Fakta Mengejutkan, Mulut Pria Justru Lebih Tajam Saat Gosip daripada Wanita!
- iStock
Dari sudut pandang psikologi evolusioner, pria berada dalam kompetisi sosial yang lebih terbuka. Mereka cenderung menggunakan cara-cara langsung untuk mendapatkan posisi dominan. Gosip negatif adalah salah satu senjata yang mereka gunakan.
Seorang psikolog sosial dengan socioanalytic theory-nya, Robert Hogan, menjelaskan bahwa reputasi adalah alat penting untuk bertahan dalam masyarakat. Gosip digunakan untuk memengaruhi reputasi orang lain agar posisi diri sendiri tetap aman atau bahkan naik.
Sementara itu, wanita lebih sering menggunakan gosip sebagai cara memperkuat ikatan sosial dengan sesama. Jadi meskipun keduanya sama-sama bergosip, tujuannya bisa berbeda.
Dampak Sosial dan Emosional
Pria yang terlalu sering bergosip negatif bisa mengalami dampak serius dalam jangka panjang.
- Merusak hubungan profesional: Di tempat kerja, gosip bisa membuat rekan kerja tidak percaya atau bahkan menjaga jarak.
- Menciptakan lingkungan beracun: Ketika gosip menyebar luas, tim atau kelompok bisa terpecah.
- Membentuk reputasi buruk: Orang yang dikenal suka menjatuhkan lewat gosip cenderung dipandang negatif, dan ini bisa memengaruhi karier maupun hubungan sosial mereka sendiri.
Janet Zinn juga mengingatkan bahwa gosip seringkali menjadi pelampiasan emosi bagi pria yang tidak terbiasa mengekspresikan perasaan secara terbuka.