7 Cara Membantu Anak Mengatasi Kesedihan dan Perubahan Pasca Perceraian
- Freepik
Lifestyle –Perceraian orang tua dapat memicu kesedihan, kebingungan, dan ketidakpastian pada anak, terutama saat mereka beradaptasi dengan perubahan besar dalam kehidupan keluarga. Anak mungkin mengalami emosi yang kompleks, mulai dari kemarahan hingga rasa kehilangan, yang memerlukan pendampingan sensitif dari orang tua.
Dengan pendekatan yang tepat, orang tua dapat membantu anak mengelola emosi mereka, membangun ketahanan, dan beradaptasi dengan kehidupan baru. Artikel ini menyajikan tujuh langkah penting untuk mendukung anak mengatasi kesedihan dan perubahan pasca perceraian, dengan penjelasan yang informatif dan berbasis pada prinsip parenting yang sehat.
1. Dengarkan dan Validasi Perasaan Anak
Anak perlu merasa didengar saat menghadapi kesedihan. Dorong mereka untuk mengungkapkan emosi tanpa takut dihakimi. Misalnya, katakan, “Wajar kalau kamu merasa sedih, dan aku di sini untuk mendengarkan.” Hindari meminimalkan perasaan mereka dengan frasa seperti “Semuanya akan baik-baik saja.” Validasi emosi mereka membantu anak merasa dipahami dan aman.
2. Jaga Komunikasi Terbuka dan Jujur
Berikan penjelasan sederhana tentang perubahan yang terjadi, sesuai dengan usia anak. Untuk anak kecil, katakan, “Ayah dan Ibu sekarang tinggal terpisah, tapi kami tetap sayang kamu.” Untuk remaja, berikan kejelasan tanpa detail yang tidak perlu, seperti, “Kami berpisah karena kami tidak bisa bersama lagi.” Dorong anak untuk bertanya dan jawab dengan jujur untuk membangun kepercayaan.
3. Pertahankan Rutinitas yang Konsisten
Perubahan akibat perceraian, seperti pindah rumah atau jadwal baru, dapat membuat anak merasa tidak stabil. Pertahankan rutinitas harian, seperti waktu makan, tidur, atau kegiatan sekolah, untuk memberikan rasa aman. Jika anak berpindah antara rumah kedua orang tua, pastikan ada konsistensi dalam aturan dasar, seperti jam belajar atau waktu layar.
4. Fasilitasi Ekspresi Emosi melalui Aktivitas Kreatif
Anak sering kali kesulitan mengungkapkan kesedihan secara verbal. Dorong mereka untuk mengekspresikan emosi melalui aktivitas seperti menggambar, menulis jurnal, atau bermain musik. Untuk anak kecil, bermain dengan boneka atau cerita dapat membantu mereka memproses perasaan. Aktivitas ini memberikan cara aman untuk melepaskan emosi yang terpendam.
5. Dukung Hubungan Anak dengan Kedua Orang Tua
Kecuali ada alasan keamanan, pastikan anak tetap memiliki akses ke kedua orang tua. Hindari menghalangi komunikasi atau menjelekkan mantan pasangan di depan anak, karena ini dapat memperburuk kesedihan mereka. Dorong interaksi positif, seperti panggilan telepon atau waktu berkualitas, untuk memperkuat ikatan anak dengan masing-masing orang tua.
6. Perhatikan Tanda-Tanda Kesulitan Emosional
Beberapa anak mungkin menunjukkan tanda-tanda kesulitan beradaptasi, seperti perubahan perilaku, menarik diri, atau penurunan prestasi akademik. Jika tanda-tanda ini berlangsung lama, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan psikolog anak. Terapi dapat membantu anak mengelola emosi dan mengembangkan strategi koping yang sehat.
7. Berikan Teladan dalam Mengelola Emosi
Anak belajar dari cara orang tua menghadapi tantangan. Tunjukkan cara mengelola emosi dengan sehat, seperti berbicara tentang perasaan atau mencari dukungan dari teman. Hindari konflik terbuka dengan mantan pasangan di depan anak. Dengan menjadi teladan, orang tua membantu anak membangun ketahanan emosional untuk menghadapi perubahan.