6 Kebiasaan Buruk yang Harus Dihindari Sebelum Usia 40an, Bye-bye Dompet Tipis!
- Freepik
Lifestyle – Cara mengatur keuangan dengan baik merupakan salah satu kunci utama untuk mencapai stabilitas dan kebebasan finansial, terutama menjelang usia 40 tahun. Di mana tanggung jawab hidup semakin bertambah saat memasuki kepala empat.
Tanpa disadari, banyak orang terjebak dalam pola pikir dan kebiasaan buruk yang menghambat kemajuan finansial mereka. Padahal, di era modern yang penuh dengan godaan konsumerisme, pengelolaan keuangan yang cerdas menjadi semakin penting untuk mencegah masalah finansial.
Inilah enam kebiasaan buruk dalam mengelola keuangan yang harus ditinggalkan sebelum memasuki usia 40 tahun. Bisa bantu Anda menghindari kemiskinan dan mendorong meraih kebebasan finansial (financial freedom).
1. Menabung Setelah Pengeluaran Terpenuhi
Kebiasaan umum yang sering dilakukan adalah menabung dari sisa uang setelah semua kebutuhan dan keinginan terpenuhi. Namun, pendekatan ini sering kali membuat seseorang tidak memiliki dana yang cukup untuk ditabung.
Strategi yang lebih efektif adalah menerapkan prinsip "bayar diri sendiri terlebih dahulu". Sisihkan sebagian penghasilan, idealnya 10-20 persen untuk tabungan atau investasi segera setelah menerima gaji, baru kemudian alokasikan sisanya untuk kebutuhan sehari-hari. Cara ini memastikan adanya dana yang tersimpan secara konsisten untuk masa depan, seperti dana darurat atau investasi jangka panjang.
2. Menganggap Penghasilan Besar Jaminan Kaya
Banyak orang berpikir bahwa gaji tinggi secara otomatis menjamin kesehatan finansial. Kenyataannya, penghasilan besar tanpa disiplin pengelolaan keuangan justru dapat memicu gaya hidup boros. Pengeluaran yang tidak terkendali, seperti pembelian barang mewah atau liburan berlebihan.
Kebiasaan buruk tersebut dapat dengan cepat menguras penghasilan, bahkan menyebabkan utang. Untuk menghindari jebakan ini, buatlah anggaran bulanan yang mencakup kebutuhan pokok, tabungan, dan investasi, serta batasi pengeluaran untuk gaya hidup. Dengan demikian, penghasilan besar dapat diarahkan untuk membangun kekayaan jangka panjang.
3. Tidak Memiliki Dana Darurat
Dana darurat adalah cadangan keuangan yang penting untuk menghadapi situasi tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan, biaya medis, atau perbaikan mendesak. Banyak orang mengabaikan pentingnya dana darurat, sehingga terpaksa berhutang saat menghadapi krisis.
Idealnya, dana darurat setara dengan 3-6 bulan pengeluaran rutin. Mulailah dengan menyisihkan sejumlah kecil secara rutin ke rekening khusus yang terpisah dari rekening sehari-hari untuk memastikan dana ini tidak digunakan untuk keperluan lain.
4. Berbelanja Secara Impulsif
Pembelian impulsif, terutama akibat promosi atau diskon, sering kali menjadi penyebab kebocoran keuangan. Godaan untuk membeli barang yang tidak benar-benar dibutuhkan, seperti gadget terbaru atau pakaian branded, dapat mengurangi dana yang seharusnya dialokasikan untuk tabungan atau investasi.
Untuk mengatasinya, buatlah daftar belanja sebelum pergi ke toko atau membuka situs e-commerce, dan pertimbangkan apakah barang tersebut benar-benar diperlukan. Memberikan jeda waktu 24-48 jam sebelum membeli barang mahal juga dapat membantu mengurangi keputusan impulsif.
5. Mengabaikan Investasi Jangka Panjang
Banyak orang menunda berinvestasi karena merasa tidak memiliki cukup dana atau pengetahuan. Padahal, investasi jangka panjang, seperti reksadana, saham, atau deposito, memanfaatkan efek bunga majemuk yang dapat menghasilkan pertumbuhan signifikan seiring waktu.
Memulai investasi sejak dini, meskipun dengan jumlah kecil, jauh lebih baik daripada menunda hingga usia lebih lanjut. Edukasi diri Anda tentang instrumen investasi dengan risiko rendah untuk pemula, dan konsultasikan dengan perencana keuangan jika perlu untuk memilih opsi yang sesuai dengan tujuan finansial Anda.
6. Mengandalkan Utang untuk Gaya Hidup
Menggunakan kartu kredit atau pinjaman untuk mendanai gaya hidup, seperti liburan mewah atau barang branded, adalah kebiasaan berbahaya yang dapat menjebak seseorang dalam lingkaran utang. Bunga kartu kredit atau pinjaman online sering kali tinggi, sehingga memperburuk kondisi keuangan.
Sebagai gantinya, gunakan kartu kredit hanya untuk keperluan yang memberikan manfaat finansial, seperti diskon di merchant tertentu, dan pastikan untuk melunasi tagihan penuh setiap bulan. Selain itu, prioritaskan hidup sesuai kemampuan finansial dan hindari meminjam untuk kebutuhan yang tidak mendesak.