang cukup menantang, dengan vegetasi rapat dan jalur yang tidak selalu mudah dilalui. Selain itu, aura mistis yang kental dapat memengaruhi kondisi mental, terutama bagi mereka yang sensitif terhadap cerita horor. Pastikan untuk beristirahat dengan cukup sebelum memasuki kawasan ini dan hindari bepergian sendirian untuk menjaga keamanan.
3. Patuhi Aturan dan Larangan Lokal
Taman Nasional Alas Purwo memiliki aturan ketat yang harus dipatuhi oleh pengunjung. Salah satu larangan utama adalah tidak memasuki area tertentu, seperti gua-gua suci, tanpa izin dari pihak pengelola taman nasional atau tokoh adat setempat. Beberapa gua, seperti Goa Istana, dianggap memiliki nilai spiritual tinggi dan hanya boleh dimasuki dengan panduan resmi.
Selain itu, hindari mengambil benda-benda dari hutan, seperti batu atau tumbuhan, karena hal ini dianggap dapat mengganggu keseimbangan alam atau bahkan menimbulkan gangguan gaib, sebagaimana diyakini oleh masyarakat setempat. Selalu ikuti petunjuk dari pemandu atau petugas taman nasional untuk menghindari risiko tersesat atau mengalami kejadian tak diinginkan.
4. Waspadai Keanekaragaman Flora dan Fauna
Selain cerita mistis, Alas Purwo juga dikenal karena keanekaragaman hayatinya. Taman nasional ini memiliki lebih dari 700 jenis tumbuhan, termasuk sawo kecik (Manilkara kauki) yang endemik, serta berbagai jenis fauna seperti banteng, rusa, dan burung langka.
Namun, beberapa hewan liar di kawasan ini dapat berbahaya jika merasa terancam. Pengunjung disarankan untuk tidak memberi makan hewan liar atau mengganggu habitat alami mereka. Selain itu, beberapa area seperti savana Sadengan atau hutan mangrove memiliki jalur yang licin, terutama saat musim hujan, sehingga sepatu yang nyaman dan pakaian yang sesuai sangat diperlukan.
5. Perhatikan Cuaca dan Keamanan di Perairan Sekitar
Bagi wisatawan yang melintasi jalur darat Jawa-Bali dan berencana mengunjungi Alas Purwo, penting untuk memperhatikan kondisi cuaca, terutama jika rencana perjalanan melibatkan penyeberangan melalui Pelabuhan Ketapang menuju Gilimanuk.
Pada Agustus 2025, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan tentang potensi cuaca ekstrem di perairan selatan Jawa dan Bali, termasuk risiko gelombang tinggi di Selat Bali.
Selain itu, kawasan Pantai Boom di dekat Alas Purwo memiliki sejarah tragedi, seperti insiden gelombang besar yang menewaskan beberapa karateka pada peristiwa INKAI. Pastikan untuk memantau informasi cuaca terkini dan menghindari aktivitas di pantai saat kondisi laut tidak aman.