Susah Cari Kerja di Era AI, Banyak Gen Z Kembali Ke 8 Profesi Jadul Ini
- Freepik
Lifestyle – Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan tren digital, banyak orang beranggapan bahwa generasi Z hanya tertarik pada pekerjaan berbasis teknologi, startup, atau media sosial. Namun, tren terbaru menunjukkan fenomena yang cukup menarik.
Alih-alih memburu pekerjaan serba digital, sebagian besar Gen Z justru mulai melirik profesi tradisional yang dulu kurang diminati.
Berbagai survei internasional menunjukkan bahwa Gen Z mulai banyak mencari lowongan kerja yang berakar dari keterampilan teknis dan pekerjaan fisik. Hal ini didorong oleh faktor pragmatis seperti tingginya biaya kuliah, ketidakpastian ekonomi global, hingga ancaman otomatisasi dan kecerdasan buatan (AI).
Tak heran jika profesi zaman dulu kembali populer, apalagi jika menawarkan kestabilan, penghasilan kompetitif, dan makna sosial. Berikut adalah sejumlah profesi klasik yang kini menjadi rebutan generasi Z saat mencari lowongan kerja:
1. Tukang Listrik dan Teknisi HVAC
Meski tergolong pekerjaan fisik, profesi ini menawarkan gaji yang menjanjikan dan relatif tahan terhadap otomatisasi. Banyak Gen Z di Amerika dan Eropa mengikuti pelatihan teknisi listrik dan sistem pemanas (HVAC), mengingat permintaan akan jasa ini terus meningkat. Tak hanya itu, pekerjaan ini kerap memberikan fleksibilitas jam kerja dan peluang membuka usaha sendiri.
2. Tukang Kayu dan Pengrajin
Seni pertukangan kembali populer di kalangan anak muda. Gen Z menyukai profesi ini karena bisa menghasilkan karya nyata, punya nilai estetika, dan memberi kebanggaan tersendiri. Di Inggris, pelatihan dan magang di bidang pertukangan mengalami lonjakan peminat, terutama sejak pandemi mendorong orang kembali menghargai barang buatan tangan.
3. Montir dan Mekanik
Di tengah gempuran kendaraan listrik dan teknologi otomotif canggih, kebutuhan akan montir justru meningkat. Gen Z melihat peluang besar di bidang ini, terutama bagi mereka yang lebih suka belajar langsung daripada melalui jalur akademik. Banyak dari mereka juga tertarik membuka bengkel sendiri setelah beberapa tahun bekerja.
4. Stonemason dan Pekerja Konservasi Bangunan
Profesi ini sempat dianggap kuno, tetapi kini kembali dilirik karena menyangkut pelestarian warisan budaya dan sejarah. Di Inggris, jumlah peserta magang stonemason naik pesat dalam dua tahun terakhir. Gen Z merasa profesi ini tidak hanya bernilai ekonomi, tapi juga memiliki kontribusi sosial yang signifikan.
5. Forester dan Pekerja Lingkungan
Kesadaran akan isu lingkungan hidup membuat banyak Gen Z tertarik menjadi penjaga hutan (forester), konservator alam, atau petugas lapangan di bidang ekologi. Pekerjaan ini memberi mereka kesempatan bekerja di alam terbuka, sambil berkontribusi menjaga kelestarian planet.
6. Petani Modern dan Urban Farming
Profesi petani kini tidak lagi dipandang sebelah mata. Gen Z menghidupkan kembali dunia pertanian dengan pendekatan teknologi, seperti hidroponik dan pertanian kota. Banyak startup pertanian lahir dari tangan Gen Z yang ingin menghadirkan solusi pangan berkelanjutan di tengah kota besar.
7. Pengrajin Kuliner Tradisional
Mulai dari pembuat roti artisan, pembuat keju lokal, hingga tukang kopi manual, Gen Z menunjukkan ketertarikan besar pada kerajinan makanan dan minuman. Profesi ini dianggap menawarkan kreativitas, koneksi sosial yang tinggi, dan peluang bisnis yang menjanjikan.
8. Freelance Multi-skill ala Tukang Serba Bisa
Meski tampak modern, gaya kerja “tukang serba bisa” juga memiliki akar di masa lalu. Kini, banyak Gen Z menjalani karier sebagai pekerja lepas multi-talenta—desainer grafis sekaligus tukang kayu, barista yang juga fotografer, dan lainnya. Mereka menggabungkan banyak keahlian untuk bertahan di dunia kerja yang cepat berubah.
Mengapa Gen Z Melirik Profesi Ini?
Beberapa alasan utama mengapa profesi zaman dulu kembali naik daun di kalangan Gen Z antara lain:
1. Stabilitas Ekonomi: Banyak dari pekerjaan ini tetap dibutuhkan di masa depan dan sulit digantikan oleh mesin atau AI.
2. Makna Sosial: Gen Z lebih memilih pekerjaan yang berdampak nyata bagi masyarakat dan lingkungan.
3. Jalur Alternatif Pendidikan: Biaya kuliah yang tinggi membuat banyak anak muda memilih jalur pelatihan vokasi yang lebih cepat dan terjangkau.
4. Gaya Hidup Seimbang: Profesi tradisional sering menawarkan waktu kerja yang lebih manusiawi dan peluang kerja mandiri.
Jika Anda sedang mencari lowongan kerja yang tahan banting terhadap krisis dan tidak mudah digantikan teknologi, profesi tradisional bisa jadi pilihan yang cerdas. Gen Z telah membuktikan bahwa pekerjaan “jadul” bukan berarti ketinggalan zaman, justru sebaliknya, profesi tersebut kini mendapat tempat istimewa karena keunikan, kebermanfaatan, dan keberlanjutannya.
Sudah saatnya kita memandang ulang makna sebuah karier. Karena dalam dunia kerja yang makin tidak pasti, justru pekerjaan lama yang menawarkan kepastian dan nilai sejati.