Benarkah Bayi Harus Dibedong Ketat Supaya Kakinya Lurus? Cek Faktanya!

Ilustrasi bayi dibedong
Sumber :
  • Freepik

Penelitian medis modern menunjukkan bahwa bedong ketat justru dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan bayi jika dilakukan secara tidak tepat. Salah satu risiko utama adalah developmental dysplasia of the hip (DDH), yaitu kelainan pada sendi panggul yang dapat menyebabkan dislokasi. 

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Pediatrics pada tahun 2016 menemukan bahwa bedong ketat yang membatasi gerakan kaki bayi meningkatkan risiko DDH, terutama jika kaki dipaksa lurus dan tidak diberi ruang untuk bergerak secara alami. American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan teknik bedong yang aman, yaitu membungkus tubuh bayi dengan nyaman tetapi tetap memberikan ruang bagi kaki untuk bergerak bebas.

Selain risiko DDH, bedong ketat juga dapat menyebabkan masalah lain, seperti overheating (kepanasan) atau kesulitan bernapas jika kain terlalu erat di sekitar dada. Studi lain dalam Journal of Perinatology (2017) juga mengaitkan bedong yang salah dengan peningkatan risiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS), terutama jika bayi diletakkan telungkup saat dibedong.

Manfaat Bedong yang Aman

Meski bedong ketat memiliki risiko, bedong yang dilakukan dengan benar tetap memiliki manfaat. Bedong dapat membantu bayi merasa aman dan nyaman, menyerupai kondisi di dalam rahim. Penelitian dari Journal of Obstetric, Gynecologic & Neonatal Nursing (2013) menunjukkan bahwa bedong yang longgar dan aman dapat mengurangi tangisan berlebihan, meningkatkan durasi tidur, dan membantu bayi menyesuaikan diri dengan lingkungan baru setelah lahir. Bedong juga dapat membantu menenangkan refleks kejut (startle reflex) yang sering membuat bayi terbangun.

Agar bedong bermanfaat dan aman, IDAI dan AAP merekomendasikan beberapa panduan berikut:

1. Gunakan Kain yang Sesuai: Pilih kain yang ringan, menyerap keringat, dan tidak terlalu tebal untuk mencegah kepanasan.