Kartu Kredit vs PayLater, Mana yang Lebih Menguntungkan? Simak Perbandingannya
- Freepik
Lifestyle – Tren belanja tanpa uang tunai semakin berkembang, terutama di kalangan milenial dan Gen Z. Selain kartu kredit yang sudah lebih dulu dikenal, kini hadir alternatif lain bernama PayLater. Keduanya menawarkan kemudahan transaksi dengan sistem “beli sekarang, bayar nanti”.
Namun, meski fungsinya mirip, kartu kredit dan PayLater memiliki perbedaan mendasar dalam sistem kerja, biaya, dan keamanannya. Bagi Anda yang sedang mempertimbangkan mana yang lebih cocok digunakan untuk transaksi harian maupun kebutuhan darurat, artikel ini akan membantu membandingkan dua layanan tersebut secara objektif.
Mari simak perbandingan lengkapnya agar Anda bisa mengambil keputusan keuangan yang lebih bijak.
1. Sumber Dana dan Lembaga Penerbit
Kartu Kredit diterbitkan oleh bank atau lembaga keuangan resmi yang diawasi oleh OJK. PayLater biasanya disediakan oleh aplikasi e-commerce, fintech, atau dompet digital.
Artinya, kartu kredit umumnya lebih terintegrasi dengan sistem perbankan dan laporan kredit nasional, sementara PayLater lebih fleksibel karena menyasar pengguna digital.
2. Proses Pengajuan
Kartu Kredit membutuhkan syarat yang lebih ketat seperti slip gaji, riwayat kredit, dan minimal penghasilan. PayLater lebih mudah diajukan, cukup dengan KTP dan verifikasi data lewat aplikasi.
Jika Anda butuh akses cepat tanpa dokumen rumit, PayLater lebih unggul dari segi kemudahan.
3. Limit dan Fleksibilitas Penggunaan
Kartu Kredit biasanya memiliki limit lebih tinggi, mulai dari jutaan hingga puluhan juta rupiah tergantung profil keuangan pengguna. PayLater memiliki limit terbatas, rata-rata Rp500 ribu hingga Rp10 juta tergantung platform.
Kartu kredit lebih cocok untuk kebutuhan besar atau jangka panjang, sementara PayLater lebih ideal untuk transaksi ringan.
4. Bunga dan Biaya Tambahan
Kartu Kredit mengenakan bunga tahunan (sekitar 1,75% per bulan) dan denda keterlambatan yang bisa memberatkan. PayLater memiliki bunga yang bervariasi, mulai 0% untuk promo tertentu, hingga 2-5% per bulan tergantung tenor dan platform.
PayLater tampak lebih murah pada awalnya, tapi dalam jangka panjang bunga dan biaya admin bisa lebih tinggi dibanding kartu kredit.
5. Tenor Pembayaran
Kartu Kredit memberi waktu 45–55 hari tanpa bunga jika dibayar penuh sebelum jatuh tempo. PayLater biasanya menawarkan tenor tetap 1 hingga 12 bulan dengan cicilan.
Jika Anda bisa disiplin membayar penuh, kartu kredit memberi fleksibilitas dan bebas bunga. Tapi kalau lebih suka cicilan tetap, PayLater bisa lebih cocok.
6. Keamanan dan Perlindungan Konsumen
Kartu Kredit menawarkan perlindungan lebih kuat, termasuk asuransi pembelian, notifikasi transaksi, dan sistem verifikasi berlapis. PayLater keamanannya bergantung pada masing-masing platform. Tidak semua diawasi OJK atau memiliki perlindungan konsumen setara bank.
Dari sisi perlindungan dan regulasi, kartu kredit lebih unggul karena berada di bawah pengawasan lembaga keuangan formal.
7. Pengaruh pada Skor Kredit
Kartu Kredit memengaruhi skor kredit Anda secara langsung. Riwayat pemakaian akan tercatat di sistem informasi debitur (SID). PayLater tidak selalu tercatat, kecuali yang terdaftar di OJK atau terhubung ke sistem SLIK.
Bila Anda ingin membangun skor kredit, penggunaan kartu kredit secara bertanggung jawab lebih direkomendasikan.
Mana yang Lebih Menguntungkan?
Kartu kredit dan PayLater sama-sama memiliki keunggulan dan kelemahan. Jika Anda mencari fleksibilitas limit tinggi, perlindungan konsumen kuat, dan ingin membangun riwayat kredit jangka panjang, maka kartu kredit adalah pilihan lebih unggul.
Namun, jika Anda lebih mengutamakan kepraktisan, tanpa banyak syarat, dan hanya menggunakan fasilitas “bayar nanti” untuk belanja kecil di aplikasi, maka PayLater bisa jadi pilihan tepat.
Yang paling penting adalah memahami risiko dan tanggung jawab masing-masing. Apa pun yang Anda pilih, pastikan menggunakannya secara bijak dan sesuai kemampuan membayar agar tidak terjebak utang.