Hati-Hati! Ini 7 Profesi White Collar yang Mulai Digantikan AI, Profesi Anda Masuk?
- Freepik
Lifestyle – Kecerdasan buatan (AI) bukan lagi sekadar teknologi masa depan. Kini, AI telah menjadi bagian aktif dalam berbagai sektor pekerjaan, bahkan menggantikan tugas-tugas manusia di sejumlah bidang.
Jika sebelumnya hanya pekerjaan manual yang terkena dampaknya, kini giliran profesi white collar yang mulai tergeser.
Profesi white collar, yang biasanya identik dengan pekerjaan kantoran seperti analis, penulis, hingga akuntan, semakin rentan terhadap automasi. Banyak perusahaan besar mulai beralih ke teknologi AI karena dianggap lebih efisien, hemat biaya, dan minim kesalahan.
Lantas, profesi white collar apa saja yang paling terancam? Berikut tujuh di antaranya yang patut diwaspadai oleh para profesional, khususnya Gen Z yang sedang merintis karier.
1. Analis Keuangan dan Akuntan Pemula
Banyak tugas rutin seperti pembukuan, laporan keuangan, dan analisis data kini bisa dikerjakan AI. Teknologi seperti machine learning memungkinkan sistem untuk membaca dan menyusun laporan secara otomatis. Bahkan, AI dapat mendeteksi anomali data dengan kecepatan tinggi, sesuatu yang memakan waktu jika dikerjakan manusia.
2. Customer Service
AI seperti chatbot dan voice assistant sudah digunakan oleh banyak perusahaan untuk menangani pertanyaan pelanggan. Platform seperti ChatGPT atau chatbot milik e-commerce kini mampu menjawab hingga 80% pertanyaan dasar pelanggan, dari pertanyaan produk hingga permintaan refund. Ini membuat kebutuhan akan customer service manusia menurun drastis.
3. Paralegal dan Asisten Hukum
Profesi di bidang hukum juga tidak luput dari dampak AI. Tools seperti DoNotPay atau LegalMation telah digunakan untuk melakukan riset hukum, merangkum dokumen hukum, dan bahkan membuat draft kontrak. Tugas-tugas tersebut sebelumnya memakan waktu dan melibatkan banyak staf legal junior.
4. Entry-Level Programmer dan Software Tester
Meski terdengar ironis, AI juga mulai mengambil alih sebagian pekerjaan di bidang teknologi itu sendiri. Tools seperti GitHub Copilot mampu menulis kode sederhana, mengoreksi kesalahan, bahkan membantu membangun aplikasi dasar. Akibatnya, banyak posisi entry-level di bidang pemrograman mulai dikurangi.
5. Penulis Konten dan Copywriter Junior
Konten menjadi salah satu sektor yang paling banyak dimanfaatkan untuk automasi. AI kini dapat menulis artikel blog, caption media sosial, hingga deskripsi produk dalam hitungan detik. Banyak agensi dan bisnis kecil yang beralih menggunakan tools seperti Jasper atau Copy.ai untuk efisiensi biaya.
6. Petugas Klaim Asuransi dan Admin Data
Automasi di sektor asuransi sudah berlangsung cepat. AI mampu memproses klaim, memvalidasi data, dan menentukan keputusan berdasarkan parameter yang sudah ditentukan. Profesi admin data dan petugas asuransi pemula termasuk yang paling rawan tereliminasi.
7. Middle Manager dan Manajer Operasional Junior
AI kini tidak hanya melakukan tugas teknis, tetapi juga mengambil keputusan berdasarkan data. Di beberapa perusahaan, AI digunakan untuk memantau performa tim, menyusun jadwal, hingga merekomendasikan langkah operasional. Middle manager yang tugasnya terbatas pada koordinasi data menjadi profesi yang kian rentan tergantikan.
Mengapa Profesi Ini Rentan?
Profesi white collar yang terkena dampak biasanya memiliki tiga ciri utama:
- Tugasnya berulang atau berbasis data, sehingga mudah diautomasi.
- Minim interaksi manusia secara emosional, seperti empati atau negosiasi kompleks.
- Bergantung pada aturan atau parameter tetap, yang bisa diprogram ke dalam sistem AI.
Menurut laporan dari Business Insider dan Windows Central, perusahaan-perusahaan besar seperti Amazon dan Microsoft sudah menghemat ratusan juta dolar berkat AI, salah satunya dengan mengurangi ribuan posisi white collar di tahun 2025.
Apa yang Bisa Dilakukan?
Meski ancaman ini nyata, bukan berarti semua profesi white collar akan lenyap. Anda masih bisa bertahan dengan beberapa strategi berikut:
1. Asah soft skill seperti komunikasi, empati, dan kepemimpinan, yang tidak bisa ditiru AI.
2. Pelajari AI dan teknologi penunjangnya, agar Anda bisa bekerja berdampingan, bukan tergantikan.
3. Ambil peran strategis dan kreatif, seperti desain, manajemen proyek, hingga inovasi produk.
4. Ikuti pelatihan dan upskilling secara berkala, agar keterampilan Anda tetap relevan di pasar kerja.
Perkembangan AI memberikan kemudahan dan efisiensi bagi dunia kerja, namun juga membawa risiko besar bagi profesi white collar. Jika Anda bekerja atau bercita-cita di salah satu bidang yang disebutkan di atas, sudah saatnya mulai beradaptasi dan mengembangkan keterampilan baru.
Ingat, bukan AI yang sepenuhnya mengambil pekerjaan Anda, tapi manusia yang mampu menggunakan AI akan menggantikan yang tidak.