Ubah Anak Kolokan Jadi Lebih Percaya Diri dengan 7 Afirmasi Harian Ini
- Freepik
Lifestyle – Setiap orang tua tentu ingin memiliki anak yang tumbuh kuat secara emosional dan mampu menghadapi berbagai tantangan hidup. Namun dalam prosesnya, banyak anak yang tanpa sadar dibesarkan dalam pola asuh yang membuat mereka bergantung, mudah mengeluh, atau terlalu sensitif terhadap tekanan.
Anak yang terlalu bergantung atau mudah menangis karena hal kecil sering kali disebut sebagai anak yang "kolokan".
Menghindari sikap kolokan bukan berarti menuntut anak menjadi keras atau tidak boleh menunjukkan emosi. Justru, orang tua bisa menanamkan kemandirian dan ketahanan mental sejak dini melalui cara-cara yang lembut namun efektif.
Salah satunya adalah dengan afirmasi positif, yaitu kalimat-kalimat sederhana yang bisa membentuk pola pikir dan karakter anak secara perlahan. Berikut ini tujuh afirmasi positif yang bisa Anda ucapkan secara rutin agar anak tidak tumbuh menjadi pribadi yang kolokan:
1. “Kamu bisa mencoba sendiri dulu, Ayah/Ibu percaya kamu bisa.”
Afirmasi ini menumbuhkan rasa percaya diri dan dorongan untuk mencoba tanpa bergantung sepenuhnya pada orang tua. Anak belajar bahwa ia dipercaya, dan itu menjadi kekuatan tersendiri.
2. “Tidak apa-apa kalau salah, dari situ kamu bisa belajar.”
Anak yang takut gagal cenderung mudah menyerah dan bergantung pada orang lain. Afirmasi ini membantu anak menerima kesalahan sebagai bagian dari proses belajar, bukan hal memalukan.
3. “Kamu anak yang kuat, kamu bisa mengatasi rasa sedih atau marahmu.”
Dengan kalimat ini, anak diajak mengenali dan mengelola emosinya sendiri. Ia diberi ruang untuk merasa, namun juga dibekali keyakinan bahwa ia mampu mengatasinya.
4. “Kalau ada masalah, kamu boleh cerita dan coba pikirkan solusinya bersama.”
Afirmasi ini menunjukkan bahwa orang tua hadir sebagai pendamping, bukan penyelamat. Anak diberi ruang untuk berpikir dan diajak belajar menyelesaikan masalah secara mandiri.
5. “Setiap orang pernah merasa takut atau khawatir, tapi kamu bisa berani meski pelan-pelan.”
Ajarkan bahwa rasa takut itu wajar, tapi bukan alasan untuk terus bersembunyi. Afirmasi ini membantu anak menumbuhkan keberanian yang tumbuh dari pengakuan emosinya, bukan dari penyangkalan.
6. “Ayah/Ibu bangga karena kamu berusaha sendiri, meskipun belum sempurna.”
Pujian yang fokus pada usaha, bukan hanya hasil, membuat anak bersemangat untuk mencoba. Ini juga menghindari mental instan atau mudah frustrasi jika tidak langsung berhasil.
7. “Kamu bisa jadi teman yang baik, sopan, dan bisa menjaga diri sendiri.”
Afirmasi ini menumbuhkan nilai tanggung jawab sosial dan kemandirian. Anak belajar bahwa ia mampu bersikap dewasa dalam pergaulan dan tidak selalu mengandalkan orang tua untuk membelanya.
Menerapkan afirmasi positif tidak cukup dilakukan sekali dua kali. Anda perlu konsisten mengucapkannya dalam suasana yang hangat dan penuh kasih sayang. Afirmasi ini bisa diulang setiap pagi, sebelum tidur, atau saat anak menghadapi tantangan kecil dalam kesehariannya.
Ingat, anak-anak belajar membentuk karakter dari lingkungan terdekatnya, terutama dari perkataan dan sikap orang tua. Dengan membiasakan afirmasi positif, Anda sedang menanam benih kekuatan mental dan kemandirian yang akan tumbuh seiring waktu. Anak pun akan lebih siap menghadapi dunia dengan kepercayaan diri, tanpa harus menjadi kolokan.