Pasar Kartu Kredit di Indonesia Masih Tinggi, Intip Startegi Fintech Gaet Nasabah Baru
- Freepik
Lifestyle – Kartu kredit sudah menjadi salah satu alat pembayaran yang banyak dipilih masyarakat modern. Selain praktis, kartu ini juga menawarkan berbagai keuntungan tambahan yang tidak bisa didapat dari pembayaran tunai.
Kartu kredit menjadi salah satu alat pembayaran favorit dalam berbagai kebutuhan sehari-hari. Mulai dari belanja online di marketplace atau toko digital hingga keperluan travel dan transportasi seperti membeli tiket pesawat, memesan hotel, atau menggunakan layanan taksi online, hingga membeli makanan.
Tidak hanya untuk kebutuhan harian, kartu kredit juga sering digunakan untuk membayar tagihan rutin bulanan seperti listrik, internet, air, hingga asuransi. Bahkan, membeli tiket konser hingga membayar langganan aplikasi streaming pun semakin praktis dengan kartu kredit.
Fleksibilitas pembayaran juga menjadi alasan utama karena pengguna bisa memilih untuk melunasi tagihan sekaligus atau mencicil sesuai kemampuan. Kartu kredit juga menawarkan kepraktisan kemudahan dan keamanan dalam bertransaksi jadi tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah besar.
Alasan lain orang memilih kartu kredit adalah setiap transaksi bisa menghasilkan poin reward, cashback, atau promo menarik yang membuat belanja lebih hemat. Lebih jauh lagi, penggunaan kartu kredit yang sehat dapat membantu membangun riwayat kredit yang baik, sesuatu yang sangat bermanfaat di masa depan ketika ingin mengajukan pinjaman atau produk keuangan lainnya.
Dari sisi penerbit kartu kredit, Indonesia menjadi pasar yang menarik mengingat jumlah penduduknya yang besar. Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri melaporkan jmlah penduduk Indonesia pada semester I-2025 sebanyak 286,6 juta jiwa dan hanya hanya 3 persen masyarakat yang memiliki kartu kredit.
Sebagai salah satu penerbit kartu kredit di tanah air, Honest, berambisi memperluas akses kredit bagi jutaan konsumen. Sebagai informasi, Honest meruakan satu-satunya fintech di Indonesia yang memiliki izin usaha penerbitan kartu kredit setelah mengakuisisi GE Finance Indonesia pada tahun 2022.
Honest menyelesaikan babak pendanaan yang mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) yang dipimpin oleh Orico. Total pendanaan ekuitas yang diraih mencapai US$100 juta atau Rp1.66 triliun (estimasi kurs Rp16.612 per dolar AS).
Babak pendanaan ini kembali diikuti sejumlah investor, yakni XYZ Venture Capital, SV Pacific Ventures, dan Village Global, serta partisipasi baru dari investor terkemuka asal Amerika Serikat termasuk Gilgamesh Ventures. Honest juga memperoleh fasilitas pinjaman US$40 juta atau Rp664.5 juta dari Mizuho Bank.
Dengan tambahan modal dan fasilitas pinjaman serta potensi pasar Indonesia yang sangat besar, Honest, bertekad memperkuat posisi sebagai penerbit kartu kredit. Berikut strategi Honest dalam menggaet nasabah baru.
Memperluas Segmen Produk
Ilustrasi Kartu Kredit
- Istimewa
Honest akan memperluas produk utama Honest Card ke segmen kartu kredit untuk nasabah perusahaan dan kartu kredit co-branded. Cara ini terinspirasi dari Nubank, Ramp, dan Imprint di Amerika Serikat (AS) tetapi dirancang khusus untuk Asia.
"Pasar kartu kredit Indonesia memiliki potensi masif dan Honest siap memimpin pertumbuhan ini dengan pendekatan inovatif," ujar President & Representative Director Orico, Makoto Umemiya, dikutip dari keterangan resmi pada Jumat, 3 Oktober 2025.
Makoto menyambut hangat kemitraan strategis dengan Honest. Di samping itu, pihaknya akan membantu Honest untuk merombak jasa keuangan bagi jutaan orang Indonesia sehingga bisa mencapai tujuan sebagai pemimpin pasar kartu kredit.
Orico merupakan salah satu penerbit kartu kredit terkemuka di Jepang sekaligua bagian dari unit pembiayaan konsumen Mizuho Financial Group, salah satu bank terbesar di dunia dengan aset triliunan dolar.
Proses Penerbitan Kartu Kredit Singkat
Strategi lain untuk memikat nasabah adalah menawarkan proses penerbitan yang lebih singkat. Honest dapat meluncurkan kartu kredit co-branded hanya dalam hitungan minggu dan menyetujui lebih dari 90 persen pemohon kartu kredit.
Umumnya, peluncuran kartu kredit co-branded lewat bank-bank konvensional sering kali membutuhkan waktu bertahun-tahun. Selain itu, biasanya hanya menyetujui kurang dari 5 persen.
Managing Partner XYZ Venture Capital, Ross Fubini, mengapresiasi langkah Honest menjawab masalah tersebut. XYZ Venture Capital adalah perusahaan dana ventura asal Silicon Valley dengan dana kelolaan miliaran dolar.
"Kami belum pernah menemukan layanan kartu kredit digital yang benar-benar digemari pelanggan dan Honest berhasil menjawab masalah yang tidak bisa diatasi bank konvensional," pungkas Fubini.