Baru Gajian? Simak 10 Cara Cerdas Mengatur Uang Biar Dompet Nggak Tipis di Awal Bulan

Ilustrasi rupiah
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle – Menerima gaji setiap bulan seharusnya menjadi momen yang menenangkan. Namun, tidak sedikit orang yang justru merasa khawatir karena uang yang baru saja diterima langsung habis dalam hitungan hari. 

 

Tanpa strategi keuangan yang tepat, gaji bulanan bisa menguap tanpa disadari, menyebabkan stres dan ketidakstabilan finansial yang berkepanjangan.

 

Mengelola gaji bukan hanya soal menabung, tetapi juga soal menyusun prioritas, mengendalikan pengeluaran, dan mencari peluang cuan dari dana yang dimiliki. Dengan kebiasaan finansial yang tepat, Anda tidak hanya bisa bertahan hingga akhir bulan, tetapi juga mulai membangun masa depan yang lebih stabil. 

 

Berikut 10 cara efektif untuk membantu Anda mengatur keuangan dan mengelola gaji agar tidak cepat habis.

 

1. Buat Anggaran Bulanan yang Realistis

 

Langkah pertama dalam mengelola gaji adalah menyusun anggaran bulanan. Catat semua pengeluaran rutin seperti kebutuhan pokok, transportasi, tagihan, hingga cicilan. Bandingkan dengan jumlah gaji Anda dan pastikan tidak melebihi pendapatan. Gunakan prinsip realistis agar Anda tidak merasa tertekan atau gagal di tengah jalan.

 

2. Gunakan Metode 50/30/20

 

Metode budgeting ini bisa menjadi panduan praktis: alokasikan 50% gaji untuk kebutuhan pokok, 30% untuk keinginan atau hiburan, dan 20% untuk tabungan atau investasi. Dengan cara ini, Anda bisa tetap menikmati hidup tanpa mengorbankan masa depan finansial Anda.

 

3. Pisahkan Rekening untuk Menabung

 

Agar tidak tergoda menggunakan seluruh gaji, pisahkan rekening untuk menabung atau investasi. Langkah ini memudahkan Anda untuk mengamankan sebagian uang sebelum habis untuk kebutuhan konsumtif. Lebih baik lagi jika rekening ini tidak Anda hubungkan ke aplikasi dompet digital.

 

4. Prioritaskan Kebutuhan, Bukan Keinginan

 

Sering kali gaji cepat habis karena Anda mendahulukan keinginan, bukan kebutuhan. Belanja impulsif bisa menjadi jebakan. Selalu tanya pada diri sendiri: apakah ini benar-benar perlu? Jika tidak, tahan dulu sampai Anda benar-benar mampu atau memiliki dana ekstra.

 

5. Bayar Tagihan dan Cicilan di Awal

 

Begitu gaji masuk, segera alokasikan untuk membayar tagihan rutin seperti listrik, air, internet, dan cicilan. Ini akan membantu Anda menghindari keterlambatan dan mengelola sisa uang dengan lebih tenang.

 

6. Sisihkan Dana Darurat Secara Rutin

 

Dana darurat sangat penting untuk menghadapi situasi tak terduga seperti sakit, kehilangan pekerjaan, atau kebutuhan mendesak lainnya. Meski sedikit, usahakan sisihkan sebagian gaji untuk dana darurat setiap bulan hingga mencapai minimal 3–6 kali pengeluaran bulanan Anda.

 

7. Kurangi Pengeluaran Tidak Penting

 

Evaluasi pengeluaran bulanan Anda. Jika Anda sering makan di luar, berlangganan layanan yang jarang dipakai, atau belanja online tanpa rencana, coba kurangi secara bertahap. Uang yang dihemat bisa Anda alokasikan untuk hal yang lebih produktif atau menambah cuan.

 

8. Catat Setiap Pengeluaran

 

Sering kali kita tidak sadar ke mana uang pergi. Mulailah mencatat setiap pengeluaran harian, sekecil apa pun itu. Ini membantu Anda mengenali pola konsumsi dan mengambil keputusan keuangan yang lebih bijak ke depannya.

 

9. Manfaatkan Promo dan Diskon dengan Cermat

 

Menghemat bukan berarti pelit. Jika memungkinkan, manfaatkan promo, diskon, atau cashback saat belanja kebutuhan bulanan. Namun, pastikan Anda tetap membeli sesuai kebutuhan, bukan karena tergiur iklan atau harga miring semata.

 

10. Cari Penghasilan Tambahan

 

Jika pengeluaran selalu melebihi gaji, mungkin sudah saatnya Anda mencari sumber penghasilan tambahan. Bisa dari freelance, menjual barang yang tidak terpakai, atau membangun bisnis kecil-kecilan. Dengan penghasilan ekstra, Anda bisa menabung lebih banyak atau mempercepat pencapaian tujuan finansial.

 

Mengelola gaji agar tidak habis di awal bulan memang butuh kedisiplinan dan strategi. Namun, dengan sepuluh langkah di atas, Anda bisa membentuk pola pengelolaan keuangan yang lebih sehat, terarah, dan berpotensi menghasilkan cuan. 

 

Ingat, stabilitas finansial bukan soal seberapa besar penghasilan Anda, tetapi seberapa bijak Anda mengelolanya.