Merayakan 80 Tahun Republik Indonesia Melalui Lensa Fotografi

Pameran Fotografi 80 Tahun Keberagaman
Sumber :
  • Isra Berlian

Dijelaskan oleh perwakilan dari Museum dan Cagar Budaya Kementerian Kebudayaan yang dalam hal ini mewakili museum nasional dan museum sumpah pemuda, Esti Nurjadin, foto mahkota dari kesultanan Siak Indrapura merupakan kesultanan pertama yang menyerahkan diri dan bergabung dengan Republik Indonesia pasca dibacakannya teks Proklamasi oleh Bung Karno pada tahun 1945 silam.

“Dua artefak ini khususnya di bagian atas yaitu Megalia bagian dari koleksi museum nasional adalah mahkota dari kesultanan Siak Indrapura. Kesultanan Siak Indrapura itu berlokasi di Sumatera Barat sudah punah kesultanan, tapi adalah kesultanan pertama yang menyerahkan diri bergabung dengan Republik Indonesia setelah dibacakanya proklamasi oleh Bung Karno tahun 1945. Ini adalah penanda pertama kehadirannya bagian dari negara Republik Indonesia,” kata dia.

Dijelaskannya juga bahwa artefak mahkota ini juga sudah ditetapkan menjadi cagar budaya ketiga di tahun 2013 setelah bendera pusaka, dan teks proklamasi.

“Ini sudah ditetapkan di tahun 2013 menjadi cagar budaya nasional, setau saya menjadi cagar budaya nasional yang ketiga. Pertama adalah bendera pusaka merah putih yang kedua adalah teks proklamasi dan yang ketiga adalah mahkota ini yang menjadi bagian dari koleksi museum nasional Indonesia adalah mahkota Siak,” kata dia.

Sementara untuk foto bagian ujung biola WR Supratman ini bagian dari koleksi Museum Nasional dan Museum Sumpah Pemuda. Biola ini sendiri kata dia merupakan biola yang digunakan WR Supratman untuk membawakan lagu Indonesia Raya.

“Kedua ini adalah foto ujung dari biola WR Supratman ini merupakan bagian dari koleksi Museum Nasional, Museum Sumpah Pemuda. Biola ini digunakan WR Supratman untuk Indonesia Raya yang pertama kali diperdengarkan saat Sumpah Pemuda tahun 1928. Ini juga sudah menjadi cagar budaya tapi saya lupa ini cagar budaya nomor berapa, ini seperti ditaruh oleh kurator kita Davi Linggar dan Mas Andra Matin di bagian akhir pameran ini so it’s like the ending and it’s beginning. Jadi seperti infinity jadi berputar terus saya melihatnya ini suatu sangat artistik ditaruh di akhir,” ujar dia.  

Lokasi Pameran dan Operasional