Apakah 'Belajar Lewat YouTube' Efektif? Ini yang Harus Diketahui Orang Tua

Ilustrasi belajar dengan gadget
Sumber :
  • Pexels

Lifestyle –Di era digital seperti sekarang, YouTube telah menjadi salah satu platform yang paling sering diakses anak-anak untuk berbagai keperluan, termasuk belajar. Dari video pembelajaran matematika hingga eksperimen sains yang menarik, konten edukatif kini tersedia dalam jumlah melimpah dan dapat diakses secara gratis. 

Banyak orang tua memanfaatkan media ini sebagai bagian dari strategi pola asuh modern. Namun, pertanyaannya adalah: apakah belajar lewat YouTube benar-benar efektif? Artikel ini akan membahas secara komprehensif kelebihan, kekurangan, dan hal-hal yang perlu diperhatikan orang tua dalam mendampingi anak saat belajar melalui YouTube.

Pertumbuhan Konten Edukatif dan Perubahan Pola Belajar Anak

Seiring dengan berkembangnya teknologi, pola belajar anak juga mengalami pergeseran signifikan. Sebelum era digital, pembelajaran identik dengan buku teks, papan tulis, dan pengajaran langsung di kelas. Namun, kini anak-anak terbiasa menyerap informasi melalui video, animasi, dan media interaktif yang disajikan di berbagai platform digital, terutama YouTube.

Pandemi COVID-19 juga menjadi salah satu faktor pendorong meningkatnya penggunaan platform ini dalam dunia pendidikan. Sekolah daring mendorong orang tua untuk mencari alternatif sumber belajar tambahan, dan YouTube menjadi pilihan utama karena aksesnya yang mudah dan kontennya yang beragam. Ini tentu menjadi tantangan sekaligus peluang dalam pola asuh digital yang perlu dipahami dengan baik oleh para orang tua.

Kelebihan Belajar Lewat YouTube

Belajar lewat YouTube memiliki sejumlah keunggulan yang membuatnya disukai oleh anak-anak dan orang tua. Berikut adalah beberapa manfaat yang dapat diperoleh:

1. Visual dan Audio yang Menarik

Video pembelajaran di YouTube biasanya dikemas secara visual dengan warna, animasi, dan narasi audio yang menarik. Pendekatan multimodal ini membantu anak lebih mudah memahami dan mengingat materi. Anak usia dini, khususnya, sangat responsif terhadap rangsangan visual dan auditori, menjadikan video sebagai media pembelajaran yang efektif.

2. Akses Fleksibel

YouTube memungkinkan anak belajar kapan saja dan di mana saja, selama tersedia koneksi internet. Fleksibilitas ini memberikan kebebasan kepada orang tua untuk menyesuaikan jadwal belajar anak dengan rutinitas keluarga.

3. Beragam Konten

Konten edukatif di YouTube sangat beragam, mencakup mata pelajaran formal seperti matematika, bahasa, dan sains, hingga keterampilan hidup seperti memasak, berkebun, atau coding untuk anak. Variasi ini memungkinkan orang tua menyesuaikan pilihan konten dengan minat dan kebutuhan anak.

4. Tanpa Biaya

Sebagian besar konten edukatif di YouTube dapat diakses secara gratis. Ini merupakan keuntungan besar, terutama bagi keluarga yang memiliki keterbatasan dalam mengakses materi pendidikan berbayar.

Risiko dan Kekurangan Belajar Lewat YouTube

Meskipun memiliki banyak kelebihan, penggunaan YouTube sebagai media belajar juga memiliki beberapa risiko yang perlu dicermati oleh orang tua.

1. Paparan Konten yang Tidak Sesuai

Salah satu kekhawatiran terbesar dalam penggunaan YouTube adalah potensi anak terpapar konten yang tidak sesuai usia. Meskipun kontennya dimulai dengan tema edukatif, algoritma YouTube dapat merekomendasikan video lain yang tidak relevan atau bahkan berbahaya jika tidak diawasi dengan baik.

2. Kurangnya Interaksi Dua Arah

Belajar melalui video bersifat satu arah. Anak tidak dapat mengajukan pertanyaan atau mendapatkan klarifikasi secara langsung, berbeda dengan interaksi di kelas bersama guru atau teman sebaya. Hal ini dapat membatasi pemahaman mendalam terhadap materi.

3. Potensi Ketergantungan Layar

Waktu layar yang berlebihan dapat berdampak pada kesehatan fisik dan psikologis anak. Terlalu lama menatap layar dapat menyebabkan gangguan penglihatan, kurang tidur, dan berkurangnya aktivitas fisik. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengatur durasi penggunaan perangkat digital.

4. Kualitas Konten Bervariasi

Tidak semua konten edukatif di YouTube dibuat oleh ahli di bidang pendidikan. Beberapa video mungkin menyajikan informasi yang tidak akurat atau tidak sesuai dengan kurikulum. Hal ini menuntut peran aktif orang tua dalam mengevaluasi sumber konten sebelum diberikan kepada anak.

Tips untuk Orang Tua dalam Menerapkan Pola Asuh Digital

Agar penggunaan YouTube sebagai media belajar menjadi efektif, berikut beberapa langkah yang dapat diambil oleh orang tua:

1. Pilih Saluran Kredibel: Gunakan kanal edukatif yang telah dikenal luas dan memiliki reputasi baik, seperti kanal dari lembaga pendidikan atau tokoh pendidikan profesional.

2. Gunakan YouTube Kids atau Mode Aman: Fitur ini menyaring konten yang ditampilkan agar lebih sesuai dengan usia anak.

3. Dampingi Anak Saat Menonton: Kehadiran orang tua memungkinkan diskusi langsung setelah menonton dan memperkuat pemahaman anak.

4. Tetapkan Waktu Layar: Mengikuti rekomendasi dari WHO dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak sebaiknya tidak menghabiskan waktu layar lebih dari satu jam per hari untuk anak usia 2–5 tahun.

5. Gabungkan dengan Metode Belajar Lain: YouTube sebaiknya tidak menjadi satu-satunya sumber belajar. Kombinasikan dengan buku, aktivitas sensorik, permainan edukatif, dan kegiatan luar ruangan untuk mendukung perkembangan anak secara menyeluruh.