Adakah Daerah di Indonesia yang Bebas Banjir? Cocok Buat Tempat Tinggal Jangka Panjang

Ilustrasi banjir
Sumber :
  • Pixabay

Lifestyle –Memilih lokasi tempat tinggal jangka panjang di Indonesia membutuhkan pertimbangan matang, terutama terkait keamanan dari bencana alam seperti banjir. Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan curah hujan tinggi, sering menghadapi banjir di berbagai wilayah, terutama pada musim hujan. 

Faktor seperti kerusakan lingkungan, topografi rendah, dan drainase yang buruk memperparah risiko banjir. Namun, beberapa daerah di Indonesia dikenal memiliki risiko banjir yang rendah, menjadikannya pilihan ideal untuk tempat tinggal jangka panjang. Artikel ini akan membahas beberapa daerah yang relatif bebas banjir, didukung oleh informasi topografi, data historis, dan infrastruktur yang mendukung keamanan dari banjir.

Yogyakarta

Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya wilayah Sleman dan Bantul bagian utara, dikenal sebagai salah satu daerah dengan risiko banjir yang relatif rendah. Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Yogyakarta memiliki topografi yang didominasi dataran tinggi dan bukit-bukit kecil, terutama di kawasan Sleman yang berada di lereng Gunung Merapi. Ketinggian wilayah ini, yang berkisar antara 100 hingga 500 meter di atas permukaan laut, mengurangi risiko genangan air.

Selain itu, sistem drainase di Yogyakarta, khususnya di daerah perkotaan, cukup baik dengan saluran irigasi tradisional seperti selokan Mataram yang membantu mengalirkan air hujan. Meskipun banjir pernah terjadi di beberapa titik seperti di Kali Code, kejadian ini jarang dan biasanya tidak meluas. Sleman juga menawarkan lingkungan yang nyaman dengan akses ke fasilitas pendidikan, kesehatan, dan pariwisata, menjadikannya pilihan strategis untuk tempat tinggal jangka panjang. Harga properti di Sleman berkisar antara Rp500 juta hingga Rp2 miliar untuk rumah tapak, tergantung lokasi dan fasilitas.

Malang

Kota Malang, Jawa Timur, adalah destinasi lain yang relatif aman dari banjir. Terletak di dataran tinggi dengan ketinggian rata-rata 400–600 meter di atas permukaan laut, Malang memiliki kondisi geografis yang mendukung aliran air hujan ke daerah yang lebih rendah tanpa menyebabkan genangan. Sungai Brantas, salah satu sungai utama di Jawa Timur, memang melintasi wilayah ini, tetapi banjir besar jarang terjadi di pusat kota Malang berkat pengelolaan drainase yang baik.

Menurut laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, wilayah seperti Lowokwaru dan Klojen memiliki riwayat banjir yang minim. Infrastruktur kota yang terus berkembang, seperti pembangunan saluran air dan gorong-gorong modern, turut mengurangi risiko banjir. Malang juga dikenal sebagai kota pendidikan dengan biaya hidup yang terjangkau, menjadikannya cocok untuk keluarga atau pensiunan. Harga rumah di Malang bervariasi, mulai dari Rp400 juta untuk rumah sederhana hingga Rp1,5 miliar untuk perumahan di kawasan elit.

Bali

Pulau Bali, khususnya Denpasar dan Gianyar, menawarkan beberapa wilayah dengan risiko banjir yang rendah. Denpasar, sebagai ibu kota Bali, memiliki topografi yang relatif datar namun dilengkapi dengan sistem drainase yang memadai. Kawasan seperti Renon dan Sanur, yang berada pada ketinggian 10–20 meter di atas permukaan laut, jarang mengalami banjir karena aliran air dapat dialihkan dengan baik ke laut. Gianyar, yang terletak lebih ke pedalaman, juga memiliki risiko banjir yang minim karena topografinya yang lebih tinggi dan vegetasi yang masih terjaga.

Data dari BMKG menunjukkan bahwa curah hujan di Bali cenderung terdistribusi merata, dan banjir besar lebih sering terjadi di daerah pesisir selatan seperti Kuta. Namun, dengan pengelolaan tata ruang yang baik dan keberadaan hutan serta sawah sebagai daerah resapan, Gianyar menjadi pilihan menarik. Bali juga menawarkan gaya hidup yang kaya akan budaya dan pariwisata, dengan harga properti mulai dari Rp600 juta untuk rumah di pinggiran Denpasar hingga Rp3 miliar di kawasan premium.

Bandung Utara

Kawasan Bandung Utara, seperti Lembang dan Dago, merupakan pilihan lain untuk tempat tinggal bebas banjir. Terletak pada ketinggian 700–1.200 meter di atas permukaan laut, wilayah ini memiliki topografi perbukitan yang alami mengalirkan air hujan ke daerah yang lebih rendah. Menurut laporan dari Pemerintah Kota Bandung, banjir di Bandung lebih sering terjadi di daerah dataran rendah seperti Gedebage, bukan di kawasan utara.

Sistem drainase di Bandung Utara juga didukung oleh banyaknya ruang terbuka hijau dan hutan kota yang berfungsi sebagai daerah resapan air. Selain itu, Bandung Utara menawarkan iklim sejuk, udara bersih, dan akses mudah ke fasilitas perkotaan. Harga properti di Lembang cukup bervariasi, mulai dari Rp700 juta untuk rumah sederhana hingga Rp2,5 miliar untuk vila dengan pemandangan pegunungan.

Tips Memilih Lokasi Bebas Banjir

Untuk memastikan lokasi tempat tinggal bebas banjir, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan. Pertama, periksa riwayat banjir di daerah tersebut melalui sumber resmi seperti peta risiko bencana dari BNPB atau situs petabencana.id. Kedua, perhatikan topografi wilayah; daerah dataran tinggi atau bukit cenderung lebih aman dibandingkan dataran rendah dekat sungai. 

Ketiga, pastikan sistem drainase di daerah tersebut memadai, dengan saluran air yang terawat dan tidak tersumbat sampah. Keempat, konsultasikan dengan warga setempat untuk mendapatkan informasi langsung tentang kondisi lingkungan selama musim hujan. Terakhir, periksa kebijakan tata ruang pemerintah daerah untuk memastikan pembangunan infrastruktur mendukung pencegahan banjir.

Pentingnya Infrastruktur dan Tata Ruang

Infrastruktur drainase yang baik adalah kunci untuk menjaga daerah tetap bebas banjir. Daerah dengan saluran air yang terawat, gorong-gorong yang memadai, dan keberadaan ruang terbuka hijau cenderung lebih tahan terhadap genangan air. Selain itu, kebijakan tata ruang yang ketat, seperti larangan membangun di bantaran sungai atau daerah resapan air, sangat penting untuk mencegah banjir. Misalnya, di Yogyakarta dan Malang, pemerintah daerah aktif memelihara saluran irigasi dan mendorong penghijauan untuk menjaga ekosistem.