Takut Kena PHK Gara-gara AI? Coba Lirik 10 Profesi White Collar Ini

Ilustrasi AI membantu pekerjaan
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle – Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan kecerdasan buatan (AI) semakin pesat dan mulai menggeser peran manusia di berbagai sektor pekerjaan, termasuk pekerjaan white collar atau kerah putih. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa banyak profesi kantoran akan terdisrupsi. 

 

Namun, tidak semua pekerjaan white collar bisa digantikan mesin. Beberapa profesi justru dinilai akan tetap aman karena memerlukan kreativitas, empati, dan pengambilan keputusan kompleks.

 

Menurut laporan dari Business Insider, Cleanlink, hingga analisis dari Wubeedu dan Lowtouch AI, pekerjaan yang bersifat non-rutin, memerlukan komunikasi interpersonal, serta melibatkan penilaian etis dan strategi jangka panjang cenderung lebih sulit diotomatisasi. 

 

Bahkan COO OpenAI, Brad Lightcap, menilai bahwa AI bukan untuk menggantikan peran manusia secara menyeluruh, melainkan untuk mendukung dan memperkuat kemampuan pekerja saat ini. Lantas, pekerjaan apa saja yang diprediksi masih aman dari gempuran AI? Berikut daftarnya.

 

1. Chief Executive Officer (CEO) dan Pimpinan Eksekutif

 

Peran seorang CEO tidak hanya membuat keputusan bisnis, tetapi juga menjadi pemimpin strategis dan inspirator dalam organisasi. Proses berpikir visioner dan kepemimpinan interpersonal sangat sulit direplikasi oleh AI.

 

2. Engineering & Project Manager

 

Mengelola proyek teknik dan arsitektur membutuhkan pemahaman teknis mendalam dan kemampuan memimpin tim manusia. AI mungkin membantu kalkulasi dan simulasi, tapi tidak bisa mengambil alih pengambilan keputusan strategis secara utuh.

 

3. Insinyur Teknik Sipil dan Elektro

 

Insinyur berperan dalam pengawasan proyek, analisis lingkungan, dan penyelesaian masalah teknis secara langsung. Banyak dari pekerjaan ini membutuhkan penilaian situasional dan fleksibilitas yang belum bisa dilakukan oleh AI.

 

4. Pekerja Kreatif: Desainer, Seniman, dan Creative Director

 

Pekerjaan yang berfokus pada penciptaan ide orisinal, estetika visual, dan storytelling masih sangat bergantung pada imajinasi manusia. AI bisa membantu inspirasi, tapi kreativitas tetap jadi ranah manusia.

 

5. Dokter, Psikolog, dan Profesional Kesehatan

 

Diagnosa medis, empati pasien, dan penanganan psikologis membutuhkan kehadiran manusia secara langsung. AI hanya berperan sebagai alat bantu, bukan pengganti klinisi.

 

6. Guru, Dosen, dan Pendidik Anak

 

Dalam dunia pendidikan, kehadiran manusia tetap krusial. Guru tidak hanya menyampaikan materi, tapi juga membentuk karakter, memberi motivasi, dan memahami kebutuhan unik tiap siswa.

 

7. Manajer Penjualan dan Pemasaran

 

Membangun relasi dengan klien, membaca tren pasar, dan melakukan negosiasi membutuhkan kecerdasan emosional yang belum bisa digantikan mesin.

 

8. Konsultan Manajemen dan Strategi

 

Konsultan dituntut memahami konteks bisnis secara menyeluruh dan menawarkan solusi yang tidak generik. Ini melibatkan banyak variabel manusia yang tidak bisa dideskripsikan secara algoritmik.

 

9. Profesional Etika AI dan Kepatuhan

 

Seiring dengan berkembangnya teknologi, kebutuhan akan tenaga kerja yang bisa menilai dampak etis dari penerapan AI juga meningkat. Posisi ini unik dan belum bisa digantikan AI itu sendiri.

 

10. Pengusaha dan Entrepreneur

 

AI mungkin bisa menganalisis data dan tren pasar, tapi gagasan bisnis baru, inovasi produk, dan naluri bisnis tetap berada di tangan manusia. Kemampuan mengambil risiko dan berinovasi adalah kekuatan utama seorang pengusaha.

 

Kecerdasan buatan memang terus berkembang, tapi tidak semua profesi bisa digantikan. Justru, pekerjaan yang mengandalkan empati, kreativitas, dan interaksi sosial cenderung tetap dibutuhkan. 

 

Untuk bertahan di era AI, penting bagi Anda untuk terus mengasah keterampilan manusiawi, seperti komunikasi, berpikir kritis, dan kepemimpinan.

 

Seperti dikatakan Marc Benioff, CEO Salesforce, dalam wawancara dengan ITPro, bahwa manusia harus tetap menjadi pusat dari cerita ini. AI hanyalah alat untuk memperkuat, bukan menggantikan.