Bukan IPK Tinggi, Ini 8 Hal yang Dicari Perusahaan dari Pelamar Gen Z
- Freepik
Lifestyle – Bagi banyak lulusan baru Gen Z, IPK tinggi sering dianggap sebagai senjata utama saat melamar kerja. Tak sedikit yang mengira bahwa angka di transkrip nilai akan otomatis membuka pintu ke perusahaan impian.
Namun kenyataannya, tren rekrutmen di dunia kerja modern menunjukkan bahwa perusahaan semakin mengutamakan hal lain selain IPK. Di tengah pasar kerja yang kompetitif dan cepat berubah, nilai akademik memang tetap penting, tapi bukan satu-satunya tolok ukur.
Perusahaan lebih tertarik pada kandidat yang memiliki kombinasi keterampilan praktis, kepribadian yang tepat, dan kesiapan kerja. Lantas, apa saja sebenarnya yang lebih dicari perusahaan dari pelamar Gen Z saat ini? Berikut penjelasannya:
1. Kemampuan Komunikasi yang Efektif
Banyak HRD menyebut kemampuan komunikasi sebagai soft skill paling krusial. Tak peduli seberapa tinggi IPK Anda, jika tidak bisa menyampaikan ide dengan jelas atau bekerja sama dalam tim, Anda bisa kalah dari pelamar lain yang lebih komunikatif.
Komunikasi yang baik tak hanya soal bicara, tapi juga mendengarkan, menulis email profesional, dan tahu cara menyampaikan pendapat dengan sopan.
2. Keterampilan Problem Solving dan Critical Thinking
Perusahaan membutuhkan orang yang mampu berpikir mandiri dan menyelesaikan masalah secara efektif. Gen Z yang terbiasa dengan teknologi seharusnya punya keunggulan di sini, tapi tetap perlu dilatih lewat pengalaman.
Alih-alih hanya memaparkan teori di CV, pelamar yang bisa menunjukkan bagaimana ia menyelesaikan suatu masalah dalam proyek nyata akan lebih menonjol di mata perekrut.
3. Kesiapan Beradaptasi dan Mau Belajar
Perubahan adalah hal yang konstan di dunia kerja, apalagi setelah disrupsi digital dan perkembangan AI. Itulah sebabnya perusahaan menyukai pelamar yang cepat belajar, mau menerima umpan balik, dan fleksibel terhadap perubahan.
Sikap open-minded ini lebih penting daripada hafalan teori atau IPK semata.
4. Pengalaman Praktis, Meski Kecil
Fresh graduate sering kali merasa minder karena belum punya pengalaman kerja. Padahal, perusahaan tidak selalu menuntut pengalaman profesional—mereka ingin tahu apakah Anda pernah terlibat dalam organisasi, magang, proyek sukarela, atau kompetisi.
Pengalaman ini menunjukkan inisiatif dan komitmen Anda dalam mengembangkan diri di luar kelas.
5. Digital Literacy dan Tech-Savvy
Gen Z dikenal sebagai generasi digital native, tetapi itu bukan jaminan semua paham cara memanfaatkan teknologi untuk kerja. Perusahaan mencari kandidat yang tidak hanya bisa scroll media sosial, tapi juga menguasai tools dasar kerja seperti Google Workspace, Excel, software presentasi, atau bahkan desain ringan.
Jika punya keahlian tambahan seperti editing video, basic coding, atau data analytics, nilai Anda di mata HRD bisa meningkat drastis.
6. Attitude dan Etika Kerja yang Baik
IPK tidak mencerminkan sikap kerja seseorang. Perusahaan ingin tahu apakah Anda bisa datang tepat waktu, menyelesaikan tugas sesuai tenggat, bersikap profesional, dan bisa diandalkan.
Etika kerja yang baik menciptakan lingkungan kerja yang sehat. Banyak HRD menyebut bahwa mereka lebih memilih kandidat yang attitude-nya bagus daripada yang hanya pintar secara akademik.
7. Kesesuaian Nilai dengan Budaya Perusahaan
Banyak perusahaan kini mengutamakan “cultural fit” atau kesesuaian nilai antara kandidat dengan organisasi. Mereka mencari pelamar yang bisa beradaptasi dengan gaya kerja tim, budaya kerja yang kolaboratif, atau nilai-nilai inti perusahaan.
Anda perlu riset terlebih dahulu sebelum melamar agar bisa menunjukkan bahwa Anda adalah kandidat yang sejalan dengan visi perusahaan.
8. Kemampuan Bekerja dalam Tim dan Kolaborasi
Zaman sekarang, jarang ada pekerjaan yang sepenuhnya individual. Itulah sebabnya kemampuan bekerja dalam tim sangat penting. Pelamar Gen Z yang bisa menunjukkan bahwa mereka bisa bekerja sama, menghargai pendapat rekan, dan menyelesaikan tugas bersama akan lebih dipertimbangkan.
Kolaborasi juga penting dalam lingkungan kerja hybrid atau remote, di mana komunikasi dan kerja tim dilakukan secara digital.
IPK tinggi memang bisa membantu Anda lolos seleksi awal, tetapi bukan jaminan untuk diterima kerja. Perusahaan kini lebih fokus pada skill praktis, sikap kerja, dan kemampuan beradaptasi yang nyata.
Bagi Gen Z, penting untuk tidak hanya berfokus pada nilai akademik, tetapi juga membangun portofolio, meningkatkan soft skill, dan menyiapkan diri untuk dunia kerja yang dinamis. Dengan pendekatan ini, Anda bisa lebih percaya diri saat melamar, dan tak akan lagi terjebak dalam mindset bahwa IPK adalah segalanya.