Bukan Hanya Harga, Terungkap Alasan Masyarakat Indonesia Berobat ke Malaysia
- Isra Berlian
Lifestyle –Malaysia diketahui menjadi salah satu negara pilihan masyarakat Indonesia untuk berobat. Bahkan pada akhir tahun 2024 lalu setidaknya sudah 400 ribu orang Indonesia berobat ke Malaysia.
Director of The Lifestyle and Life Sciences Section MATRADE, Khairul Nizam Moonier mengungkap bahwa salah satu alasan utama orang Indonesia berobat ke Malaysia berkaitan dengan biaya.
"Biaya yang dikenakan oleh rumah sakit terutama rumah sakit swasta di Indonesia menurut banyak pasien asal Indonesia jauh lebih mahal dibandingkan dengan yang dikenakan di rumah sakit swasta di Malaysia. Harga selalu menjadi faktor yang menguntungkan, itulah sebabnya orang terus datang kembali," kata dia saat ditemui dalam acara International Healthcare Week di Malaysia International Trade Exhibition Center di Kuala Lumpur, Kamis 17 Juli 2025.
Khairul juga menyebut kualitas pelayanan rumah sakit di Malaysia juga tak kalah bersaing dengan negara tetangga, Singapura. Hal ini juga yang menjadi alasan dibalik banyak warga Indonesia berobat ke negeri Jiran tersebut. Belum lagi kemudahan untuk akses Kesehatan yang diberikan rumah sakit di Malaysia.
"Ini salah satu keunggulan medical tourism Malaysia, dari segi kualitas kami tidak terlalu berbeda dengan Singapura atau Bangkok. Bahkan banyak pasien asing terbang dari Medan atau Jakarta di pagi hari dan hasilnya bisa langsung mereka terima di hari yang sama," kata dia.
Selain itu juga, Malaysia dikenal sebagai negara yang ramah muslim. Mereka cukup concern dengan kebutuhan muslim yang datang untuk berobat ke negara mereka. Maka tak heran jika banyak negara-negara Arab datang berobat ke Malaysia.
"Selain orang Indonesia sebagai negara dengan jumlah pengunjung terbanyak yang datang untuk layanan kesehatan, setiap tahun kami menerima hamper 1000 ribu pasien muslim terutama dari negara-negara Arab. Di kalangan muslim di negara-negara Arab, Malaysia selalu dianggap sebagai negara ramah muslim di dunia karena fasilitas yang disediakan oleh pemerintah maupun sektor swasta," kata dia.
Pemerintah Indonesia Siapkan Perawata Kesehatan di Bali saingi Malaysia
Sementara itu akhir Juni 2025 lalu, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto meresmikan pusat layanan kesehatan dan estetika berstandar internasional. Hal ini ditandai dengan peresmian NgoerahSun Wellness & Aesthetic Center (NSWAC).
NSWAC merupakan fasilitas unggulan yang menghadirkan kombinasi layanan medis, wellness, dan estetika dalam satu gedung modern. Sebagai pionir pengembangan wisata medis di Indonesia, pusat ini menjawab kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan yang berkualitas, nyaman, dan berkelas dunia.
"Gedung ini adalah karya nyata dari Kementerian Kesehatan Indonesia. Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah bekerja keras," ujar Presiden Prabowo kala itu.
Presiden Prabowo juga menekankan pentingnya kehadiran fasilitas ini dalam meningkatkan daya saing Indonesia di sektor kesehatan dan pariwisata.
"Kehadiran NgoerahSun dengan fasilitas bagus dan layanan yang lengkap diharapkan bisa menjawab kebutuhan masyarakat terhadap layanan berkualitas serta memperkuat daya saing Indonesia dalam sektor pariwisata medis," tambahnya.
NSWAC merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Kesehatan RI dan Sun Healthcare International dari Korea Selatan. Model kerja sama ini diharapkan dapat menjadi rujukan pengembangan fasilitas serupa di berbagai daerah.
Pusat layanan ini menawarkan empat layanan Utama yakni Medical Check-Up, Dermaesthetic, Plastic Surgery, dan Aesthetic Dentistry. Seluruh layanan dirancang untuk memberikan pengalaman menyeluruh—bukan hanya penyembuhan, tapi juga ketenangan fisik dan emosional.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa filosofi Bali turut menjadi inspirasi utama dalam pengembangan NSWAC.
"Bali dikenal dunia bukan hanya karena alamnya yang indah, tapi juga budaya yang sangat kental mampu menghadirkan ketenangan jiwa, penyembuhan, dan harmoni," jelasnya.
Ia menambahkan dari semangat inilah RS Ngoerah Bali sebagai salah satu rumah sakit vertikal Kemenkes kami dorong untuk menjadi pusat unggulan wisata medis dan estetik Asia Pasifik.
Meski baru diresmikan, NSWAC telah beroperasi sejak Februari 2025 dan telah melayani 1.450 pasien—terdiri dari 250 WNA dan 1.200 WNI.
Respon Malaysia atas Wellness Center di Indonesia
Terkait dengan dibangunnya wellness center di Bali, Khairul mengungkap bahwa sah-sah saja jika sejumlah negara di ASEAN ingin mempromosikan industry atau bisnis medical tourism yang sama dengan Malaysia. Namun dia melihat bahwa sejumlah negara yang ingin mengadopsi wisata Kesehatan seperti di Malaysia masih belum memiliki strategi yang jelas.
"Salah satu keunggulan pariwisata kesehatan Malaysia adalah karena secara global kami dikenal sebagai negara yang ramah Muslim, dan untuk hal-hal yang berkaitan dengan halal atau layanan berkualitas lainnya, kami sudah siap dan telah membangun fondasi tersebut sejak lama. Jadi, ini adalah keunggulan kami," kata dia.
Khairul juga menyebut sah-sah saja jika Indonesia juga ingin mempromosikan wisata Kesehatan melalui wellness center yang baru-baru ini diresmikan di Bali. Dia juga menganggap bahwa hal ini bukan sebuah persaingan antar kedua negara.
"Jadi, jika Bali atau Indonesia mulai mempromosikan hal yang sama, itu tidak masalah. Justru lebih seperti saling melengkapi. Mungkin mereka bisa menarik wisatawan atau pasien untuk wisata medis dari bagian dunia lain mungkin dari Australia yang lebih dekat ke sana, atau Selandia Baru. Jadi, kami tidak melihatnya sebagai kompetitor, tetapi lebih sebagai pelengkap. Bukan persaingan, tapi saling melengkapi," kata dia.