Gatal Tak Kunjung Hilang Meski Sudah Digaruk? Waspada Penyakit Autoimun

gatal psoriasis
Sumber :
  • Freepik

LifestyleBanyak orang menganggap gatal hanyalah masalah ringan yang bisa hilang dengan digaruk atau diberi salep. Padahal, gatal yang berlangsung terus-menerus dan tidak membaik meski sudah diobati bisa menjadi sinyal adanya masalah kesehatan serius.

Salah satunya adalah penyakit autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh justru menyerang jaringan sehat, termasuk kulit. Menurut profesor dermatologi di Icahn School of Medicine at Mount Sinai, Dr. Brian S. Kim, gatal kronis bukan hanya gejala kulit biasa.

”Dalam banyak kasus, gatal adalah ekspresi dari gangguan sistem imun yang mendalam,” kata dia.

Lantas Bagaimana Kaitan antara Gatal dengan Penyakit Autoimun?

Penyakit autoimun terjadi ketika sistem imun tubuh yang seharusnya melawan kuman, justru menyerang jaringan tubuh sendiri. Pada beberapa kasus, sistem imun menyerang kulit sehingga menimbulkan peradangan, ruam, dan rasa gatal berkepanjangan.

Dua kondisi autoimun yang paling sering dikaitkan dengan gatal adalah:

  • Psoriasis: kulit menebal, bersisik, dan menimbulkan rasa gatal atau nyeri.
  • Dermatitis Atopik (Eczema): kulit meradang, kering, dan gatal parah, sering kali memburuk pada malam hari.

Dr. Kim menjelaskan, dalam kondisi autoimun, gatal tidak selalu muncul karena ada rangsangan dari luar seperti gigitan serangga.

”Sering kali, rasa gatal muncul karena sistem imun sendiri mengirimkan sinyal berlebihan ke saraf kulit,” kata dia.

Gejala Gatal yang Perlu Diwaspadai

Tidak semua gatal berarti penyakit autoimun. Namun, ada beberapa tanda yang patut diwaspadai:

  • Gatal berlangsung lebih dari 6 minggu tanpa penyebab jelas.
  • Disertai ruam, kulit menebal, atau bercak merah bersisik.
  • Rasa gatal sangat parah hingga mengganggu tidur.
  • Obat antihistamin atau salep biasa tidak memberikan perbaikan.
  • Ada riwayat keluarga dengan psoriasis, eksim, atau penyakit autoimun lain.

“Jika gatal kronis membuat kualitas hidup menurun, misalnya sulit tidur atau memengaruhi kesehatan mental, maka saatnya mencari tahu penyebab lebih dalam,” kata Dr. Kim.

Mengapa Gatal pada Penyakit Autoimun Sulit Hilang?

Gatal pada penyakit autoimun sering kali sulit diatasi karena bukan sekadar masalah kulit permukaan. Ada faktor internal yang membuatnya menetap:

  1. Peradangan Sistemik
    Sistem imun terus menghasilkan zat peradangan yang memicu kulit mengirim sinyal gatal ke otak.
  2. Kerusakan Penghalang Kulit
    Pada dermatitis atopik, lapisan kulit melemah sehingga lebih mudah kehilangan kelembapan dan teriritasi.
  3. Gangguan Saraf Kulit
    Psoriasis dan eksim bisa mengubah sensitivitas saraf kulit, membuat rasa gatal semakin intens.

”Kita sekarang tahu bahwa saraf yang membawa sinyal gatal dan nyeri bisa tumpang tindih. Itu sebabnya gatal kronis bisa terasa sama menyiksanya dengan rasa sakit,” kata Dr.Kim menekankan.

Dampak Gatal Kronis pada Kesehatan Mental

Gatal yang tidak kunjung hilang bukan hanya membuat kulit rusak akibat garukan, tetapi juga berdampak besar pada kesehatan mental. Studi menunjukkan penderita psoriasis atau eksim memiliki risiko lebih tinggi mengalami depresi dan kecemasan.

Banyak pasien merasa frustasi karena siklusnya berulang, semakin digaruk, kulit semakin meradang, lalu rasa gatal semakin parah. Kondisi ini bisa menimbulkan rasa malu, menarik diri dari pergaulan, bahkan insomnia kronis.

“Gatal kronis adalah kondisi yang merampas kualitas hidup. Sama seperti nyeri kronis, pasien sering merasa tidak terlihat dan tidak dipahami, padahal beban yang mereka tanggung sangat nyata,” Dr. Kim menambahkan.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika rasa gatal berlangsung lama dan memenuhi beberapa kriteria berikut, segera periksakan diri ke dokter kulit atau imunologi:

  • Tidak hilang meski sudah menggunakan obat bebas.
  • Muncul bersama gejala lain seperti sendi nyeri, kelelahan ekstrem, atau rambut rontok (bisa mengarah ke autoimun sistemik).
  • Kulit mengalami luka terbuka akibat garukan.
  • Kualitas tidur dan aktivitas sehari-hari terganggu.

Diagnosis biasanya melibatkan pemeriksaan kulit, riwayat kesehatan, hingga tes darah untuk melihat tanda-tanda peradangan atau antibodi autoimun.

Cara Mengelola Gatal Akibat Penyakit Autoimun

Tidak ada obat instan untuk gatal kronis akibat autoimun, namun beberapa pendekatan bisa membantu:

  • Obat anti-inflamasi: seperti kortikosteroid topikal atau obat biologis untuk psoriasis.
  • Terapi pelembap intensif: menjaga kulit tetap lembap agar penghalang kulit lebih kuat.
  • Menghindari pemicu: misalnya stres, suhu ekstrem, atau alergen.
  • Pendekatan holistik: terapi cahaya, manajemen stres, hingga mindfulness untuk mengurangi beban mental.

Dr. Kim menekankan pentingnya terapi yang komprehensif. Dia menyebut mengobati gatal kronis membutuhkan kombinasi pendekatan medis, psikologis, dan perawatan kulit.

”Kita tidak bisa hanya fokus pada satu aspek,” kata dia.