5 Makanan Khas Malang yang Cocok Jadi Oleh-oleh

Keripik Tempe
Sumber :
  • AI Gemini

Lifestyle – Kota Malang, yang kerap dijuluki sebagai Parijs van Oost-Java pada masa kolonial, bukan hanya memikat hati wisatawan dengan kesejukan udaranya dan panorama alam yang indah. 

Lebih dari itu, kota ini menyimpan kekayaan kuliner yang begitu beragam, mencerminkan perpaduan sempurna antara warisan tradisional dan inovasi gastronomi yang terus berkembang. 

Melampaui citra sebagai kota apel, Malang telah bertransformasi menjadi surga bagi para pencinta kuliner yang mencari camilan otentik dan bingkisan istimewa. Membawa pulang oleh-oleh dari Malang adalah ritual wajib yang melengkapi pengalaman perjalanan. 

Oleh-oleh bukan sekadar buah tangan, melainkan representasi dari cerita, kearifan lokal, dan kreativitas masyarakatnya. Berikut adalah lima pilihan makanan khas Malang yang sangat direkomendasikan untuk dibawa pulang, menjamin setiap gigitannya akan mengulang kembali memori manis dari kota ini.

1. Keripik Tempe: Ikon Kuliner dari Kampung Sanan

Keripik Tempe telah lama menjadi identitas kuat bagi Kota Malang, khususnya dari Kampung Sanan yang dikenal sebagai sentra produsen tempe terbesar. Makanan ringan ini menawarkan tekstur renyah yang sempurna dan cita rasa gurih yang khas, menjadikannya camilan yang disukai berbagai kalangan.

Sejarah dan Keunikan

Konon, ide pembuatan keripik tempe berawal dari inisiatif para pengrajin di Kampung Sanan untuk mengolah tempe yang tidak terjual habis agar tidak terbuang sia-sia. Inovasi cerdas ini menghasilkan keripik tempe yang kini menjadi produk unggulan. 

Tempe, bahan dasarnya, terbuat dari fermentasi kacang kedelai yang kaya akan protein nabati, serat pangan, serta berbagai vitamin dan mineral, menjadikannya pilihan camilan yang lezat sekaligus bergizi.

Tidak seperti tempe goreng biasa, keripik tempe diolah dengan irisan yang sangat tipis, dilapisi adonan tepung berbumbu rempah-rempah pilihan—termasuk ketumbar dan bawang putih—sebelum digoreng hingga kering dan renyah. 

Berbagai varian rasa modern, mulai dari pedas, keju, hingga barbeque, kini turut memperkaya pilihan, namun rasa originalnya tetap menjadi favorit abadi. Daya tahan yang relatif lama menjadikannya oleh-oleh yang praktis untuk perjalanan jauh.

2. Pia Cap Mangkok: Legenda Kue Kering Peninggalan Leluhur

Meskipun pia atau bakpia lebih dikenal sebagai kuliner dari Yogyakarta, Malang memiliki versinya sendiri yang legendaris: Pia Cap Mangkok. Makanan ini mewakili asimilasi budaya kuliner Tionghoa yang telah mengakar kuat di Indonesia.

Cita Rasa dan Inovasi

Didirikan sejak tahun 1959, Pia Cap Mangkok memulai perjalanannya dari produksi rumahan dengan resep warisan leluhur. Keistimewaannya terletak pada tekstur kulitnya yang flaky dan lebih renyah dibandingkan bakpia pada umumnya, serta isiannya yang lembut dan padat. Proses pembuatannya yang masih mengutamakan handmade (buatan tangan) satu per satu menjaga kualitas dan keautentikan rasa.

Awalnya hanya memiliki varian rasa kacang hijau, kini Pia Cap Mangkok telah berinovasi dengan beragam rasa yang diminati pasar, seperti cokelat, keju, durian, kopi, green tea, bahkan isian yang unik seperti tangkwee (manisan buah kundur). Pia ini sangat cocok dijadikan oleh-oleh karena kemasannya yang rapi dan elegan, serta memiliki masa simpan yang cukup baik.

3. Keripik Buah: Inovasi Pemanfaatan Hasil Bumi Lokal

Malang Raya, dengan kontur tanahnya yang subur, merupakan produsen aneka buah-buahan, termasuk apel, nangka, salak, hingga nanas. Kekayaan ini mendorong lahirnya inovasi kuliner berupa Keripik Buah, sebuah teknik pengolahan modern untuk mengawetkan dan menikmati buah dalam bentuk camilan renyah.

Teknik Pengolahan Vakum Frying

Keripik buah Malang diproduksi menggunakan metode penggorengan vakum (vacuum frying). Teknik ini memungkinkan buah digoreng pada suhu yang lebih rendah dan tekanan yang dikurangi. Hasilnya, kandungan gizi dan warna alami buah dapat dipertahankan secara maksimal, sementara teksturnya menjadi sangat renyah tanpa berminyak berlebihan.

Keripik Apel adalah varian yang paling ikonik, memanfaatkan buah apel Manalagi atau Rome Beauty yang terkenal di daerah Batu. Selain apel, keripik nangka, keripik salak, dan keripik nanas juga menjadi pilihan favorit. Keripik buah menawarkan cara baru menikmati buah-buahan lokal dan menjadi oleh-oleh sehat yang tahan lama.

4. Malang Strudel: Pastry Kekinian Berisi Apel Lokal

Malang Strudel adalah oleh-oleh "kekinian" yang muncul sebagai hasil adaptasi kuliner Eropa, khususnya strudel asal Austria, dengan sentuhan kearifan lokal Malang. Strudel sendiri adalah kue berlapis (pastry) yang diisi dengan buah-buahan.

Menghubungkan Lokal dan Global

Inisiatif menghadirkan Malang Strudel dimulai pada akhir tahun 2014, dengan tujuan mengangkat citra apel Malang ke tingkat yang lebih modern. Jika di Austria isiannya umum berupa apel dan kismis, Malang Strudel secara spesifik menggunakan apel lokal sebagai isian utama, menjadikannya signature product.

Adonan pastry yang berlapis menghasilkan tekstur renyah di luar dan lembut di dalam, berpadu harmonis dengan isian apel manis-asam yang kaya rasa. Inovasi terus dilakukan dengan menghadirkan varian rasa lain yang menyesuaikan musim panen buah-buahan lokal, seperti stroberi, pisang, bahkan nangka, sehingga selalu ada kejutan rasa baru bagi wisatawan yang berkunjung. Malang Strudel berhasil menjadi trendsetter oleh-oleh modern, menunjukkan bahwa produk lokal mampu bersaing dengan standar internasional.

5. Jenang Apel: Manisan Unik Penuh Serat

Sebagai kota yang identik dengan apel, Malang juga menawarkan olahan apel dalam bentuk Jenang Apel, yang secara tekstur menyerupai dodol. Jenang apel memberikan alternatif bagi wisatawan yang mencari oleh-oleh yang lebih tradisional dan legit.

Pengolahan dan Kandungan Gizi

Jenang apel dibuat dari sari pati buah apel yang diolah menjadi semacam bubur, kemudian dimasak bersama gula hingga mengental dan bertekstur kenyal-padat. Proses pembuatannya yang teliti menghasilkan jenang dengan perpaduan rasa manis dan sedikit asam khas apel, yang sangat memanjakan lidah.

Yang menarik, beberapa produsen menggunakan buah apel yang tidak laku dijual di pasaran karena tingkat kematangan atau grade yang kurang sempurna, sebagai bentuk pemanfaatan dan pengurangan limbah pangan. 

Jenang apel kaya akan serat alami yang berasal dari buah apel, sehingga meskipun manis, ia juga memiliki manfaat kesehatan. Jenang apel yang dikemas dalam bungkus-bungkus kecil menjadi pilihan oleh-oleh yang ringkas dan autentik, mencerminkan keragaman olahan apel di Malang.