Ukuran Bukan Segalanya! Fakta Medis di Balik Prosedur Pembesaran Penis
- Freepik
Lifestyle –Belakangan ini, prosedur pembesaran penis atau penis enlargement semakin sering diperbincangkan. Di media sosial hingga klinik estetika, banyak promosi yang menjanjikan ukuran lebih besar, kepercayaan diri meningkat, bahkan kehidupan seksual yang lebih memuaskan. Dari filler hingga operasi, pilihan yang ditawarkan seolah makin beragam dan mudah diakses.
Namun, di balik tren yang terus naik ini, pertanyaan besar muncul apakah prosedur pembesaran penis benar-benar aman, efektif, dan layak dijalani? Artikel ini akan membahas jenis-jenis prosedur, sisi medis, dampak psikologis, risiko yang mungkin muncul, serta penjelasan dari seorang ahli untuk memberikan gambaran menyeluruh.
Jenis-Jenis Prosedur Pembesaran Penis
Ada beberapa metode yang saat ini banyak dipromosikan:
1. Injeksi filler
- Menggunakan asam hialuronat (HA), lemak tubuh sendiri, atau bahkan silikon ilegal.
- Biasanya ditujukan untuk menambah lingkar (girth), bukan panjang.
- Hasil dari filler HA umumnya sementara, sekitar 12–24 bulan.
- Memotong ligamen yang menempelkan penis ke tulang panggul agar terlihat lebih panjang.
- Kontroversial karena risikonya tinggi, hasilnya tidak selalu permanen, dan bisa memengaruhi ereksi.
3. Graft atau implan
- Memanfaatkan jaringan tubuh atau implan sintetis untuk menambah ukuran.
- Prosedur invasif dengan masa pemulihan panjang dan risiko komplikasi lebih serius.
4. Perangkat eksternal
- Seperti penile extenders atau pompa vakum.
- Klaim dapat memanjangkan penis, meski bukti ilmiahnya masih terbatas.
- Asosiasi Urologi Amerika (AUA) menegaskan bahwa banyak metode ini belum terbukti aman atau efektif, terutama injeksi lemak dan operasi ligamen.
Perspektif Medis: Manfaat dan Risiko
Dari sisi medis, memang ada beberapa studi yang menunjukkan hasil positif, tetapi tingkat keberhasilannya bervariasi. Misalnya, filler HA terbukti dapat menambah lingkar penis untuk sementara waktu. Namun, ada efek samping yang tidak bisa diabaikan.
Risiko umum:
- Infeksi
- Pembentukan nodul atau benjolan
- Jaringan parut
- Perdarahan di bawah kulit
- Asimetri
- Gangguan sensasi
- Disfungsi ereksi
- Dalam kasus tertentu, nekrosis jaringan
Risiko spesifik material:
- Lemak autologous sering mengalami resorpsi sehingga hasil tidak bertahan lama dan bisa tidak rata.
- Silikon non-medis berbahaya karena bisa menyebabkan komplikasi berat, termasuk deformitas permanen.
- Filler HA lebih aman, tapi tetap ada risiko perdarahan atau infeksi.
Sebuah tinjauan sistematis menyebutkan bahwa meski banyak pasien merasa puas dengan hasilnya, tingkat komplikasi tetap signifikan.
Dokter kulit bersertifikat, Dr. Hadley King menjelaskan risiko filler penis dengan merujuk pada penelitian medis .
“Sebuah studi 2021 yang diterbitkan di Asian Journal of Andrology yang mengikuti 230 pasien yang menjalani augmentasi penis dengan filler asam hialuronat menunjukkan 4,3 persen mengalami komplikasi seperti perdarahan subkutan, nodul, dan infeksi,” kata dia.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa meski filler dianggap salah satu metode yang lebih aman dibandingkan prosedur lain, tetap ada risiko medis yang nyata. Oleh karena itu, keputusan menjalani prosedur ini tidak boleh hanya berdasarkan keinginan estetika, tapi juga pemahaman menyeluruh tentang manfaat dan bahayanya.
Perspektif Psikologis: Harapan dan Realita
Banyak pria yang memilih menjalani prosedur ini karena alasan psikologis. Tekanan sosial, perbandingan dengan standar yang ditampilkan di film dewasa, serta mitos tentang ukuran penis ideal menjadi pemicu utama.
Namun, para psikolog menekankan bahwa rasa tidak puas terhadap ukuran penis sering kali lebih dipengaruhi oleh persepsi diri daripada fakta medis. Rata-rata ukuran penis normal sudah mencukupi fungsi seksual.
Masalahnya, bila harapan tidak realistis, pasien justru bisa merasa kecewa meski prosedur berhasil menambah ukuran. Hal ini dapat memicu masalah baru seperti kecemasan seksual, disfungsi ereksi psikogenik, hingga depresi.
Dalam beberapa kasus, konseling psikologis atau terapi pasangan lebih bermanfaat daripada tindakan medis.
Keamanan, Regulasi, dan Praktik Terbaik
Sejumlah organisasi medis menegaskan pentingnya kehati-hatian. Prosedur ini sebaiknya hanya dilakukan oleh dokter berlisensi dengan pengalaman di bidang urologi atau bedah rekonstruksi.
Bahaya terbesar datang dari klinik non-berizin dan produk ilegal. Misalnya, penggunaan filler silikon industri yang tidak disetujui medis. Banyak laporan pasien mengalami infeksi berat hingga deformitas permanen akibat prosedur abal-abal.
Karena itu, sebelum memutuskan, pasien wajib:
- Melakukan konsultasi mendalam dengan dokter.
- Memahami semua risiko dan kemungkinan komplikasi.
- Memastikan dokter memiliki sertifikasi resmi.
- Menghindari promosi berlebihan yang menjanjikan hasil instan.
Alternatif Non-Bedah
Tidak semua masalah terkait citra tubuh atau kepuasan seksual harus diselesaikan dengan pisau bedah atau jarum suntik. Beberapa pilihan yang lebih aman antara lain:
- Konseling psikologis untuk mengatasi kecemasan atau ketidakpuasan citra tubuh.
- Latihan dengan perangkat eksternal (misalnya extender) yang meski efeknya terbatas, relatif lebih aman bila digunakan sesuai aturan.
- Perbaikan gaya hidup: olahraga rutin, menjaga berat badan, dan mengelola kesehatan jantung terbukti dapat meningkatkan fungsi ereksi dan kepuasan seksual.