Perspektif Ulama dalam Parenting Modern, Mengapa Adab Harus Didahulukan Sebelum Ilmu?
- Freepik
Lifestyle –Dalam era parenting modern yang dipenuhi dengan berbagai pendekatan pendidikan, perspektif ulama menawarkan panduan berharga yang berlandaskan nilai-nilai Islam. Salah satu prinsip utama yang ditekankan oleh para ulama adalah pentingnya mendahulukan adab sebelum ilmu dalam mendidik anak. Prinsip ini berakar dari ajaran Rasulullah SAW, yang menegaskan bahwa akhlak mulia dan adab yang baik merupakan fondasi utama dalam pembentukan karakter seorang Muslim.
Di tengah tantangan zaman, seperti pengaruh teknologi dan budaya global, menanamkan adab sejak dini menjadi semakin krusial untuk memastikan anak tumbuh dengan integritas moral dan spiritual yang kuat. Artikel ini akan mengulas pandangan ulama tentang pentingnya adab dalam parenting modern serta cara menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pemahaman Adab Menurut Ulama
Menurut ulama, adab mencakup cara seseorang berinteraksi dengan Allah SWT, sesama manusia, dan lingkungan sekitar. Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin menjelaskan bahwa adab adalah cerminan keimanan seseorang, yang tercermin dalam sopan santun, kejujuran, dan rendah hati. Dalam konteks pendidikan anak, adab meliputi cara berbicara dengan orang tua, menghormati guru, menjaga amanah, dan mematuhi aturan agama.
Ulama seperti Ibnul Qayyim Al-Jauziyah juga menegaskan bahwa adab adalah pintu menuju ilmu yang bermanfaat, karena ilmu tanpa adab dapat membawa kesombongan dan kerugian. Dengan demikian, mendidik anak untuk memiliki adab yang baik adalah langkah awal untuk mempersiapkan mereka menjadi individu yang berakhlak mulia.
Mengapa Adab Didahulukan Sebelum Ilmu?
Para ulama menekankan bahwa adab harus didahulukan sebelum ilmu karena adab menjadi landasan bagi penerimaan dan pengamalan ilmu. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda, “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia” (HR. Ahmad). Hadis ini menunjukkan bahwa tujuan utama pendidikan dalam Islam adalah pembentukan akhlak, bukan sekadar penguasaan pengetahuan.
Ulama seperti Syaikh Utsaimin menjelaskan bahwa ilmu tanpa adab bagaikan senjata yang dapat disalahgunakan, sedangkan adab tanpa ilmu tetap membawa kebaikan meski terbatas. Anak yang memiliki adab akan lebih mudah menerima ilmu dengan rendah hati, menghormati guru, dan mengamalkan pengetahuan untuk kebaikan, sehingga ilmunya menjadi barakah.
Tantangan Parenting Modern dan Relevansi Adab
Dalam parenting modern, orang tua sering kali terfokus pada prestasi akademik anak, seperti nilai tinggi atau penguasaan teknologi, tanpa memberikan perhatian yang seimbang pada pembentukan adab. Paparan media sosial, misalnya, dapat memengaruhi anak untuk meniru perilaku tidak sopan atau gaya hidup yang bertentangan dengan nilai Islam.
Menurut Dr. Yusuf Qardhawi, salah satu ulama kontemporer, orang tua harus kembali pada ajaran Islam yang menekankan adab sebagai benteng moral anak. Dengan adab yang kuat, anak akan memiliki filter internal untuk memilih mana yang benar dan salah, terlepas dari pengaruh lingkungan. Oleh karena itu, menanamkan adab tetap relevan dan bahkan sangat penting di era digital ini.
Cara Menanamkan Adab Sejak Dini
Untuk menanamkan adab, orang tua perlu menjadi teladan utama. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa anak adalah penutup dari orang tuanya, sehingga perilaku orang tua sangat memengaruhi pembentukan karakter anak. Misalnya, orang tua yang berbicara dengan sopan, menjaga lisan dari ghibah, dan menghormati orang lain akan menjadi contoh nyata bagi anak.
Selain itu, ulama menganjurkan untuk mengajarkan adab melalui rutinitas sehari-hari, seperti mengucapkan salam, berdoa sebelum makan, dan menghormati waktu salat. Mengajak anak menghadiri majlis ilmu atau kegiatan keagamaan juga dapat membantu mereka belajar adab dari lingkungan yang positif.
Mengintegrasikan Adab dalam Pendidikan Formal
Pendidikan formal sering kali lebih menekankan pada aspek kognitif, tetapi orang tua dapat bekerja sama dengan sekolah untuk mengintegrasikan adab dalam proses belajar. Misalnya, guru dapat mengajarkan anak untuk menghormati teman sekelas, bekerja sama dalam kelompok, dan menghargai ilmu dengan cara yang sesuai dengan nilai Islam. Orang tua juga dapat memilih sekolah berbasis agama yang menjadikan adab sebagai bagian dari kurikulum, seperti pelajaran akhlak atau fiqh muamalah. Dengan demikian, anak tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter yang mulia.
Peran Komunitas dalam Membentuk Adab Anak
Komunitas memiliki peran besar dalam mendukung orang tua menanamkan adab pada anak. Ulama menyarankan agar anak dikenalkan pada lingkungan yang kondusif, seperti komunitas masjid atau kelompok belajar agama. Dalam kitab Tarbiyatul Aulad fil Islam, dikatakan bahwa lingkungan yang baik membantu anak menjaga adab dan iman. Orang tua dapat mengajak anak mengikuti kegiatan seperti pengajian anak, lomba adab, atau kegiatan sosial untuk melatih empati dan kepekaan terhadap orang lain. Dengan dukungan komunitas, anak akan lebih mudah menjalani adab sebagai bagian dari gaya hidup mereka.
Memanfaatkan Teknologi Secara Islami
Meskipun teknologi sering menjadi tantangan, orang tua dapat memanfaatkannya untuk menanamkan adab. Misalnya, orang tua dapat memilih konten digital yang mengajarkan nilai-nilai Islam, seperti video tentang kisah para nabi atau aplikasi yang mengajarkan adab sehari-hari. Selain itu, orang tua juga perlu mengajarkan adab digital, seperti tidak menyebarkan hoaks atau berkomentar negatif di media sosial. Dengan pendekatan ini, anak dapat menggunakan teknologi secara bertanggung jawab sambil menjaga akhlak mulia.