Berkaca dari Luthfi Bima COC, Benarkah Belajar Jam 2 Pagi Lebih 'Nempel' di Otak? Begini Penjelasan Ilmiahnya

Ilustrasi belajar dini hari
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle – Program Clash of Champion (COC) Season 2 kembali menjadi sorotan publik tanah air. Bahkan sejak disiarkan perdana pada pekan lalu, program yang menyuguhkan kompetisi antar mahasiswa dari kampus-kampus bergengsi di dalam dan luar negeri ini terus menuai perbincangan hangat.

Tidak sedikit dari pengguna media sosial yang kagum akan kepintaran para peserta terutama dalam sesi Harmonic Math dalam episode pertama program tersebut. Dalam permainan ini, para peserta diberi tantangan untuk menyelesaikan operasi hitung. Menariknya dilakukan secara manual, tanpa alat bantu. 

Selain acara yang menarik, sosok kontestan dalam ajang tersebut juga tak kalah menarik perhatian publik. Salah satunya adalah sosok Luthfi, yang baru-baru ini mengungkap bagaimana kesehariannya dalam belajar. Dalam fitur QnA di akun Instagramnya belum lama ini, mahasiswa dari Universitas KAIST ini mengungkap bahwa waktu terbaik untuk belajar adalah pukul 02.00-05.00.

Fenomena belajar dini hari, khususnya sekitar pukul 2–3 pagi, memang sudah lama menjadi rahasia umum di kalangan pelajar, mahasiswa, hingga pekerja kreatif. Banyak yang percaya bahwa jam tersebut adalah waktu terbaik untuk menyerap informasi. Lantas benarkah demikian?

Dalam artikel ini, kita akan membongkar fakta di baliknya berdasarkan neurosains tidur, disertai penjelasan dari profesor psikologi dan ahli neuropsikologi dari University of Notre Dame, Dr. Jessica Payne.

Pertama mari bahas alasan kenapa banyak orang yang memilih untuk belajar di pukul 02.00-03.00 dini hari. Ternyata ada beberapa alasan umum kenapa orang memilih belajar dini hari mulai dari suasana yang hening dan minim gangguan, pikiran terasa lebih tenang karena tidak ada tekanan eksternal.

Selain itu alasan lainnya terkait dengan tidak ada distraksi dari notifikasi, orang rumah, atau kegiatan lain hingga alasan lainnya seperti beberapa orang merasa ide dan konsentrasi justru datang di jam ini. Namun di balik suasana sepi itu, ternyata ada proses unik yang terjadi dalam otak manusia terutama terkait gelombang otak, memori, dan fokus internal.

Secara biologis, waktu dini hari adalah periode ketika otak berada dalam transisi antara kantuk dan kesadaran penuh, terutama jika seseorang baru bangun tidur atau sedang menahan kantuk.

Dalam fase ini, otak memproduksi gelombang alpha dan theta, yaitu gelombang otak yang muncul saat kita dalam keadaan santai dan bebas distraksi (alpha) dan saat kita mulai mengantuk atau baru bangun (theta). Kedua jenis gelombang ini berperan penting dalam pemrosesan memori jangka panjang, kreativitas, dan penyerapan informasi baru.

Menurut Jessica Payne, otak manusia memiliki sistem yang secara otomatis akan menyimpan informasi penting saat kita mulai mengantuk atau menjelang tidur. Fenomena ini dikenal sebagai konsolidasi memori.

"Belajar menjelang tidur atau saat otak rileks bisa membantu informasi langsung masuk ke sistem penyimpanan jangka panjang," ujar Dr. Payne.

Saat kita belajar pada jam 2–3 pagi, terutama jika otak dalam keadaan tenang dan fokus, maka materi yang dipelajari akan diproses lebih cepat ke bagian otak yang menyimpan memori jangka panjang. Proses ini semakin optimal jika setelah belajar, kita langsung tidur atau istirahat.

Beberapa penelitian mendukung fenomena ini misalnya saja studi Dr. Payne menunjukkan bahwa orang yang belajar sebelum tidur mampu mengingat informasi lebih baik dibandingkan yang belajar siang hari. Selain itu, penelitian Harvard Medical School menemukan bahwa tidur setelah belajar justru membantu memperkuat hubungan antarkonsep yang kompleks bukan hanya hafalan biasa. Efek ini berlaku baik untuk pelajaran akademis seperti rumus, hafalan, maupun pemahaman mendalam seperti teori atau bahasa asing.

Di sisi lain, belajar jam 2 atau 3 pagi memiliki keunggulan psikologis tersendiri mulai dari:

  • Minim distraksi sensorik: tidak ada suara kendaraan, TV, atau notifikasi.

  • Minim tekanan sosial: kamu tidak harus menjawab chat, bicara dengan orang, atau multitasking.

  • Fokus internal meningkat: karena tidak banyak stimulus luar, otak lebih mudah mengunci perhatian pada satu hal.

Kondisi ini menciptakan deep focus, yaitu fokus mendalam yang sangat sulit dicapai di siang hari saat banyak gangguan.

Tapi Ingat, Efektif Hanya Jika Tidur Terpenuhi

Sayangnya, banyak yang salah paham: mereka belajar dini hari tanpa tidur yang cukup, yang justru bisa membuat otak tidak optimal bekerja.

Dr. Payne menegaskan, belajar dini hari hanya efektif jika tubuh tidak kelelahan. Otak yang kurang tidur akan sulit menyimpan informasi, lebih cepat lelah, dan mudah blank saat mengerjakan tugas atau ujian.

Idealnya, jika ingin belajar jam 2–3 pagi, lakukan salah satu dari dua strategi:

  1. Tidur lebih awal (misalnya pukul 8–9 malam), lalu bangun jam 2 pagi untuk belajar selama 1–1,5 jam, lalu tidur lagi.

  2. Tidur siang atau power nap sebelumnya agar tubuh tetap punya energi belajar malam.

Tips Belajar Efektif Jam 2–3 Pagi

Berikut tips dari Dr. Jessica Payne untuk memaksimalkan belajar dini hari:

  1. Tidur cukup sebelumnya – Belajar dini hari tanpa tidur = percuma.
  2. Pilih materi ringan atau review, bukan belajar baru dari nol.
  3. Gunakan pencahayaan lembut (lampu kuning), hindari cahaya biru dari layar.
  4. Batasi waktu belajar maksimal 1–1,5 jam agar tidak mengganggu sirkadian.
  5. Segera tidur setelah belajar agar otak langsung menyimpan informasi.
  6. Hindari konsumsi kafein malam hari, karena bisa mengganggu tidur setelahnya.

Di sisi lain, tidak semua orang cocok belajar jam 2–3 pagi. Namun waktu ini bisa sangat efektif jika:

  • Kamu tipe night owl atau merasa sulit fokus di siang hari

  • Kamu sedang persiapan ujian dan butuh suasana tenang

  • Kamu hanya perlu mengulang atau menghafal materi, bukan memahami dari nol

  • Kamu bisa mengatur ulang jam tidur agar tidak kekurangan istirahat