‘Santorini’ Indonesia Ini Viral, Suasananya Mirip Banget dengan Yunani!

Santorini
Sumber :
  • Pexels

Lifestyle –Fenomena destinasi wisata bertema internasional semakin marak di Indonesia. Salah satu yang kini ramai menjadi perbincangan di media sosial adalah deretan tempat wisata dengan nuansa ala Santorini, Yunani. Dengan dominasi warna putih dan biru, pemandangan laut, serta arsitektur bergaya Mediterania, beberapa destinasi di Indonesia berhasil mereplikasi atmosfer ikonik dari Pulau Santorini yang terkenal di Eropa. 

Wisatawan lokal kini tak perlu menempuh ribuan kilometer ke Yunani untuk mendapatkan suasana serupa, karena “Santorini” versi Indonesia bisa ditemukan di Labuan Bajo, Yogyakarta, dan Gunungkidul. Tempat-tempat ini bukan hanya menawarkan visual yang memanjakan mata, tetapi juga pengalaman estetik yang cocok untuk kebutuhan konten media sosial.

Lokasi yang Tengah Viral karena Suasana ala Santorini

Loccal Collection Hotel – Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur

Salah satu lokasi yang paling populer dengan julukan “Santorini-nya Indonesia” adalah Loccal Collection Hotel yang terletak di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Hotel butik ini menjadi viral karena tampilan arsitekturnya yang sangat mirip dengan Santorini: bangunan bercat putih yang berpadu dengan ornamen biru, jalanan sempit berundak, serta pemandangan laut lepas yang menghadap langsung ke pelabuhan.

Lokasinya berada di lereng bukit yang strategis, tidak jauh dari Bandara Komodo, menjadikannya sangat mudah diakses oleh wisatawan. Selain menawarkan panorama matahari terbenam yang luar biasa, Loccal Collection juga menyediakan fasilitas mewah seperti infinity pool, rooftop lounge, hingga spa bergaya gua. 

Banyak konten kreator di TikTok dan Instagram membagikan video menginap di sini dengan caption seperti, “Feels like Santorini without leaving Indonesia.” Harga menginap di hotel ini berkisar mulai dari Rp 1,2 juta per malam, sementara pengunjung yang hanya ingin menikmati suasana sunset dapat memesan paket akses terbatas dengan harga sekitar Rp 100 ribu.

Agrowisata Bhumi Merapi – Sleman, Yogyakarta

Tidak hanya di kawasan timur Indonesia, nuansa Santorini juga hadir di Yogyakarta, tepatnya di Agrowisata Bhumi Merapi, Sleman. Lokasi ini menghadirkan replika gang-gang sempit dengan cat putih biru khas Santorini, lengkap dengan sudut-sudut foto yang instagramable. Selain menjadi tempat favorit untuk berfoto, Bhumi Merapi juga menawarkan pengalaman edukatif bagi keluarga, termasuk kebun binatang mini dan berbagai kegiatan pertanian interaktif.

Dengan tiket masuk berkisar antara Rp 25 ribu hingga Rp 30 ribu, tempat ini cocok sebagai destinasi wisata keluarga yang menyenangkan. Keberadaan konsep tematik yang kuat menjadikan Bhumi Merapi sebagai salah satu destinasi dengan pertumbuhan pengunjung tertinggi di kawasan Kaliurang.

Jungwok Blue Ocean – Gunungkidul, Yogyakarta

Pantai Jungwok di Gunungkidul kini juga dilengkapi dengan area wisata bernama Jungwok Blue Ocean. Tempat ini menonjolkan bangunan dan fasilitas berwarna putih dan biru yang menghadap langsung ke laut lepas Samudra Hindia. Nuansanya sangat menyerupai kawasan tepi pantai di Santorini, lengkap dengan viewing deck untuk menikmati panorama laut, area kafe, dan tempat memancing.

Fasilitas di Jungwok Blue Ocean terus dikembangkan agar mampu melayani wisatawan dengan lebih baik. Tersedia area berkemah, tempat parkir luas, serta toilet umum yang terawat. Akses ke tempat ini cukup mudah dari kota Wonosari, dengan jalan beraspal hingga ke lokasi pantai.

Popularitas yang Melejit karena Media Sosial

Kepopuleran destinasi-destinasi bertema Santorini ini tidak lepas dari peran media sosial. Loccal Collection Hotel misalnya, menjadi viral di berbagai platform seperti TikTok dan Instagram. Banyak wisatawan asing bahkan mengira bahwa lokasi tersebut benar-benar berada di Yunani sebelum menyadari bahwa tempat itu berada di Indonesia. Unggahan foto dan video dengan latar belakang pemandangan biru-putih dan laut yang luas membuat tempat ini sangat digemari kalangan muda dan pemburu konten visual.

Media asing pun turut melirik tren ini. Salah satu media Australia sempat menyoroti Loccal Collection sebagai alternatif “budget Santorini” yang terletak tidak jauh dari Bali. Hal ini membuktikan bahwa branding visual destinasi wisata dapat meningkatkan daya tarik secara signifikan, tidak hanya bagi wisatawan domestik, tetapi juga internasional.

Daya Tarik Estetika dan Faktor Ekonomis

Alasan utama destinasi bertema Santorini begitu digemari di Indonesia adalah kombinasi antara estetika dan keterjangkauan. Warna putih dan biru menciptakan suasana menenangkan dan menyegarkan, cocok untuk fotografi dan video. Ditambah lagi, wisatawan tidak perlu mengeluarkan biaya tinggi seperti ke Eropa. Cukup dengan tiket pesawat domestik dan pengeluaran yang relatif terjangkau, pengalaman “Santorini” dapat dirasakan tanpa harus keluar negeri.

Fenomena ini juga sejalan dengan tren micro-tourism dan kebutuhan masyarakat akan tempat wisata yang estetik dan unik. Banyak destinasi kemudian menyesuaikan desain arsitektur dan fasilitasnya untuk menarik lebih banyak kunjungan melalui kekuatan visual.

Tips Berkunjung dan Itinerary Rekomendasi

Bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana Santorini versi Indonesia, disarankan untuk memesan akomodasi lebih awal, terutama pada musim liburan. Untuk Labuan Bajo, waktu terbaik adalah April hingga Oktober saat cuaca cerah dan laut tenang. Menginap 1–2 malam di Loccal Collection Hotel dapat menjadi pengalaman yang memadukan relaksasi dan eksplorasi, termasuk ke Pulau Komodo dan Pink Beach.

Untuk kawasan Yogyakarta, Bhumi Merapi dan Jungwok Blue Ocean bisa dikunjungi dalam satu rangkaian perjalanan harian dari kota. Disarankan datang pada hari kerja untuk menghindari keramaian, serta membawa perlengkapan pribadi dan tetap menjaga kebersihan tempat wisata.

Sementara itu, penting bagi wisatawan untuk tetap menjaga keberlanjutan lingkungan dan budaya lokal. Labuan Bajo misalnya, menghadapi tantangan sampah harian mencapai lebih dari 13 ton, yang sebagian besar merupakan sampah anorganik. Oleh karena itu, kolaborasi antara pengelola wisata, wisatawan, dan pemerintah daerah sangat penting untuk menjaga daya tarik dan kelestarian destinasi-destinasi ini.