Fakta Patung Tau Tau Penjaga Makam Suku Toraja, Ternyata Bukan Buat Voodoo
- Wonderful Indonesia
Lifestyle –Tana Toraja, sebuah wilayah di Sulawesi Selatan yang terkenal dengan budaya dan tradisi uniknya, menyimpan salah satu warisan budaya yang memikat dunia: patung Tau Tau. Patung kayu ini, yang berdiri tegak di tebing-tebing batu atau gua pemakaman, sering disalahartikan sebagai benda mistis atau bahkan dikaitkan dengan praktik voodoo oleh sebagian orang.
Padahal, Tau Tau adalah simbol penghormatan mendalam masyarakat Toraja terhadap leluhur mereka, sarat dengan makna spiritual dan filosofis. Artikel ini mengungkap fakta-fakta menarik tentang Tau Tau, mulai dari sejarah, proses pembuatan, hingga peranannya dalam budaya dan pariwisata Tana Toraja, sekaligus meluruskan miskonsepsi yang kerap muncul.
Makna dan Filosofi Patung Tau Tau
Dalam bahasa Toraja, "Tau Tau" berarti "orang-orang kecil" atau "patung manusia." Patung ini dibuat sebagai representasi visual dari almarhum yang dimakamkan di gua atau tebing batu, yang merupakan tradisi pemakaman khas masyarakat Toraja. Menurut kepercayaan Aluk Todolo, agama leluhur Toraja, Tau Tau bukan sekadar patung, melainkan simbol kehadiran arwah leluhur yang terus menjaga keluarga dan komunitas yang masih hidup. Patung ini diyakini menghubungkan dunia manusia dengan alam roh, memastikan bahwa arwah almarhum tetap dihormati dan tidak mengganggu keturunan mereka.
Tau Tau biasanya dibuat hanya untuk keluarga bangsawan (Tana’ Bulaan) yang memiliki status sosial tinggi, karena proses pembuatan dan pemasangannya membutuhkan biaya besar. Patung ini diletakkan di balkon tebing pemakaman, seperti di Lemo atau Londa, menghadap ke arah desa untuk "mengawasi" keturunan mereka.
Berbeda dengan anggapan bahwa Tau Tau digunakan untuk praktik voodoo atau sihir, patung ini tidak memiliki fungsi magis untuk mengendalikan roh. Sebaliknya, Tau Tau adalah wujud penghormatan dan cara masyarakat Toraja menjaga hubungan spiritual dengan leluhur.