Ramalan Mega Tsunami di Jepang Juli 2025, Jadi Kenyataan?
- Pixabay
Lifestyle –Sebuah ramalan sempat menghebohkan media sosial yang menyebutkan akan terjadi bencana besar di Jepang yakni gempa dahsyat yang memicu mega tsunami pada Sabtu 5 Juli 2025 waktu setempat. Akibatnya, banyak wisatawan asing yang membatalkan perjalanan mereka ke Jepang karena takut ramalan tersebut menjadi kenyataan hingga berdampak pada industri pariwisata negara itu.
Pemerintah dan para ahli Jepang telah melangkah maju untuk membantah rumor tersebut, menekankan bahwa hal itu tidak memiliki dasar ilmiah.
Pada hari Sabtu kemarin, topik tentang ramalan tsunami besar di Jepang telah melonjak ke puncak pencarian yang sedang tren di media sosial Tiongkok. Banyak netizen menyatakan tidak terjadi apapun di Jepang seperti yang sebelumnya dikhawatirkan banyak orang.
"Tidak terjadi apa-apa di Jepang" menjadi topik tren nomor 1 di platform Weibo Tiongkok. Menurut pengguna Weibo, apa yang disebut sebagai "waktu kiamat" bagi Jepang—pukul 4:18 pagi pada tanggal 5 Juli—telah datang dan berlalu, dan selain gempa bumi kecil, tidak ada hal penting yang terjadi sejauh ini.
Menurut Badan Meteorologi Jepang, tercatat sebanyak 911 gempa bumi yang terasa di perairan dekat Kepulauan Tokara di Prefektur Kagoshima antara pukul 8 pagi pada tanggal 21 Juni 2025 hingga pukul 4 sore pada tanggal 2 Juli 2025. Pada tanggal 2 Juli 2025, Badan tersebut mengadakan konferensi pers darurat, yang menghimbau penduduk setempat untuk tetap waspada dan bersiap untuk mengungsi kapan saja.
Menurut Badan Meteorologi Tiongkok, topan ketiga tahun ini, "Mun," terbentuk di atas Samudra Pasifik barat laut pada tanggal 3 Juli 2025. Pusatnya terletak sekitar 1.150 kilometer di tenggara Tokyo, Jepang. Topan "Mun" diperkirakan akan bergerak ke utara hingga timur laut di atas perairan di sebelah timur Honshu, Jepang, dengan kecepatan sekitar 20 kilometer per jam, dengan intensitas yang meningkat secara bertahap.
Sementara itu, menurut Badan Meteorologi Jepang, suhu rata-rata di Jepang pada bulan Juni tahun ini 2,34C lebih tinggi dari suhu dasar, sehingga menjadikannya bulan Juni terpanas sejak pencatatan dimulai pada tahun 1898. Badan tersebut memperkirakan bahwa Jepang akan mengalami periode panas ekstrem yang berkepanjangan pada musim panas ini, dengan suhu tinggi diperkirakan akan bertahan hingga bulan September.