Asam Urat Kambuh Setelah Idul Adha? Ini Kesalahan yang Sering Tak Disadari

Ilustrasi nyeri tangan karena asam urat
Sumber :
  • Freepik

LifestyleIdul Adha adalah momen penuh makna, bukan hanya ibadah dan berbagi, tapi juga waktu yang ditunggu-tunggu untuk berkumpul, memasak, dan menyantap daging kurban bersama keluarga.  Namun sayangnya, bagi sebagian orang, kenikmatan ini berujung pada rasa tak nyaman. Tak sedikit yang mengeluh sendi kaki terasa nyeri, jari tangan kaku saat bangun pagi, bahkan ada yang sampai sulit berjalan lantaran asam urat

Apakah ini hanya kebetulan? Ternyata tidak. Menurut banyak pakar kesehatan, kekambuhan asam urat pasca Idul Adha adalah pola yang berulang. Tapi bukan karena dagingnya semata, melainkan karena cara kita mengonsumsinya yang sering kali keliru.

Melalui artikel ini, kita akan mengupas tuntas kenapa asam urat sering kambuh setelah Idul Adha, kesalahan umum yang sering tak disadari, serta panduan agar bisa tetap menikmati momen tanpa harus tersiksa nyeri sendi.

Sebelum membahas lebih lanjut, pertama kita harus memahami apa itu asam urat dan mengapa bisa kambuh. Asam urat (uric acid) adalah zat alami hasil pemecahan purin, senyawa yang ditemukan dalam banyak makanan termasuk daging merah. Dalam kondisi normal, tubuh membuang asam urat melalui urin.

Namun, saat tubuh memproduksi terlalu banyak atau ginjal tidak membuang cukup asam urat, kadar dalam darah meningkat. Lama kelamaan, kristal asam urat menumpuk di sendi, menyebabkan peradangan, nyeri, dan pembengkakan—kondisi yang dikenal sebagai gout.

Menurut, seorang reumatolog dari Mayo Clinic, Dr. Scott T. Houghton menyebut asupan tinggi purin dalam waktu singkat, ditambah dehidrasi dan kurang aktivitas fisik, adalah kombinasi sempurna untuk menciptakan serangan gout yang menyakitkan.

Faktor risiko kambuhnya asam urat:

  • Konsumsi daging merah dan jeroan berlebihan
  • Kurang minum air putih
  • Konsumsi minuman manis tinggi fruktosa
  • Kelebihan berat badan
  • Riwayat gout atau kadar asam urat tinggi

Kandungan Daging Merah yang Harus Diwaspadai

Daging kambing, sapi, dan jeroan seperti hati atau limpa, merupakan sumber purin yang tinggi. Meskipun purin tidak berbahaya bagi semua orang, bagi penderita gout atau mereka dengan risiko tinggi, makanan tinggi purin bisa memicu lonjakan kadar asam urat.

“Masalahnya bukan pada daging merah itu sendiri, tetapi pada konteks konsumsinya. Ketika orang makan berlebihan tanpa keseimbangan nutrisi lain seperti serat dan air, maka risiko meningkat drastis,” kata ahli gizi dan pengajar di University of Connecticut, Prof. Nancy Rodriguez.

Sebagai catatan:

  • Daging kambing dan sapi ≈ 120–150 mg purin per 100 gram
  • Jeroan seperti hati atau otak bisa mengandung lebih dari 300 mg purin per 100 gram

Tips Aman Menikmati Daging Kurban Tanpa Kambuh Asam Urat

  1. Batasi konsumsi daging merah maksimal 150 gram per hari
  2. Perbanyak konsumsi sayuran rendah purin seperti bayam, timun, tomat
  3. Minum air putih minimal 2 liter per hari
  4. Olahraga ringan setelah makan (jalan kaki 15–30 menit)
  5. Hindari jeroan, kulit, dan santan pekat
  6. Masak dengan metode sehat: rebus, kukus, atau panggang tanpa minyak berlebih
  7. Jangan lupa minum obat asam urat jika memiliki riwayat
  8. Perbanyak buah seperti ceri, apel, stroberi yang terbukti membantu menurunkan kadar asam urat

Meski demikian, ahli reumatolog dari University of Chicago, Dr. Michael Becker menyatakan bahwa konsumsi daging boleh saja, asalkan dilakukan dengan kontrol porsi, hidrasi cukup, dan pola makan seimbang. Menurutnya hal yang berbahaya adalah kombinasi antara pesta makanan dan lupa pada kondisi medis.

Sementara itu, Dr. Choi, MD, PhD, dari Harvard Medical School, dalam penelitiannya menyebutkan bahwa orang yang minum air lebih dari 2 liter per hari memiliki risiko serangan gout 40 persen lebih rendah dibanding yang kurang hidrasi.

Segera temui dokter jika mengalami:

  • Nyeri hebat mendadak di malam hari
  • Sendi memerah, bengkak, dan panas
  • Tidak bisa berjalan karena nyeri
  • Demam ringan setelah nyeri sendi

Konsultasi dan pemeriksaan kadar asam urat (uric acid test) sangat dianjurkan, terutama jika sudah punya riwayat.