Bukan Karena Malas, Ini Alasan Anak Enggan Membaca dan Cara Mengatasinya

Ilustrasi ibu mengajari anak belajar
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle –Sebagian orang tua mungkin pernah merasa frustrasi saat anak mereka menolak untuk membaca. Padahal, sudah dibelikan banyak buku, bahkan dibuatkan rak khusus. Namun tetap saja, buku-buku itu berdebu dan nyaris tak pernah disentuh. Apakah anak malas? Belum tentu.

Menurut psikolog pendidikan anak asal Inggris, Dr. Louise Porter, anak-anak tidak dilahirkan dengan kegemaran membaca.

“Minat membaca bukan bawaan lahir. Ia tumbuh lewat pengalaman menyenangkan yang berkaitan dengan buku,” ujarnya dalam salah satu kuliah daring untuk Early Childhood Australia.

Dengan kata lain, bukan malas, anak hanya belum menemukan alasan untuk jatuh cinta pada membaca.

Kenapa Anak Tidak Suka Membaca? Ini Penyebab Psikologisnya

1. Buku Terlalu Sulit atau Tidak Sesuai Usia

Banyak orang tua yang memilih buku berdasarkan nilai edukatifnya, bukan dari sisi psikologis anak. Padahal, buku yang terlalu rumit bisa membuat anak merasa gagal dan kehilangan kepercayaan diri.

Porter menjelaskan bahwa, jika membaca terasa seperti ujian atau tugas berat, maka otak anak akan mengasosiasikannya dengan stres, bukan kesenangan.

2. Topiknya Tidak Menarik bagi Anak

Tidak semua anak suka fabel atau cerita pahlawan super. Beberapa mungkin lebih tertarik dengan dinosaurus, truk, atau cerita tentang kehidupan sehari-hari. Bila isi buku tidak sesuai minat anak, ia akan cepat bosan.

“Minat itu sangat personal. Kita tidak bisa memaksa anak membaca cerita yang tidak mereka anggap relevan atau menyenangkan,” tambah Porter.

3. Tekanan dari Orang Tua Membuat Anak Menolak

Ironisnya, makin sering orang tua memaksa anak untuk membaca, makin besar kemungkinan anak akan menolak. Sebab, membaca berubah menjadi kewajiban, bukan lagi kegiatan yang dinikmati. Porter menyarankan pendekatan yang lebih lembut.

“Berikan ruang pada anak untuk menjelajah buku dengan cara mereka sendiri. Tidak harus langsung membaca, mereka bisa mulai dari melihat gambar atau mendengarkan cerita,” kata dia

Strategi Praktis Agar Anak Suka Membaca Tanpa Paksaan

1. Mulai dari Buku Bergambar atau Buku dengan Banyak Ilustrasi

Buku dengan visual yang kuat sangat disukai anak-anak. Gambar membantu mereka memahami konteks cerita, sekaligus mengasah daya imajinasi.

“Buku bergambar membuka pintu bagi anak untuk masuk ke dunia literasi tanpa tekanan harus mengenal huruf terlebih dulu,” ujar Porter.

2. Gunakan Suara dan Ekspresi Saat Membacakan Cerita

Membaca keras dengan intonasi dramatis dan ekspresi wajah akan mengubah sesi membaca jadi momen seru. Anak pun lebih mudah memahami cerita dan terlibat secara emosional.

“Cerita yang dihidupkan lewat suara akan melekat lebih kuat di memori anak,” kata Porter.

3. Berikan Pilihan Buku dan Biarkan Anak Memilih Sendiri

Beri anak kebebasan untuk memilih buku yang mereka ingin baca, meski isinya hanya tentang mobil atau hewan ternak. Rasa memiliki akan mendorong mereka untuk lebih tertarik menjelajah isi buku.

“Penting bagi anak merasa bahwa membaca adalah keputusan mereka, bukan paksaan dari orang dewasa,” jelas Porter.

4. Jadikan Membaca Sebagai Kegiatan Bersama, Bukan Sendirian

Alih-alih menyuruh anak membaca sendiri di kamar, cobalah duduk bersama dan baca bergantian. Atau, bacakan cerita sebelum tidur.

“Kedekatan emosional saat membaca bersama memperkuat asosiasi positif terhadap buku,” terang Porter.

5. Tunjukkan Bahwa Orang Tua Juga Gemar Membaca

Anak belajar melalui observasi. Jika mereka melihat orang tuanya membaca buku atau koran secara rutin, anak pun akan menganggap membaca sebagai bagian dari kehidupan normal.

“Jangan harap anak suka membaca jika mereka tidak pernah melihat buku di tangan orang tuanya,” tegas Porter.

Hindari Kalimat Seperti Ini...

Tanpa disadari, ada beberapa kalimat yang justru membuat anak makin malas membaca:

  • “Kok kamu nggak baca buku, sih?”
  • “Kakak harus bisa baca kayak temen-temennya!”
  • “Kalau nggak baca, nanti bodoh lho.”

Kalimat-kalimat bernada membandingkan atau mengancam justru bisa merusak hubungan anak dengan buku. Dr. Porter menyarankan mengganti pendekatan negatif dengan undangan positif, misalnya:

  • “Mau dengar cerita seru tentang naga?”
  • “Ayo pilih buku yang gambarnya paling lucu!”