5 Jurusan Kuliah Ini Sering Diremehkan, tapi Lulusannya Justru Diburu di Dunia Kerja

Ilustrasi wisuda
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle – Memilih jurusan kuliah bukanlah perkara mudah. Banyak calon mahasiswa yang bingung menentukan pilihan karena takut salah jurusan, salah karier, bahkan salah masa depan. Terlebih lagi, ada sejumlah jurusan yang sering dicap “gak jelas”, “kurang prospek”, atau “susah cari kerja” hanya karena tidak populer atau tidak terdengar teknis seperti jurusan-jurusan sains dan teknologi.

 

Namun, anggapan tersebut tidak selalu benar. Sejumlah jurusan kuliah yang kerap diremehkan justru menunjukkan performa luar biasa di pasar kerja global. Lulusan dari program studi ini dibekali kemampuan berpikir kritis, komunikasi efektif, serta pemahaman budaya dan sosial yang sangat dibutuhkan di berbagai sektor. Berikut lima jurusan kuliah yang patut Anda pertimbangkan meskipun sering dianggap sebelah mata.

 

1. Filsafat (Philosophy)

 

Banyak orang mengira jurusan filsafat hanya berisi diskusi teori tanpa aplikasi praktis. Padahal, lulusan filsafat justru dicari karena kemampuannya dalam berpikir logis, analitis, dan etis. Di tengah meningkatnya peran kecerdasan buatan (AI) dan tantangan etika digital, kemampuan berpikir kritis dan reflektif sangat dibutuhkan oleh perusahaan global, lembaga riset, hingga organisasi internasional.

 

Menurut data dari CNBC dan Business Insider, tingkat pengangguran lulusan filsafat hanya sekitar 3,2%, jauh lebih baik dibanding beberapa jurusan teknis. Bahkan, banyak alumni filsafat yang sukses di bidang hukum, kebijakan publik, komunikasi, dan teknologi.

 

2. Sejarah Seni (Art History)

 

Jurusan ini sering dianggap terlalu spesifik atau tidak aplikatif di dunia nyata. Namun, dalam era visual saat ini, keahlian dalam menganalisis gambar, budaya, dan konteks sejarah menjadi aset penting. Lulusan sejarah seni banyak bekerja di museum, galeri internasional, rumah lelang, industri kreatif, hingga perusahaan teknologi yang butuh pendekatan visual dan estetika.

 

Data dari New York Fed menunjukkan bahwa tingkat pengangguran jurusan ini hanya sekitar 3%, lebih rendah dibandingkan jurusan teknik komputer yang mencapai 7,5%. Artinya, peluang kerja terbuka luas, terutama jika dipadukan dengan keterampilan lain seperti digital marketing atau UX design.

 

3. Ilmu Gizi (Nutrition Sciences)

 

Meskipun terdengar seperti cabang kecil dari dunia kesehatan, jurusan ilmu gizi justru mengalami lonjakan kebutuhan secara global. Dalam laporan terbaru, bidang ini memiliki tingkat pengangguran hanya 0,4%, salah satu yang terendah dari semua jurusan.

 

Permintaan terhadap ahli gizi meningkat di rumah sakit, industri makanan, badan kesehatan dunia, hingga startup teknologi kesehatan. Jurusan ini juga relevan dengan gaya hidup modern yang menekankan kesehatan preventif, diet personal, dan sustainability.

 

4. Humaniora atau Ilmu Budaya (Liberal Arts and Humanities)

 

Jurusan ini sering kali dicemooh karena dianggap terlalu umum atau “tidak menghasilkan”. Namun, banyak perusahaan global kini mulai mencari talenta dengan latar belakang humaniora karena mereka terbukti mampu menghadapi kompleksitas sosial dan budaya.

 

Kemampuan komunikasi, berpikir kritis, dan analisis sosial membuat lulusan humaniora bisa bekerja di berbagai sektor seperti media, manajemen, diplomasi, hingga pengembangan kebijakan. Studi terbaru dari Times of India menyebutkan bahwa jurusan ini mulai menyaingi STEM dari sisi ketahanan pekerjaan di masa depan.

 

5. Antropologi dan Sosiologi (Anthropology and Sociology)

 

Stereotip terhadap jurusan ini adalah “susah cari kerja” atau “terlalu akademik”. Namun, di dunia global yang semakin terhubung, kebutuhan akan pemahaman sosial dan budaya semakin tinggi. Perusahaan multinasional, LSM internasional, hingga lembaga riset sosial mencari lulusan antropologi dan sosiologi untuk membantu pengembangan produk, riset pasar, CSR, dan kebijakan publik.

 

Meskipun tingkat pengangguran awal cukup tinggi, lulusan yang menambahkan keahlian teknis seperti statistik, data analysis, atau GIS bisa mendapatkan posisi strategis di pasar global.

 

Memilih jurusan kuliah seharusnya tidak hanya berdasarkan popularitas atau tekanan sosial, tetapi juga mempertimbangkan minat dan potensi jangka panjang. Lima jurusan di atas membuktikan bahwa yang sering dianggap “tidak menjanjikan” justru bisa membuka peluang luas di dunia kerja internasional.

 

Jika Anda tertarik dengan bidang yang mengasah soft skills, memahami manusia, dan menawarkan fleksibilitas karier, jangan ragu mempertimbangkan jurusan-jurusan ini. Di era yang semakin kompleks dan cepat berubah, justru lulusan dengan pendekatan multidisipliner dan berpikir kritis yang akan bertahan dan unggul.