Awas! 10 Kesalahan Frugal Living Ini Justru Bikin Stres, Ujungnya Bisa Merugikan Diri Sendiri

Ilustrasi menjalani frugal living
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle – Gaya hidup frugal living atau hidup hemat kerap dipandang sebagai solusi untuk mengelola keuangan dengan lebih bijak. Banyak orang yang mulai menerapkannya demi mencapai kebebasan finansial, menekan pengeluaran, dan membangun kebiasaan hidup yang lebih sederhana. 

 

Namun, tidak semua praktik frugal living berujung positif. Alih-alih membantu keuangan, justru bisa menimbulkan stres, rasa bersalah, dan bahkan keputusan yang merugikan.

 

Hal ini sering kali terjadi karena miskonsepsi dalam menerapkan frugal living. Banyak orang yang terlalu ekstrem dalam menghemat hingga lupa mempertimbangkan kualitas hidup, kesehatan, atau bahkan hubungan sosial. 

 

Padahal, frugal living seharusnya tentang hidup efisien, bukan menyiksa diri. Berikut ini 10 kesalahan frugal living yang justru bisa membuat Anda stres dan harus dihindari:

 

1. Terlalu Obsesif Menghitung Setiap Rupiah

 

Menghitung pengeluaran itu penting, tapi jika Anda mencatat setiap koin yang keluar hingga merasa tertekan, itu bisa jadi tanda frugal living sudah berlebihan. Frugal living seharusnya membuat hidup lebih tenang, bukan membuat Anda merasa bersalah setiap kali jajan es teh.

 

2. Memilih Barang Murah tanpa Memperhatikan Kualitas

 

Membeli barang murah memang menggoda, tetapi kalau kualitasnya rendah dan cepat rusak, Anda justru akan keluar uang lebih banyak dalam jangka panjang. Prinsip frugal bukan soal murah, tapi soal value for money.

 

3. Menahan Semua Kebutuhan Pribadi

 

Mengabaikan kebutuhan pribadi demi penghematan ekstrem bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental. Frugal living tetap memberi ruang untuk menikmati hidup—selama masih dalam batas wajar.

 

4. Membatasi Sosialisasi Demi Menghemat

 

Menolak semua ajakan teman atau keluarga demi menghemat pengeluaran bisa membuat Anda kehilangan koneksi sosial yang penting. Frugal living tidak berarti Anda harus mengisolasi diri dari dunia luar.

 

5. Berhenti Investasi demi “Hemat”

 

Beberapa orang merasa tidak perlu menabung karena sudah “hemat”. Padahal menabung dan investasi adalah bagian penting dari strategi keuangan sehat yang mendukung prinsip frugal living.

 

6. Memaksakan Diri DIY Segala Hal

 

Membuat sendiri kebutuhan rumah tangga bisa jadi menyenangkan, tapi jika Anda sampai stres karena semuanya harus dilakukan sendiri, mulai dari menjahit sampai membuat sabun, itu bisa kontraproduktif.

 

7. Menghindari Semua Bentuk Hiburan

 

Menolak nonton film, liburan, atau makan di luar sekali-kali karena merasa itu “boros” bisa membuat Anda kelelahan mental. Padahal hiburan yang terukur bisa jadi bentuk investasi bagi kesehatan jiwa.

 

8. Tidak Mau Minta Bantuan Profesional

 

Beberapa orang enggan ke dokter, konsultan pajak, atau teknisi profesional karena ingin menghemat. Namun, penundaan ini bisa berujung biaya lebih mahal jika masalahnya makin parah.

 

9. Mengabaikan Waktu demi Hemat Biaya

 

Berjam-jam antre diskon atau muter-muter cari harga termurah bisa menguras energi dan waktu. Ingat, waktu juga punya nilai ekonomi—jangan sampai penghematan kecil mengorbankan produktivitas besar.

 

10. Membandingkan Gaya Hidup Terlalu Sering

 

Selalu membandingkan pengeluaran Anda dengan orang lain demi merasa “lebih hemat” bisa menyebabkan kecemasan dan tekanan sosial. Frugal living adalah soal kebutuhan pribadi, bukan kompetisi.

 

Frugal living memang bermanfaat untuk menciptakan kestabilan keuangan dan gaya hidup yang lebih terarah. Namun jika diterapkan secara berlebihan atau salah kaprah, justru bisa mengganggu keseimbangan hidup dan kesehatan mental. 

 

Jangan sampai keinginan untuk hemat membuat Anda stres, merasa bersalah terus-menerus, atau mengorbankan kualitas hidup. Ingat, tujuan utama frugal living adalah menciptakan hidup yang lebih ringan dan berkelanjutan, bukan menyiksa diri dalam nama penghematan.