Sering Tak Disadari, Ini 8 Ucapan Orang Tua yang Bisa Menyakiti Anak
- Grok
Lifestyle – Mendidik anak bukan hanya soal memberi makan, menyekolahkan, atau menyediakan fasilitas. Cara Anda berbicara dan berinteraksi dengan anak juga berpengaruh besar terhadap pembentukan karakter dan kesehatan mental mereka.
Sayangnya, masih banyak orang tua yang tanpa sadar melontarkan kalimat-kalimat yang bisa menyakiti perasaan anak, bahkan membekas hingga dewasa.
Komunikasi yang buruk bisa menimbulkan luka psikologis yang sulit disembuhkan. Kata-kata yang dianggap sepele oleh orang dewasa, bagi anak bisa menjadi beban berat. Oleh karena itu, penting bagi setiap orang tua untuk lebih bijak dalam memilih ucapan.
Berikut adalah 8 kalimat yang tak boleh diucapkan pada anak, dan mengapa sebaiknya Anda menghindarinya.
1. “Kamu kok nggak seperti kakakmu?”
Membandingkan anak dengan saudara kandung atau anak lain bisa membuat anak merasa tidak cukup baik. Kalimat ini dapat menurunkan harga diri dan menimbulkan rasa iri atau kebencian antar saudara.
2. “Jangan nangis, lebay banget sih!”
Mengabaikan atau meremehkan perasaan anak membuat mereka belajar menekan emosi. Anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang sulit mengungkapkan perasaan atau malah menyimpan emosi negatif dalam jangka panjang.
3. “Makanya, dibilangin dari tadi!”
Alih-alih membantu anak belajar dari kesalahan, kalimat ini justru mengandung nada menyalahkan yang bisa membuat anak merasa takut berbuat salah. Ini bisa menghambat keberanian mereka untuk mencoba.
4. “Kamu selalu bikin Mama marah!”
Labeling negatif seperti ini bisa menempel dalam benak anak. Mereka akan merasa bahwa keberadaan mereka adalah sumber masalah, yang berisiko merusak hubungan emosional anak dengan orang tua.
5. “Cepetan, lama banget sih!”
Mendesak anak dengan nada tinggi bisa menimbulkan kecemasan. Anak bisa menjadi pribadi yang mudah panik dan merasa tidak pernah cukup baik, apalagi jika terbiasa ditekan soal waktu atau hasil.
6. “Anak nakal!”
Memberi label seperti “nakal” atau “bandel” tidak membantu anak memperbaiki sikap. Sebaliknya, anak akan mulai mempercayai label itu dan menyesuaikan perilakunya agar sesuai dengan persepsi tersebut.
7. “Udah, sana pergi!”
Menolak kehadiran anak saat mereka ingin dekat bisa merusak rasa aman mereka. Anak mungkin merasa tidak dicintai atau tidak penting, yang bisa berpengaruh pada kepercayaan dirinya.
8. “Kalau kamu nggak nurut, Mama tinggalin ya!”
Ancaman seperti ini bisa menimbulkan rasa takut dan ketidakpercayaan terhadap orang tua. Anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang cemas atau merasa dunia tidak aman karena takut ditinggalkan.
Menjadi orang tua adalah proses belajar seumur hidup, termasuk belajar mengendalikan kata-kata yang kita ucapkan setiap hari. Kalimat-kalimat yang tampaknya ringan ternyata bisa berbekas dalam waktu yang lama bagi seorang anak.
Sebaliknya, kata-kata yang penuh dukungan, kasih sayang, dan empati akan membentuk anak menjadi pribadi yang percaya diri dan stabil secara emosional.
Mulailah lebih peka dan bijak dalam berkomunikasi dengan anak. Karena pada akhirnya, ucapan Anda adalah pondasi dari cara anak mencintai dirinya dan dunia di sekitarnya.