Larangan Bicara Sembarangan di Curug Ciparay Tasikmalaya, Benarkah Bisa Sebabkan Kesurupan?

Ilustrasi air terjun
Sumber :
  • Pixabay

LifestyleCurug Ciparay, terletak di Desa Cidugaleun, Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, adalah destinasi wisata alam yang menawan dengan air terjun setinggi sekitar 30 meter. Dikelilingi hutan hijau dan bebatuan alami, curug ini menawarkan suasana sejuk yang cocok untuk melepas penat. Akses menuju lokasi relatif mudah, hanya berjarak sekitar 30 kilometer dari pusat kota Tasikmalaya, dengan jalur yang dapat dilalui kendaraan roda dua atau empat hingga area parkir. 

Namun, di balik pesonanya, Curug Ciparay menyimpan cerita mistis tentang larangan bicara sembarangan yang konon dapat menyebabkan kesurupan. Cerita ini telah menjadi perbincangan di kalangan wisatawan dan warga lokal, memicu pertanyaan: apakah ini hanya mitos atau ada fakta yang mendasarinya?

Mitos Larangan Bicara Sembarangan

Menurut kepercayaan masyarakat setempat, Curug Ciparay dianggap sebagai tempat sakral yang dijaga oleh makhluk gaib. Salah satu larangan yang sering ditekankan adalah tidak boleh berbicara sembarangan, seperti mengucapkan kata-kata kotor, mengejek, atau menyebut nama-nama tertentu yang dianggap tabu. 

Konon, melanggar larangan ini dapat mengundang kemarahan penunggu curug, yang kemudian menyebabkan pelaku mengalami kesurupan atau gangguan spiritual. Beberapa warga menceritakan pengalaman wisatawan yang tiba-tiba berperilaku aneh, seperti berteriak atau berjalan tanpa sadar, setelah melanggar aturan tersebut. Cerita serupa juga ditemukan di destinasi lain, seperti Curug Cibereum di Gunung Gede, di mana pelanggaran adat diyakini memicu fenomena gaib.

Makna Budaya dan Sejarah Lokal

Larangan bicara sembarangan di Curug Ciparay tidak lepas dari nilai budaya dan spiritual masyarakat Sunda di Tasikmalaya. Dalam tradisi Sunda, banyak tempat alami seperti air terjun, gunung, atau sungai dianggap memiliki “penunggu” atau roh leluhur yang harus dihormati. Curug Ciparay, menurut cerita turun-temurun, merupakan tempat bertapa tokoh spiritual di masa lampau, meskipun tidak ada catatan sejarah yang menyebutkan nama tokoh tertentu.