Sering Dikaitkan Hal Mistis, Begini Perayaan Satu Suro di Kota-Kota Besar
- Indonesia Kaya
Lifestyle –Malam Satu Suro, yang menandai pergantian tahun dalam kalender Jawa, adalah momen sakral yang kental dengan nuansa mistis dan budaya, bahkan di tengah hiruk-pikuk kota-kota besar Indonesia. Meskipun modernisasi telah mengubah gaya hidup masyarakat urban, tradisi malam Satu Suro tetap hidup di kota-kota seperti Yogyakarta, Surakarta (Solo), dan Surabaya, dengan ritual yang memadukan nilai spiritual, kejawen, dan warisan leluhur.
Dianggap sebagai waktu ketika dunia gaib dan nyata saling berdekatan, malam ini menawarkan pengalaman budaya yang menarik bagi wisatawan yang ingin menyelami kekayaan tradisi Jawa. Artikel ini akan mengulas bagaimana perayaan Satu Suro dilakukan di kota-kota besar, tradisi khas yang masih lestari, dan daya tariknya bagi wisatawan.
Makna Malam Satu Suro di Kota Besar
Malam Satu Suro di kota-kota besar tetap mempertahankan esensi spiritualnya, meskipun pelaksanaannya sering kali lebih terorganisasi dibandingkan di pedesaan. Masyarakat Jawa di perkotaan memandang malam ini sebagai waktu untuk introspeksi, menyucikan diri, dan menghormati leluhur.
Kepercayaan bahwa roh leluhur atau makhluk gaib lebih aktif pada malam Satu Suro masih dipegang kuat, meski di kalangan masyarakat urban, aspek mistis ini sering dipadukan dengan nilai-nilai modern, seperti kegiatan budaya atau wisata. Ritual-ritual seperti tirakatan, ziarah, dan jamasan pusaka tetap menjadi inti perayaan, menarik perhatian baik warga lokal maupun wisatawan.
Berbeda dengan desa-desa yang cenderung menggelar ritual secara komunal, di kota-kota besar, perayaan Satu Suro sering diinisiasi oleh institusi budaya seperti keraton atau komunitas adat, dengan dukungan pemerintah daerah untuk mempromosikan wisata budaya. Meski begitu, nuansa mistis tetap terasa, terutama karena cerita-cerita tentang penampakan atau kejadian gaib yang kerap dikaitkan dengan malam ini.
Perayaan Satu Suro di Yogyakarta
Yogyakarta, sebagai pusat budaya Jawa, menjadi salah satu kota besar yang merayakan malam Satu Suro dengan penuh khidmat. Tradisi Tapa Bisu Mubeng Beteng di Keraton Yogyakarta adalah ritual unggulan, di mana abdi dalem dan masyarakat mengelilingi benteng keraton tanpa bersuara sebagai bentuk meditasi dan doa untuk keselamatan.
Ritual ini dianggap mistis karena diyakini membuka hubungan spiritual dengan leluhur. Selain itu, jamasan pusaka, yaitu ritual mencuci benda-benda bersejarah seperti keris dan tombak, dilakukan untuk menjaga kekuatan spiritual pusaka tersebut. Wisatawan dapat menyaksikan prosesi ini di Keraton Yogyakarta atau mengunjungi Pantai Parangtritis untuk melihat ritual labuhan, yaitu persembahan sesaji kepada Nyai Roro Kidul, penguasa mistis Laut Selatan.
Perayaan Satu Suro di Surakarta (Solo)
Di Surakarta, malam Satu Suro identik dengan Kirab Kebo Bule, arak-arakan kerbau albino milik Keraton Kasunanan yang dianggap sakral. Ritual ini menarik ribuan warga dan wisatawan yang percaya bahwa mengikuti kirab dapat mendatangkan keberkahan dan menolak bala. Prosesi ini dimulai dari halaman keraton dan mengelilingi kota, diiringi musik gamelan yang menambah suasana khidmat.
Selain itu, ritual jamasan pusaka juga dilakukan di Keraton Surakarta, di mana benda-benda pusaka dicuci dengan air kembang untuk mempertahankan energi spiritualnya. Nuansa mistis terasa kuat karena kerbau bule dianggap memiliki hubungan dengan dunia gaib, menjadikan ritual ini salah satu daya tarik wisata budaya Solo.
Perayaan Satu Suro di Surabaya
Di Surabaya, perayaan malam Satu Suro lebih bersifat komunal dan sering dipadukan dengan kegiatan keagamaan. Banyak keluarga Jawa di kota ini menggelar tirakatan, yaitu doa bersama di rumah atau masjid untuk memohon keselamatan dan keberkahan. Beberapa komunitas budaya juga mengadakan ziarah ke makam tokoh penting, seperti Makam Sunan Ampel, salah satu wali songo, untuk berdoa dan merenungi nilai-nilai spiritual.
Meskipun Surabaya lebih modern, tradisi seperti menyantap jenang suran (bubur khusus Satu Suro) tetap dilakukan di kalangan masyarakat Jawa sebagai simbol penyucian diri. Ritual-ritual ini, meski sederhana, tetap mempertahankan aura mistis karena keyakinan akan kehadiran roh leluhur pada malam tersebut.
Daya Tarik Wisata Budaya
Perayaan malam Satu Suro di kota-kota besar menawarkan pengalaman budaya yang unik bagi wisatawan. Di Yogyakarta, wisatawan dapat mengikuti Tapa Bisu atau mengunjungi keraton untuk melihat jamasan pusaka, yang sering diadakan secara terbuka untuk umum. Di Solo, Kirab Kebo Bule menjadi atraksi visual yang memukau, dengan suasana malam yang penuh makna spiritual.
Di Surabaya, wisatawan dapat mengunjungi situs-situs bersejarah seperti Makam Sunan Ampel untuk merasakan suasana ziarah yang khidmat. Ketiga kota ini juga menawarkan kuliner khas Satu Suro, seperti jenang suran atau hidangan tradisional Jawa, yang dapat dinikmati di pasar malam atau acara budaya.
Bagi wisatawan, malam Satu Suro adalah kesempatan untuk memahami sinkretisme budaya Jawa yang memadukan nilai-nilai Islam, kejawen, dan kepercayaan lokal. Ritual-ritual ini sering didukung oleh pemerintah daerah sebagai bagian dari promosi wisata, sehingga informasi tentang jadwal dan lokasi mudah ditemukan melalui dinas pariwisata atau situs resmi keraton. Namun, pengunjung diimbau untuk menghormati tradisi, seperti berpakaian sopan dan tidak mengganggu jalannya ritual, terutama di tempat-tempat sakral.
Tips untuk Wisatawan
Untuk menikmati perayaan Satu Suro di kota-kota besar, wisatawan perlu mempersiapkan diri dengan baik. Di Yogyakarta, datanglah ke Keraton Yogyakarta pada sore hari untuk melihat persiapan Tapa Bisu atau jamasan pusaka. Di Solo, pastikan untuk tiba di Keraton Kasunanan sebelum kirab dimulai, biasanya setelah matahari terbenam.
Di Surabaya, kunjungi Makam Sunan Ampel atau ikuti tirakatan di komunitas lokal untuk merasakan suasana spiritual. Bawalah pakaian sopan dan nyaman, karena banyak ritual dilakukan di malam hari. Kamera diperbolehkan untuk mengabadikan momen, tetapi hindari penggunaan flash agar tidak mengganggu peserta ritual.
Mengunjungi kota-kota besar pada malam Satu Suro juga memberikan kesempatan untuk menikmati atraksi lain, seperti kuliner malam di Yogyakarta, pasar tradisional di Solo, atau wisata sejarah di Surabaya. Pemandu lokal atau tur budaya dapat membantu wisatawan memahami konteks ritual dan memastikan pengalaman yang aman dan bermakna.
Dengan perpaduan antara tradisi, nuansa mistis, dan keramahan kota besar, malam Satu Suro menjadi momen yang tak terlupakan bagi siapa saja yang ingin menjelajahi keunikan budaya Jawa.