5 Cara Guru Madrasah Tingkatkan Pendidikan Berkelanjutan untuk SDGs dan Keterampilan Siswa di Abad ke-21

Ilustrasi Mahasiswa
Sumber :

LifestylePendidikan berkelanjutan menjadi kunci untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan global, termasuk isu lingkungan dan keterampilan abad 21 seperti kreativitas dan pemecahan masalah. Di Indonesia, madrasah sebagai lembaga pendidikan berbasis keagamaan memiliki peran strategis dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya tujuan ke-4: pendidikan berkualitas

Kolaborasi antara Prodi Biologi FMIPA Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan Kanwil Kemenag DKI Jakarta melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (P2M) pada 23 Juli 2025 di MAN 2 Jakarta, Ciracas, menunjukkan komitmen nyata untuk meningkatkan kapasitas guru madrasah dalam menghadapi tantangan ini.

Kegiatan ini, yang diikuti 60 guru Madrasah Aliyah (MA) di Jakarta, menghadirkan pendekatan inovatif seperti pendidikan lingkungan, evaluasi literasi biologi, dan pembelajaran berbasis proyek STEAM. Dengan pelatihan ini, guru diajak untuk mengintegrasikan isu global ke dalam pembelajaran, menciptakan siswa yang tidak hanya kompeten secara akademik tetapi juga peduli lingkungan dan siap bersaing di era modern.

Berikut lima cara praktis bagi guru madrasah untuk meningkatkan pendidikan berkelanjutan, berdasarkan wawasan dari pelatihan tersebut, agar relevan dengan SDGs dan keterampilan abad 21.

1. Integrasikan Pendidikan Lingkungan Hidup

Pendidikan lingkungan hidup membantu siswa memahami isu seperti perubahan iklim dan keberlanjutan. Prof. Dr. Diana Vivanti, M.Si., menyarankan guru MA menggunakan studi kasus lokal, seperti pengelolaan sampah di Jakarta, dalam pelajaran biologi. 

Buat modul sederhana tentang daur ulang atau konservasi air, dan ajak siswa mengunjungi taman kota untuk observasi. Pendekatan ini mendukung SDGs tujuan ke-13 yakni aksi iklim dan meningkatkan kesadaran siswa.

2. Kembangkan Kreativitas

Dr. Rizhal Hendi Ristanto, M.Pd., menekankan pentingnya instrumen evaluasi yang merangsang kreativitas, seperti soal berbasis proyek atau kuis interaktif. Gunakan alat seperti Google Forms untuk membuat kuis tentang ekosistem atau biodiversitas. 

Latih siswa menganalisis data lingkungan secara kreatif. Misalnya membuat infografik tentang polusi. Ini mendukung keterampilan berpikir kritis abad 21.

3. Terapkan Eco Enzyme

Dra. Yulilina Retno Dewahrani, M.Biomed., memperkenalkan eco enzyme atau larutan berbahan organik untuk membersihkan lingkungan. Guru dapat melibatkan siswa membuat eco enzyme dari sisa buah untuk digunakan di sekolah. 

Program ini mendukung SDGs tujuan ke-12 yaitu konsumsi berkelanjutan dan menjadikan madrasah sebagai role model sekolah hijau. Mulailah dengan lokakarya sederhana di kelas.

4. Gunakan Pendekatan STEAM

Ilustrasi seminar di kalangan guru

Photo :
  • Istimewa

Dr. Supriyatin, M.S., merekomendasikan pendekatan STEAM atau Science, Technology, Engineering, Arts, Mathematics melalui Project-Based Learning (PjBL) pada materi sel. Ajak siswa membuat model sel 3D dari bahan daur ulang atau simulasi digital menggunakan Canva. Pendekatan ini meningkatkan kreativitas dan keterampilan kolaborasi, sejalan dengan SDGs tujuan ke-4 yaikni pendidikan berkualitas.

5. Adakan Diskusi Interaktif Berbasis Konteks Lokal

Sesi pelatihan menunjukkan bahwa diskusi interaktif berbasis studi kasus lokal, seperti polusi Sungai Ciliwung, meningkatkan keterlibatan siswa. Guru dapat mengadakan forum mingguan untuk membahas isu lingkungan atau bioteknologi, mengundang siswa berbagi solusi kreatif. Gunakan platform seperti Zoom untuk diskusi hybrid, memperkuat keterampilan komunikasi abad 21.

Melalui pendekatan seperti pendidikan lingkungan, evaluasi kreatif, eco enzyme, STEAM, dan diskusi interaktif, guru madrasah dapat meningkatkan pendidikan berkelanjutan yang mendukung SDGs dan keterampilan abad 21. Mulailah hari ini dengan mengintegrasikan satu ide, seperti lokakarya eco enzyme, dan wujudkan madrasah sebagai pusat inovasi pendidikan yang relevan dan berdampak!