10 Jurusan Kuliah Ini Paling Banyak Hasilkan Pengangguran

Ilustrasi menganggur
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle – Banyak calon mahasiswa memilih jurusan kuliah berdasarkan minat atau tren sesaat. Sayangnya, tidak semua pilihan tersebut berujung pada karier yang menjanjikan. Di tengah ketatnya persaingan kerja dan disrupsi teknologi, khususnya oleh kecerdasan buatan (AI), beberapa jurusan justru mengalami kelebihan lulusan yang tidak terserap pasar.

 

Laporan dari Federal Reserve Bank of New York dan Georgetown University Center on Education and the Workforce menunjukkan bahwa jurusan tertentu memiliki tingkat pengangguran lulusan yang relatif tinggi. Bahkan, banyak dari mereka yang bekerja di luar bidang studi atau hanya memperoleh pekerjaan bergaji rendah.

 

Berikut ini adalah 10 jurusan kuliah yang menurut berbagai sumber luar negeri memiliki tingkat pengangguran tinggi dan perlu dipertimbangkan ulang oleh calon mahasiswa.

 

1. Seni Rupa (Fine Arts)

 

Jurusan seni rupa dikenal menawarkan ekspresi kreatif, tetapi sayangnya prospek kerjanya terbatas. Menurut data NY Fed, tingkat pengangguran lulusan seni rupa mencapai 12,6%, tertinggi dibandingkan jurusan lain.

 

2. Sejarah

 

Meskipun penting untuk memahami masa lalu, jurusan sejarah mengalami kesulitan dalam penempatan kerja. Banyak lulusannya berakhir di pekerjaan administratif atau pendidikan dengan gaji rendah.

 

3. Studi Komunikasi dan Media

 

Jurusan ini semakin populer, namun pasar kerjanya sudah jenuh. Terlebih lagi, pekerjaan di bidang media kini mulai terdampak otomatisasi dan algoritma AI.

 

4. Antropologi dan Arkeologi

 

Jurusan ini memiliki daya tarik akademik tinggi, tetapi lapangan kerja yang tersedia sangat terbatas. Mayoritas lulusannya berakhir di bidang riset atau pendidikan dengan kompetisi ketat.

 

5. Filsafat dan Kajian Agama

 

Lulusan filsafat seringkali memiliki kemampuan berpikir kritis, namun tantangan utamanya adalah kurangnya industri yang secara langsung membutuhkan gelar ini.

 

6. Musik dan Seni Pertunjukan

 

Jurusan ini sangat tergantung pada bakat dan jaringan. Hanya sebagian kecil lulusan yang bisa hidup dari profesi di dunia musik atau pertunjukan, sementara sisanya berjuang mendapatkan pekerjaan tetap.

 

7. Sastra dan Bahasa Asing

 

Meskipun kemampuan bahasa sangat berguna, lulusan jurusan ini menghadapi keterbatasan dalam pekerjaan yang relevan. Banyak yang bekerja di bidang yang tak sesuai dengan bidang studi mereka.

 

8. Ilmu Politik

 

Banyak mahasiswa memilih ilmu politik dengan harapan masuk ke dunia pemerintahan atau hukum. Sayangnya, tanpa pendidikan lanjutan, prospek kerja hanya terbatas pada bidang administratif atau staf kampanye.

 

9. Pendidikan Seni dan Humaniora

 

Meskipun mulia, jurusan ini menghadapi tekanan dari pemangkasan anggaran pendidikan dan rendahnya minat masyarakat terhadap pelajaran seni. Akibatnya, peluang kerja makin sempit.

 

10. Studi Gender dan Kajian Budaya

 

Jurusan-jurusan interdisipliner seperti ini sedang naik daun, namun belum banyak perusahaan yang benar-benar membuka posisi khusus yang relevan dengan kompetensi lulusannya.

 

Mengapa Jurusan Ini Rentan Pengangguran?

 

Berdasarkan analisis Burning Glass Technologies dan The Hechinger Report, ada beberapa faktor utama:

 

- Tingkat keterampilan teknis rendah

Banyak dari jurusan ini tidak menekankan keterampilan digital atau teknis yang saat ini sangat dibutuhkan industri.

 

- Pasar kerja terbatas

Industri yang membutuhkan lulusan-lulusan tersebut relatif sempit, dengan permintaan tenaga kerja yang tidak sebanding dengan jumlah lulusan.

 

- Kurangnya koneksi langsung ke dunia kerja

Berbeda dengan jurusan STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics), jurusan-jurusan ini tidak selalu memiliki jalur karier yang jelas.

 

- Terdampak otomatisasi dan AI

Profesi-profesi berbasis konten, tulisan, dan administrasi menjadi target awal otomatisasi, sehingga persaingan makin ketat.

 

Apa yang Bisa Dilakukan?

 

Jika Anda tertarik dengan jurusan kuliah yang berisiko tinggi seperti di atas, bukan berarti Anda harus menghindarinya sama sekali. Namun, Anda perlu:

 

- Menambahkan keterampilan digital seperti coding, desain, atau analitik data

- Mengikuti program magang atau relawan sejak awal kuliah

- Membuka peluang kerja di luar negeri, terutama lewat kerja remote

- Melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi atau program interdisipliner

 

Memilih jurusan kuliah sebaiknya tidak hanya berdasarkan minat, tetapi juga mempertimbangkan tren pasar kerja jangka panjang. Kenyataan bahwa banyak lulusan dari jurusan tertentu yang menjadi pengangguran harus menjadi bahan evaluasi serius, terutama di era digital dan AI yang terus berkembang. 

 

Dengan strategi yang tepat, bahkan lulusan dari jurusan yang dianggap “kurang prospektif” sekalipun tetap bisa sukses dan relevan di dunia kerja modern.