Mitos dan Fakta Kanker Payudara: Kenapa Banyak Perempuan Takut Periksa?

Ilustrasi kanker payudara
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle – Di tengah kemajuan dunia medis, kanker payudara masih menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi perempuan di Indonesia. Data Global Cancer Observatory tahun 2022 mencatat bahwa kanker payudara menduduki peringkat pertama dengan jumlah kasus baru terbanyak, yakni 66.271 kasus atau sekitar 16,2% dari total 408.661 kasus kanker yang tercatat. Angka ini bukan hanya statistik, melainkan sebuah peringatan serius bahwa kesadaran masyarakat, khususnya perempuan, terhadap deteksi dini masih rendah.

Sayangnya, banyak pasien baru datang ke rumah sakit ketika kanker sudah memasuki stadium lanjut. Hal ini diperkuat oleh penjelasan Dr. Agus Jati Sunggoro, Sp.PD-KHOM, FINASIM—praktisi sekaligus dosen Ilmu Penyakit Dalam dan konsultan Hematologi-Onkologi Medik di Universitas Sebelas Maret. 

“Tingginya angka kematian tersebut tak bisa dilepaskan dari rendahnya angka deteksi dini, dan sistem kesehatan nasional yang belum sepenuhnya adaptif dan masih memiliki tantangan dalam menjangkau akar permasalahan secara menyeluruh," katanya.

Mengapa Perempuan Takut Periksa?

Ada beberapa alasan utama yang membuat perempuan menunda atau bahkan enggan melakukan pemeriksaan:

1. Rasa Takut

Banyak yang khawatir hasil pemeriksaan akan membawa kabar buruk. Padahal, semakin cepat kanker terdeteksi, peluang sembuh akan jauh lebih tinggi.

2. Rasa Malu

Pemeriksaan payudara sering kali dianggap tabu atau memalukan. Faktor budaya dan sosial masih menjadi penghalang besar di banyak daerah.

3. Kurangnya Pengetahuan

Masih ada anggapan bahwa kanker payudara hanya menyerang perempuan usia lanjut atau mereka yang punya riwayat keluarga. Faktanya, kanker ini bisa terjadi pada siapa saja, bahkan perempuan muda.

4. Akses dan Persepsi Biaya

Tidak sedikit yang berpikir pemeriksaan kanker membutuhkan biaya besar. Padahal, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah menyediakan program skrining gratis yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan.

Mitos dan Fakta Seputar Pemeriksaan Kanker Payudara

Mitos: Pemeriksaan hanya perlu dilakukan jika ada benjolan.

Fakta: Tidak semua kanker payudara muncul dengan gejala awal berupa benjolan. Deteksi medis bisa menemukan tanda-tanda sebelum terlihat secara kasat mata.

Mitos: Kanker payudara hanya menyerang orang yang punya keturunan penderita kanker.

Fakta: Memang faktor genetik berperan, tetapi gaya hidup, hormon, dan faktor lingkungan juga sangat berpengaruh.

Mitos: Skrining kanker payudara selalu mahal.

Fakta: Program skrining gratis sudah tersedia di berbagai fasilitas kesehatan, bahkan biayanya ditanggung penuh oleh BPJS Kesehatan.

Cara Mengatasi Rasa Takut

1. Edukasi Diri

Semakin banyak informasi yang kita miliki, semakin berkurang rasa takut akan hal yang tidak diketahui. Manfaatkan sumber resmi seperti Kemenkes, komunitas penyintas, atau seminar kesehatan.

2. Dukungan Sosial

Ajak teman, saudara, atau pasangan saat melakukan pemeriksaan. Kehadiran orang terdekat dapat mengurangi rasa cemas.

3. Berpikir Positif

Deteksi dini justru memberi peluang besar untuk sembuh. Lebih baik mengetahui lebih cepat daripada terlambat ketika kanker sudah berkembang ke stadium lanjut.

4. Manfaatkan Program yang Ada

Jangan ragu menggunakan layanan skrining gratis dari pemerintah. Ini adalah hak setiap warga negara untuk mendapatkan perlindungan kesehatan.

Membongkar mitos dan mengatasi ketakutan adalah langkah penting agar semakin banyak perempuan berani memeriksakan diri. Program pemerintah yang sudah tersedia harus disertai dengan kampanye edukatif dan dukungan sosial.

Seperti yang ditekankan Dr. Agus, program saja tidak cukup. Harus ada peningkatan kapasitas tenaga medis di layanan primer, distribusi pelatihan yang merata hingga ke pelosok, serta kampanye edukatif yang konsisten agar masyarakat memahami pentingnya deteksi dini.

Kanker payudara bukan vonis akhir. Dengan deteksi dini, akses informasi yang tepat, dan keberanian untuk melangkah, setiap perempuan bisa memiliki peluang lebih besar untuk sembuh dan menjalani hidup sehat.