Hindari Cekcok Soal Uang, Begini Cara Kelola Keuangan Rumah Tangga dengan Damai

Ilustrasi mengatur keuangan rumah tangga
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle – Uang kerap menjadi topik sensitif dalam rumah tangga. Perbedaan gaya hidup, penghasilan, atau cara mengelola keuangan sering kali memicu pertengkaran yang berlarut-larut. Jika tidak diselesaikan secara bijak, masalah ini bukan hanya mengganggu keharmonisan, tetapi juga berpotensi meretakkan hubungan, bahkan berujung pada perceraian.

Fakta ini diperkuat oleh sejumlah survei yang menunjukkan bahwa masalah finansial termasuk penyebab utama perceraian di berbagai negara, termasuk Indonesia. Beban utang, pengeluaran tidak terkendali, atau ketidakjelasan pembagian tanggung jawab finansial sering menjadi pemicunya.

Untuk itu, penting bagi pasangan untuk membangun kesepahaman sejak awal, mengatur strategi keuangan bersama, dan mengantisipasi potensi masalah sebelum membesar. Berikut beberapa kiat-kiat yang dapat dilakukan untuk mengatur keuangan rumah tangga supaya tidak terjadi cek-cok. 

1. Terbuka dan Jujur soal Kondisi Keuangan

Keterbukaan adalah pondasi utama. Baik pendapatan, utang, maupun kebiasaan belanja, semuanya harus dibicarakan secara transparan.

Menyembunyikan masalah keuangan, sekecil apa pun, dapat menimbulkan ketidakpercayaan. Buatlah kebiasaan rutin membahas kondisi finansial bersama, misalnya setiap awal bulan, agar kedua pihak memiliki pemahaman yang sama.

2. Tentukan Anggaran Bersama

Pasangan perlu menyusun anggaran bulanan yang realistis dan disepakati bersama. Anggaran ini harus mencakup kebutuhan pokok, cicilan, tabungan, dan dana hiburan. Dengan begitu, setiap pengeluaran memiliki batas yang jelas, sehingga kecil kemungkinan terjadinya pemborosan yang memicu konflik.

3. Pisahkan dan Gabungkan Dana Secara Proporsional

Tidak semua uang harus digabung. Sebagian pasangan memilih untuk memiliki rekening bersama untuk kebutuhan rumah tangga, sementara rekening pribadi digunakan untuk kebutuhan masing-masing. Skema ini membantu menjaga rasa kemandirian sekaligus memastikan kebutuhan keluarga tetap terpenuhi.

4. Buat Dana Darurat

Keadaan darurat seperti sakit, kehilangan pekerjaan, atau kerusakan aset dapat menguji kekuatan finansial rumah tangga. Memiliki dana darurat minimal tiga hingga enam bulan pengeluaran bulanan dapat mengurangi tekanan saat krisis terjadi, sehingga tidak menimbulkan pertengkaran tambahan.

5. Sepakati Prioritas Jangka Panjang

Diskusikan tujuan besar seperti membeli rumah, pendidikan anak, atau persiapan pensiun. Kesepakatan ini mencegah pengeluaran impulsif yang mengorbankan rencana jangka panjang. Pasangan juga bisa membuat jadwal evaluasi tahunan untuk memastikan rencana keuangan tetap sesuai jalur.

6. Kelola Utang dengan Bijak

Utang konsumtif sering menjadi sumber gesekan. Pastikan setiap pinjaman disepakati bersama dan digunakan untuk kebutuhan yang benar-benar penting. Buat rencana pembayaran yang jelas agar beban tidak menumpuk dan menimbulkan stres finansial.

7. Libatkan Pihak Ketiga jika Diperlukan

Jika konflik mulai sulit diatasi, mempertimbangkan jasa penasihat keuangan atau konselor pernikahan bisa menjadi langkah bijak. Pihak ketiga dapat memberikan perspektif objektif dan solusi yang mungkin tidak terpikirkan oleh pasangan.

Skema Pembagian Gaji

Pembagian gaji ideal dalam rumah tangga sebaiknya proporsional. Sekitar 40–50 persen dialokasikan untuk kebutuhan pokok seperti makan, transportasi, listrik, air, dan cicilan rumah. Lalu, 20–30 persen diarahkan ke tabungan dan investasi, termasuk dana darurat, tabungan pendidikan, dan investasi jangka panjang. 

Batas aman cicilan utang maksimal 20 persen dari pendapatan, sementara dana hiburan dan gaya hidup sebaiknya 10–15 persen. Jangan lupa, sisihkan 5–10 persen untuk dana sosial seperti donasi, zakat, atau membantu keluarga. Menjaga keseimbangan ini membantu keuangan rumah tangga tetap sehat.

Konflik keuangan dalam rumah tangga sering kali bermula dari kurangnya komunikasi, perbedaan prioritas, dan pengelolaan uang yang tidak terarah. Cara-cara di atas menjadi referensi bagi para pasangan sehingga mengurangi risiko pertengkaran bahkan perceraian.

Mengelola uang bersama bukan hanya soal angka. Ini soal membangun kepercayaan dan komitmen untuk masa depan yang lebih stabil.