Buy Now Pay Later Makin Tren, Waspadai 6 Risiko Tersembunyi di Balik Kemudahannya
Lifestyle – Di tengah era belanja digital yang semakin gencar, tawaran menarik “beli sekarang, bayar nanti" atau yang akrab disebut Buy Now Pay Later (BNPL) seperti angin segar in this economy era. Kemudahan akses untuk memiliki barang impian tanpa perlu membayar penuh di muka, ditambah embel-embel bunga 0 persen di awal, membuat BNPL memiliki banyak peminat.
Tidak dipungkiri, skeman BNPL ini menggoda banyak individu untuk sekadar mencoba atau menggunakannya saat ada kebutuhan mendadak. Di balik janji kemudahan dan fleksibilitas ini, tersembunyi serangkaian risiko yang jika tidak diantisipasi, bisa menjadi bumerang bagi kesehatan finansial Anda.
Kemudahan yang ditawarkan BNPL bisa saja menjadi tipu daya yang tidak Anda sadari. Proses persetujuan yang cepat dan persyaratan yang minimal bisa membuat kita lengah, tanpa sadar terjebak dalam lingkaran konsumsi berlebihan.
Apa yang awalnya terlihat sebagai solusi finansial yang ringan, bisa berubah menjadi beban berat yang memicu masalah utang serius. Jadi, sebelum Anda terlalu nyaman dengan BNPL, sangat penting untuk memahami bukan hanya sisi manisnya, tetapi juga potensi pahit yang mengintai di balik layar.
Berikut beberapa risiko BNPL yang berpotensi jadi jebakan yang dapat mengancam stabilitas keuangan Anda jika tidak digunakan dengan bijak:
1. Potensi Utang Berlebihan
Kemudahan akses BNPL adalah pedang bermata dua. Proses persetujuan yang instan dan minim persyaratan sering kali mendorong perilaku konsumtif berlebihan atau overspending.
Ini terjadi karena Anda tergoda untuk membeli banyak barang sekaligus dari berbagai penyedia BNPL, atau membeli barang-barang yang sebenarnya di luar kemampuan finansial Anda. Secara tidak sadar ternyata Anda bisa mengumpulkan berbagai cicilan dari beberapa platform.
Hasilnya menciptakan total akumulasi utang yang jauh lebih besar daripada yang bisa Anda bayar setiap bulan. Akibatnya membebani arus kas Anda dan memperlambat kemampuan Anda untuk menabung atau mencapai tujuan finansial lainnya.
2. Denda Keterlambatan yang Tinggi
Salah satu risiko paling signifikan dan seringkali menjadi jebakan utama BNPL. Meskipun banyak penyedia BNPL menawarkan cicilan 0 persen bunga di awal, denda keterlambatan pembayaran dapat sangat tinggi.
Dampaknya apabila Anda terlambat membayar satu angsuran saja, denda yang dikenakan bisa melampaui bunga kartu kredit pada umumnya. Denda ini dapat dengan cepat membengkak dan menggerogoti keuangan Anda, mengubah pembelian murah menjadi mahal dalam sekejap. Keterlambatan pembayaran juga bisa menjadi awal dari lingkaran setan utang.
3. Biaya Tersembunyi
Beberapa penyedia BNPL mungkin tidak mengenakan bunga di muka, namun bisa jadi ada biaya lain yang tersembunyi. Biaya-biaya ini bisa berupa biaya layanan, biaya administrasi bulanan, biaya aktivasi akun, atau biaya penutupan yang mungkin tidak terlihat jelas di awal.
Ini dapat menambah total biaya pembelian secara signifikan. Akhirnya akan merugikan Anda karena Anda harus membayar lebih dari harga asli barang yang Anda beli.
4. Dampak Negatif pada Skor Kredit
Meskipun BNPL sering dipromosikan sebagai alternatif kartu kredit yang tidak memengaruhi skor kredit, keterlambatan pembayaran atau gagal bayar pada BNPL bisa merusak skor kredit Anda di masa depan. Banyak penyedia BNPL kini melaporkan aktivitas pembayaran, baik yang baik maupun yang buruk, ke biro kredit.
Jika skor kredit Anda buruk, ini akan menyulitkan Anda untuk mengajukan pinjaman lain yang lebih besar dan penting di masa depan. Misalnya saat Anda mengajukan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) atau kredit kendaraan bermotor, bahkan untuk mendapatkan pinaran kartu kredit dengan bunga rendah.
5. Risiko Gagal Bayar
Ketika Anda memiliki terlalu banyak cicilan BNPL dari berbagai platform atau membeli terlalu banyak barang, risiko kehilangan jejak pembayaran sangat tinggi. Situasi ini dapat dengan cepat mengarah pada gagal bayar (default) pada satu atau lebih cicilan.
Gagal bayar tidak hanya merusak skor kredit, tetapi juga dapat memicu tindakan penagihan yang agresif dari penyedia BNPL. Tidak sedikit yang berujung pada masalah hukum jika nominal utangnya besar. Stres finansial yang diakibatkan juga bisa sangat besar.
6. Membuat Anggaran Sulit Dikendalikan
Bagi individu yang sedang belajar mengelola keuangan atau yang sudah memiliki anggaran ketat. Keberadaan beberapa cicilan BNPL yang tersebar dapat membuat manajemen anggaran bulanan menjadi sangat rumit.
Anda harus melacak berbagai tanggal jatuh tempo dari platform yang berbeda, nominal yang bervariasi, dan mungkin juga biaya tambahan. Kompleksitas ini bisa menyebabkan kesalahan dalam pembayaran atau keterlambatan, yang pada akhirnya merugikan Anda. Ini juga menyulitkan Anda untuk melihat gambaran utuh dari arus kas dan kewajiban finansial Anda.
Kemudahan dan janji manis BNPL memang menarik, namun penting untuk tidak melupakan potensi risiko yang tersembunyi. Dengan memahami bahaya utang berlebihan, denda tinggi, biaya tersembunyi, serta dampaknya pada skor kredit dan manajemen anggaran, Anda dapat mengambil langkah preventif.
Ingatlah, alat finansial apa pun, sekecil apapun itu, harus digunakan dengan kesadaran penuh dan perencanaan yang matang. Tujuannya agar tidak berbalik menjadi bumerang yang ‘meluka’i kesehatan finansial Anda.