7 Tips Bijak Manfaatkan 'Buy Now, Pay Later' Agar Tak Terjebak Cicilan dan Utang Konsumtif
- Freepik
Lifestyle – Fenomena 'Buy Now, Pay Later' (BNPL) telah mengubah lanskap belanja dan pembayaran di Indonesia. Kemudahan mendapatkan barang tanpa bayar penuh di muka, seringkali dengan tawaran bunga 0 persen di awal, memang sangat menggiurkan.
Tak heran jika banyak orang yang cepat terperosok ke dalam fitur ini untuk memanfaatkan BNPL untuk berbagai kebutuhan, mulai dari gadget hingga fesyen. Namun, seperti pisau bermata dua, di balik kemudahan BNPL tersimpan potensi jebakan finansial yang bisa berujung pada tumpukan utang tak terduga.
Janji manis di awal bisa berubah menjadi beban pahit jika kita tidak cermat. Lalu, bagaimana caranya agar BNPL benar-benar menjadi alat bantu yang mendukung keuangan kita, bukan menjeratnya? Kuncinya ada pada penggunaan yang bijak dan disiplin.
Berikut panduan lengkap untuk bisa memanfaatkan BNPL secara bijaksana tanpa merusak kesehatan finansial.
Pahami Anggaran Anda Sendiri
Langkah pertama yang paling fundamental sebelum memutuskan untuk menggunakan BNPL adalah memiliki pemahaman yang jelas dan akurat tentang kondisi keuangan pribadi Anda. Ini berarti Anda harus tahu pasti berapa total pendapatan bulanan Anda, berapa besar pengeluaran rutin yang wajib Anda penuhi, seperti tagihan listrik, air, transportasi, makanan, serta berapa sisa dana yang benar-benar bisa Anda sisihkan setiap bulan untuk membayar cicilan.
Sebuah prinsip dasar yang perlu Anda pegang teguh adalah jangan pernah menggunakan BNPL untuk membeli barang yang sebenarnya tidak mampu Anda bayar secara tunai. BNPL idealnya berfungsi sebagai alat manajemen arus kas yang membantu mengatur pembayaran, bukan sebagai alat untuk membiayai gaya hidup yang melampaui kemampuan finansial Anda.
Gunakan Hanya untuk Kebutuhan Mendesak
Seringkali, kemudahan BNPL mendorong pembelian impulsif atau untuk barang-barang gaya hidup yang sebenarnya tidak esensial. Untuk menghindari jebakan ini, batasi penggunaan BNPL hanya untuk kebutuhan yang benar-benar mendesak atau untuk investasi yang bersifat produktif.
Misalnya, Anda bisa mempertimbangkan BNPL untuk perbaikan rumah yang bersifat darurat atau pembelian alat kerja yang vital untuk meningkatkan produktivitas Anda. Pemanfaatan BNPL untuk kursus online yang dapat meningkatkan skill kerja Anda atau pembelian buku edukasi yang menunjang karier juga termasuk dalam kategori produktif, karena berpotensi memberikan return finansial di masa depan.
Baca Syarat dan Ketentuan dengan Cermat
Banyak masalah finansial yang timbul dari penggunaan BNPL adalah akibat dari ketidaktelitian pengguna dalam membaca dan memahami detail perjanjian. Jangan pernah malas membaca syarat dan ketentuan dengan cermat sebelum menyetujui.
Pahami dengan seksama suku bunga yang dikenakan, misalnya biaya layanan, biaya administrasi, dan yang paling krusial, denda keterlambatan pembayaran. Bandingkan rincian ini antara satu penyedia BNPL dengan yang lain untuk memastikan tidak ada biaya tersembunyi yang mungkin muncul di kemudian hari, sehingga Anda tidak terkejut di tengah jalan.
Lunasi Tepat Waktu
Keterlambatan pembayaran adalah pintu gerbang menuju jebakan finansial BNPL. Denda yang tinggi dan dampak negatif pada skor kredit adalah konsekuensi yang perlu Anda hindari. Untuk itu, prioritaskan pelunasan cicilan tepat waktu.
Manfaatkan fitur notifikasi atau pengingat pembayaran yang ada di aplikasi BNPL, atur alarm di ponsel Anda, atau catat tanggal jatuh tempo di kalender. Jika memungkinkan, aktifkan fitur pembayaran otomatis dari rekening bank Anda. Ini akan memastikan cicilan Anda terbayar tanpa terlewat dan melindungi Anda dari denda yang bisa menguras keuangan serta merusak riwayat kredit Anda.
Batasi Jumlah BNPL
Terlalu banyak cicilan yang tersebar di berbagai platform BNPL dapat membuat keuangan Anda sulit dilacak dan dikendalikan. Mengelola banyak tanggal jatuh tempo dan nominal yang berbeda bisa sangat membingungkan dan berisiko.
Untuk itu, hindari mendaftar di banyak aplikasi BNPL sekaligus. Semakin banyak akun yang Anda gunakan, semakin tinggi risiko Anda kehilangan jejak dan berakhir pada situasi gagal bayar.
Idealnya, gunakan hanya satu atau dua penyedia BNPL saja jika memang penggunaan layanan ini benar-benar terpaksa dan terencana dengan matang, demi kemudahan pemantauan dan manajemen keuangan Anda.
Jangan Terjebak Promosi
Tawaran bunga 0 persen di awal seringkali sangat menggiurkan, namun penting untuk diingat bahwa periode bebas bunga tersebut biasanya memiliki batas waktu. Pahami dengan jelas kapan periode bunga 0 persen berakhir.
Pastikan Anda memiliki rencana pasti untuk melunasi seluruhnya sebelum periode bunga tersebut berakhir. Jika Anda gagal melunasi dalam periode bebas bunga, maka suku bunga yang tinggi akan langsung dikenakan pada sisa saldo Anda, yang bisa membuat pembelian Anda jauh lebih mahal dari harga aslinya. Jangan biarkan promosi memancing Anda untuk melakukan pembelian impulsif yang tidak sesuai dengan rencana keuangan Anda.
Evaluasi Kebutuhan vs. Keinginan
Ini adalah pertanyaan fundamental dalam pengelolaan keuangan dan sangat krusial sebelum memutuskan menggunakan BNPL. Setiap kali Anda tergoda untuk membeli sesuatu dengan BNPL, tanyakan pada diri sendiri:
"Apakah barang ini benar-benar saya butuhkan sekarang, atau hanya keinginan sesaat yang didorong oleh kemudahan akses?"
"Bisakah saya menunda pembelian ini, menabung terlebih dahulu, dan membelinya secara tunai di kemudian hari?"
Jika jawabannya adalah keinginan semata, atau Anda bisa menundanya untuk membeli secara tunai tanpa perlu berutang, maka tunda pembelian tersebut. Mengendalikan keinginan adalah langkah besar menuju kebebasan finansial.
BNPL yang dimanfaatkan dengan bijak dan penuh kesadaran dapat menjadi alat finansial yang sangat membantu. Namun, tanpa panduan yang jelas dan disiplin diri yang kuat, kemudahan dan daya tariknya bisa berubah menjadi jebakan utang yang manis di awal namun pahit di akhir.