3 Hal Umum Ini Bikin Malu Pria Ketika di 'Atas Kasur'

Ilustrasi organ intim pria
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle –Diam-diam ternyata Pria sering memendam rasa malu, frustasi dan cemas terkait dengan aktivitas di atas ranjang. Seperti kita ketahui bahwa masih banyak orang beranggapan bahwa ’kejantanan’ pria diukur dari kehidupan di atas ranjangnya.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan perusahaan Bupa ini melibatkan 8.000 orang dewasa terungkap bahwa 1 dari 4 pria pernah mengalami masalah disfungsi ereksi, ejakulasi dini atau hilangnya gairah bercinta. Hal ini disebut-sebut memengaruhi emosi, mereka mengaku menjadi cemas, frustasi dan malu lantaran khawatir dinilai buruk. Sementara itu, dari penelitian itu juga diketahui bahwa hampir 1 dari 5 pria merasa bersalah, dan 15 persen lainnya mengaku hal ini menyebabkan pertengkaran dengan pasangan mereka.

Hal yang lebih mengkhawatirkan, hampir sepertiga pria mengaku membeli obat ’kuat’ dari internet atau dark web untuk menghindari rasa malu atau penilaian orang lain. Selain itu, satu dari lima pria lebih memilih mengakhiri hubungan daripada membicarakan masalah disfungsi seksualnya.

Studi ini juga menemukan bahwa pria muda berusia 25–34 tahun adalah kelompok yang paling mungkin memilih mengakhiri hubungan dibanding berbicara dengan pasangannya tentang masalah yang mereka alami.

Seorang advokat untuk penderita penyakit kronis yang bekerja sama dengan Bupa perusahaan yang menugaskan penelitian ini, Mesha Moinirad mengatakan bahwa untuk berbicara tentang disfungsi seksual sangat memalukan dan ada stigma besar yang melekat pada masalah ereksi bagi pria.

“Sebagai seseorang yang hidup dengan penyakit Crohn dan menggunakan kantong stoma, saya sudah terbiasa dengan topik-topik yang memalukan. Namun, di usia 20-an awal saya mengalami masalah fungsi seksual, dan itu membuat saya merasa sangat terisolasi dan depresi,” kata dia dikutip dari laman Dailystar, Jumat 3 Oktober 2025.

Ia mengakui bahwa sulit untuk tidak bisa memikirkan pekerjaan atau fokus pada hubungan. Dia juga khawatir masalah tiga hal itu akan memengaruhi kesuburannya, dan membuatnya merasa semakin terpuruk.

”Akhirnya, saya berbicara dengan tenaga medis, dan itu mengembalikan hidup saya. Saya tidak bisa cukup menekankan betapa pentingnya mencari bantuan dan berbicara tentang apa yang sedang Anda alami. Jangan memendamnya sendiri, karena itu hanya akan memperburuk keadaan,” kata dia.

Penelitian ini juga menemukan bahwa empat dari sepuluh pria menyalahkan kesehatan mental yang buruk dan stres sebagai penyebab disfungsi seksual mereka. Selain itu, kondisi kesehatan, masalah citra tubuh, dan pola makan yang buruk juga menjadi faktor.

Dr. James Stevenson, dokter senior di Bupa Health Clinics, mengatakan tidak mengejutkan jika disfungsi seksual pria saat ini menjadi krisis yang sunyi. Sebab kata dia pandangan kuno tentang bagaimana pria seharusnya bersikap membuat mereka enggan berbicara ketika mengalami masalah kesehatan, terutama terkait fungsi seksual mereka.

“Akibatnya, hal ini tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental mereka. Kita harus lebih mendorong pria untuk berbicara kepada orang lain tentang apa yang mereka alami dan mencari bantuan ketika diperlukan,” sambungnya.

Saran Dr. James Stevenson untuk Mereka yang Mengalami Masalah Ereksi:

1. Bersikap terbuka dan jujur

Banyak orang yang mengalami disfungsi seksual tidak pernah membicarakannya, dan hal ini dapat berdampak buruk pada kesehatan mental. Baik berbicara dengan pasangan, teman, atau tenaga medis, komunikasi bisa membantu mengurangi rasa terisolasi yang Anda rasakan, dan bisa jadi mereka pun pernah mengalami hal yang sama. Komunikasi sangat penting, karena memendam masalah hanya akan membuat perasaan semakin buruk.

2. Bangun kembali kedekatan dengan pasangan

Berhubungan dengan pasangan tanpa tekanan untuk mencapai hubungan seksual penetratif bisa membantu memperbaiki hubungan. Kedekatan bisa dibangun dengan berbagai cara seperti berpelukan, berciuman, pijat, atau menemukan cara baru untuk terhubung, misalnya lewat hobi bersama, percakapan yang bermakna, atau sekadar menghabiskan waktu berkualitas bersama. Penting untuk menjalani semua ini secara perlahan sampai Anda merasa nyaman kembali.

3. Lakukan perubahan gaya hidup

Disfungsi ereksi dapat berkaitan dengan tekanan darah tinggi, diabetes, obesitas, dan konsumsi alkohol berlebihan. Karena itu, perubahan gaya hidup dapat membantu. Berhentilah merokok dan kurangi konsumsi alkohol. Usahakan berolahraga selama 150 menit per minggu, dengan variasi latihan intensitas tinggi dan rendah.

Hal ini bisa membantu menurunkan berat badan bila Anda kelebihan berat badan. Hindari lemak jenuh dalam makanan dan tambahkan ikan, protein tanpa lemak seperti ayam, buah dan sayur, kacang-kacangan, biji-bijian, gandum utuh, serta minyak zaitun. Pastikan juga untuk mengurangi stres yang Anda alami.

4. Cari dukungan medis

Jika perubahan gaya hidup belum membantu, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter yang bisa mencari tahu penyebab utamanya. Mereka bisa melakukan pemeriksaan untuk kondisi kesehatan yang mendasari dan memberikan saran atau perawatan untuk membantu mengatasi masalah ereksi. Ada juga berbagai bentuk dukungan yang tersedia untuk menangani masalah kesehatan mental yang muncul akibat disfungsi seksual.