Baru Melahirkan Kok Jadi Pelupa? Ini Penjelasan Ilmiahnya Menurut Ahli!
- Pixaby
Lifestyle –Banyak ibu baru mengeluhkan hal yang sama, setelah melahirkan, mereka jadi sering lupa. Dari menaruh kunci rumah, lupa jawab pesan, hingga tak ingat agenda harian. Gejala ini kerap disebut sebagai momnesia atau baby brain kondisi mental yang membuat ibu merasa pelupa, mudah bingung, dan sulit fokus setelah punya anak. Tapi benarkah ini hanya mitos?
Menurut ahli neurosains asal Inggris, Dr. Sarah McKay, penulis buku The Women's Brain Book, momnesia bukan sekadar cerita ibu-ibu semata.
“Perubahan otak saat dan setelah kehamilan itu nyata dan bisa diukur. Jadi kalau kamu merasa jadi lebih pelupa, itu bukan salahmu, tapi memang otakmu sedang dalam masa adaptasi besar,” jelasnya.
Pertama mari pahami dulu ap aitu momnesia. Momnesia, atau pregnancy brain, merujuk pada gangguan memori jangka pendek yang sering dialami ibu hamil dan ibu baru.
Banyak yang mengalaminya sejak trimester akhir kehamilan dan terus berlanjut beberapa bulan hingga tahun setelah melahirkan.
Fenomena ini bukanlah bentuk gangguan kognitif serius. Namun, bisa memengaruhi kehidupan sehari-hari, seperti lupa jadwal vaksin bayi, kehilangan fokus saat bekerja, atau sulit mengingat hal-hal kecil yang dulu mudah dilakukan.
Perubahan Otak Selama dan Setelah Kehamilan
Dr. Sarah McKay menjelaskan bahwa selama kehamilan, terjadi perubahan besar pada struktur otak perempuan. Volume materi abu-abu bagian otak yang mengatur emosi, empati, dan relasi sosial justru menyusut. Tapi ini bukan hal buruk.
“Penyusutan tersebut justru membuat otak lebih efisien, lebih fokus pada kebutuhan sosial bayi, serta memperkuat ikatan ibu-anak,” kata McKay dalam wawancaranya dengan ABC Science Australia.
Penelitian juga menunjukkan bahwa:
- Korteks prefrontal (pengatur logika dan keputusan) berubah fungsinya untuk lebih tanggap pada tangisan atau kebutuhan bayi.
- Kadar hormon seperti oksitosin dan estrogen yang tinggi ikut mengatur ulang jalur sinapsis otak.
- Tidur yang terganggu dan stres pascamelahirkan turut melemahkan daya ingat jangka pendek.
Jadi, momnesia sebenarnya adalah adaptasi biologis agar ibu lebih responsif dan terkoneksi secara emosional dengan bayinya.
Kenapa Kita Merasa Jadi Pelupa Setelah Melahirkan?
Ada beberapa faktor utama yang memperkuat kesan “jadi pelupa” setelah melahirkan:
- Kurang tidur: Bangun tiap 2–3 jam untuk menyusui atau mengganti popok membuat otak sulit mengonsolidasikan memori.
- Beban mental tinggi: Seorang ibu sering harus memikirkan banyak hal sekaligus (jadwal menyusui, imunisasi, pekerjaan rumah, dan sebagainya).
- Perubahan hormon: Lonjakan dan penurunan hormon besar-besaran pasca persalinan mengubah jalur kognitif.
- Perhatian terfokus pada bayi: Otak secara otomatis lebih memprioritaskan informasi yang relevan dengan bayi, bukan hal-hal umum lainnya.
Menurut McKay, hal-hal yang biasa kita lakukan dengan mudah, seperti membuat daftar belanja atau mengingat jadwal meeting, menjadi lebih sulit karena otak kita sedang belajar hal baru menjadi seorang ibu.
Kapan Harus Khawatir?
Meski umumnya bersifat sementara dan tidak berbahaya, ada kalanya gangguan ingatan ini perlu diwaspadai, apalagi jika disertai gejala seperti:
- Sulit tidur meski bayi sudah tidur.
- Kehilangan minat pada aktivitas sehari-hari.
- Merasa cemas berlebihan, putus asa, atau menangis terus-menerus.
Bisa jadi ini bukan sekadar momnesia, tapi tanda depresi pascamelahirkan (postpartum depression). Segera konsultasikan ke profesional jika hal tersebut dirasakan.
Cara Mengatasi Momnesia Secara Sehat
Berikut beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk membantu mengurangi gejala momnesia:
- Tidur cukup (kalau bisa): Usahakan tidur saat bayi tidur. Kurang tidur adalah musuh utama memori.
- Tulis semua: Gunakan catatan di HP atau buku agenda untuk mencatat hal-hal penting.
- Rutin olahraga ringan: Jalan kaki pagi atau yoga ringan dapat membantu memperbaiki fungsi otak.
- Minta bantuan: Jangan ragu meminta dukungan pasangan atau keluarga untuk mengurangi beban.
- Jaga nutrisi: Otak butuh bahan bakar. Konsumsi makanan bergizi, terutama tinggi omega-3 dan vitamin B kompleks.
Sarah McKay menekankan pentingnya berempati pada diri sendiri.
“Menjadi ibu adalah proses besar, dan otak membutuhkan waktu untuk menyesuaikan. Jangan terlalu keras pada diri sendiri,” katanya.
Apakah Otak Akan Kembali Normal?
Menurut studi yang dipublikasikan di Nature Neuroscience (2016), perubahan otak setelah melahirkan bisa bertahan hingga dua tahun. Namun, perubahan itu bukan berarti negatif.
Justru sebagian besar ibu menunjukkan peningkatan kemampuan empati, pengambilan keputusan, hingga kewaspadaan. Artinya, otak memang berubah, tetapi untuk menjadi versi yang lebih siap menghadapi peran baru: menjadi seorang ibu.