Tangisan Bayi Bukan Sekadar Rewel, Ini Cara Memahami Arti Tangisannya
- Pixabay
Lifestyle –Bagi orang tua baru, tangisan bayi bisa menjadi sumber kebingungan, kecemasan, bahkan frustrasi. Apakah bayi lapar? Atau kedinginan? Atau hanya ingin digendong?
Faktanya, tangisan adalah cara utama bayi berkomunikasi. Mereka belum bisa mengutarakan keinginan dengan kata-kata, sehingga menangis menjadi satu-satunya sinyal yang bisa mereka kirim kepada dunia.
Namun, tahukah Anda bahwa tidak semua tangisan bayi itu sama? Setiap jenis tangis memiliki karakteristik tertentu yang dapat menunjukkan apa yang sedang dirasakan si kecil.
Mengenali arti tangisan bayi bisa membantu orang tua merespons lebih tepat, mengurangi stres, dan meningkatkan ikatan emosional dengan sang buah hati.
Salah satu pakar yang telah lama mendalami perilaku bayi dan cara menenangkannya adalah Dr. Harvey Karp, dokter anak asal Amerika Serikat dan penulis buku laris The Happiest Baby on the Block. Dr. Karp dikenal dengan metode “5S” yang terbukti efektif membantu orang tua menghadapi tangisan bayi, khususnya pada usia 0–3 bulan.
Jenis-Jenis Tangisan Bayi dan Artinya
Karp menekankan bahwa dengan pengamatan dan intuisi, orang tua bisa mengenali jenis-jenis tangisan berikut:
1. Tangisan karena lapar
Tangisan ini biasanya meningkat secara bertahap, dimulai dari suara lembut dan berirama menjadi semakin kuat dan mendesak. Bayi mungkin juga akan menunjukkan tanda-tanda mencari puting (rooting reflex) atau menjulurkan lidah.
2. Tangisan karena lelah
Tangisan akibat kelelahan cenderung terdengar seperti rengekan terus-menerus yang dibarengi dengan gerakan seperti menggosok mata, menguap, atau melengkungkan punggung.
3. Tangisan karena tidak nyaman
Tangisan ini terjadi saat bayi merasa popoknya basah, bajunya terlalu ketat, atau merasa kepanasan/kedinginan. Nada tangisannya bisa lebih melengking dan disertai gerakan menendang atau menggeliat.
4. Tangisan karena ingin digendong
Bayi juga menangis untuk mencari kedekatan dan kenyamanan dari pelukan orang tua. Tangisan ini biasanya berhenti segera setelah digendong atau dipeluk.
5. Tangisan karena sakit atau kolik
Tangisan ini paling menyayat hati, sering kali terdengar tinggi, menusuk, dan sulit ditenangkan. Bayi mungkin menekuk lutut ke arah perut, tanda klasik dari kolik atau sakit perut.
6. Tangisan karena overstimulasi
Jika bayi mendapat terlalu banyak rangsangan dari lingkungan (suara keras, cahaya terang, banyak orang), mereka bisa menangis sebagai bentuk kelelahan mental. Tangisannya bisa terdengar seperti merengek terus-menerus, dan bayi tampak gelisah.
Ciri-Ciri yang Membantu Membedakan Tangisan
Menurut Karp, penting bagi orang tua untuk tidak hanya fokus pada suara tangisan, tetapi juga bahasa tubuh dan konteks waktu:
- Nada tangisan: Tangisan lapar biasanya ritmis dan meningkat, sedangkan tangisan sakit cenderung tajam dan menusuk.
- Bahasa tubuh: Perhatikan isyarat seperti tangan mengepal, punggung melengkung, atau gerakan mencari payudara.
- Waktu tangisan: Jika bayi selalu menangis di jam-jam tertentu, misalnya sore hari, bisa jadi itu tangisan kolik atau overstimulasi.
Memperhatikan pola-pola ini akan membantu orang tua menjadi lebih peka dan responsif.
Panduan Praktis Menenangkan Bayi Berdasarkan Penyebab Tangisan
Dr. Harvey Karp menciptakan metode “5S” yang sangat populer dan efektif dalam menenangkan bayi yang menangis, terutama untuk bayi baru lahir. Kelima elemen tersebut adalah:
- Swaddle (membedong)
Membedong bayi dengan lembut menciptakan rasa nyaman seperti dalam rahim, membantu mengurangi gerakan reflek yang mengejutkan bayi. - Side or Stomach position (posisi miring atau tengkurap di lengan orang tua)
Menidurkan bayi dalam posisi ini (saat digendong) dapat membantu menenangkan sistem saraf mereka. Namun, bayi tetap harus tidur telentang saat ditaruh di tempat tidur. - Shush (mendesis)
Suara mendesis yang konstan meniru suara aliran darah dalam rahim. Anda bisa melakukannya sendiri atau menggunakan mesin white noise. - Swing (mengayun lembut)
Gerakan lembut ke atas-bawah atau depan-belakang bisa membuat bayi merasa seperti saat berada di rahim. - Suck (mengisap)
Mengisap jempol atau dot bisa menjadi alat penenang alami yang ampuh bagi bayi.
Karp menyebut bahwa kombinasi 5S bisa mengaktifkan ulang, refleks menenangkan pada bayi dan sangat membantu terutama saat menghadapi tangisan kolik.
Selain 5S, penting juga bagi orang tua untuk:
- Membuat rutinitas tidur dan makan yang teratur.
- Menciptakan suasana tenang sebelum tidur, seperti mematikan lampu terang, menggunakan suara white noise, atau menyanyikan lullaby.
Kapan Orang Tua Harus Waspada?
Meski sebagian besar tangisan adalah hal normal, ada kalanya tangisan bayi menjadi sinyal adanya gangguan kesehatan. Segera konsultasikan ke dokter jika:
- Tangisan berlangsung terus-menerus tanpa jeda lebih dari 3 jam.
- Disertai demam, muntah, diare, atau tubuh kaku.
- Bayi tampak sangat lesu atau justru menangis dengan tenaga habis-habisan.
- Anda merasa intuisi Anda mengatakan “ini bukan tangisan biasa.”
Karp menekankan bahwa orang tua perlu mempercayai nalurinya. Jika merasa ada yang tidak beres, lebih baik segera periksa ke dokter daripada menunggu terlalu lama.
Mengenali arti tangisan bayi memang membutuhkan waktu dan kesabaran. Namun, semakin Anda mengamati dan merespons dengan tepat, semakin kuat pula ikatan antara Anda dan si kecil. Tangisan bukan sekadar gangguan; itu adalah bahasa cinta, permintaan perhatian, dan cara bayi mempercayai dunia.
Sebagaimana disampaikan Harvey Karp, ketika bayi menangis, mereka tidak bermaksud merepotkan Anda. Mereka hanya sedang mengatakan ‘Aku butuh kamu.’ Saat Anda menjawabnya dengan kasih sayang, Anda sedang menanamkan rasa aman yang akan dibawanya sepanjang hidup.