Hati-hati! Ini 7 Kesalahan yang Sering Dilakukan Gen Z Saat Mencari Kerja

Ilustrasi mencari kerja
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle – Memasuki dunia kerja untuk pertama kali adalah fase penting yang menentukan arah karier Anda ke depan. Sebagai generasi yang tumbuh di tengah pesatnya teknologi digital, Gen Z dikenal adaptif, kreatif, dan cepat belajar. 

 

Namun, tidak sedikit dari Anda yang mungkin masih melakukan kesalahan mendasar saat mencari pekerjaan pertama. Kesalahan-kesalahan ini sering kali terjadi karena kurangnya pengalaman, ekspektasi yang tidak realistis, atau bahkan pengaruh media sosial yang membentuk persepsi keliru tentang dunia kerja. 

 

Padahal, kesalahan kecil dapat berdampak besar pada peluang Anda diterima di perusahaan impian. Agar Anda tidak mengulangi kesalahan yang sama, berikut adalah beberapa kesalahan umum yang kerap dilakukan Gen Z saat cari kerja pertama kali:

 

Tidak Menyesuaikan CV dengan Posisi yang Dilamar

 

Salah satu kesalahan paling umum adalah mengirimkan satu CV yang sama ke semua perusahaan. Banyak fresh graduate yang belum memahami pentingnya menyesuaikan isi CV dengan posisi atau bidang pekerjaan yang dilamar. 

 

Padahal, setiap perusahaan mencari kandidat yang memiliki kualifikasi relevan dengan deskripsi kerja mereka. Pastikan Anda membaca lowongan dengan saksama dan menyusun CV sesuai dengan kebutuhan posisi tersebut.

 

Terlalu Fokus pada Gaji dan Fleksibilitas

 

Sebagai generasi yang menjunjung tinggi keseimbangan hidup, Gen Z sering menaruh perhatian besar pada gaji, remote working, dan fleksibilitas waktu. Namun, terlalu fokus pada aspek ini sejak awal justru bisa membuat Anda kehilangan kesempatan emas untuk belajar dan berkembang. Di awal karier, penting untuk fokus pada pengalaman, pelatihan, dan kesempatan untuk mengasah kemampuan.

 

Tidak Memaksimalkan LinkedIn dan Jejaring Profesional

 

LinkedIn bukan hanya tempat berbagi pencapaian, tetapi juga alat penting dalam proses pencarian kerja. Sayangnya, masih banyak Gen Z yang belum memanfaatkan platform ini secara maksimal. 

 

Padahal, dengan membangun profil yang menarik dan aktif berinteraksi dengan komunitas profesional, peluang untuk dilirik perekrut bisa jauh lebih besar. Jangan ragu membangun koneksi, mengikuti akun perusahaan, dan berbagi portofolio Anda.

 

Kurang Persiapan Saat Wawancara

 

Terkadang, karena merasa wawancara hanya tanya-jawab biasa, beberapa lulusan baru datang tanpa persiapan yang matang. Kesalahan seperti tidak mengenal perusahaan, tidak bisa menjelaskan kelebihan diri sendiri, atau tidak tahu peran yang dilamar bisa menjadi bumerang. Wawancara adalah kesempatan menunjukkan bahwa Anda serius dan siap bekerja, jadi luangkan waktu untuk berlatih dan riset sebelum hari H.

 

Tidak Bertanya Balik saat Interview

 

Banyak Gen Z mengira bahwa interview adalah proses satu arah. Padahal, perusahaan justru senang jika Anda aktif bertanya karena itu menunjukkan ketertarikan dan rasa ingin tahu. 

 

Anda bisa bertanya soal budaya kerja, ekspektasi di posisi tersebut, atau peluang pengembangan karier. Hindari hanya mengangguk-angguk tanpa menggali informasi penting.

 

Terlalu Cepat Menyerah Setelah Ditolak

 

Penolakan adalah bagian dari proses cari kerja. Namun, tidak sedikit pencari kerja muda yang langsung kehilangan semangat setelah satu atau dua kali tidak lolos seleksi. 

 

Ingatlah bahwa setiap penolakan adalah pelajaran. Evaluasi kembali CV Anda, cara menjawab saat wawancara, dan terus perbaiki pendekatan Anda. Dunia kerja bukan tentang cepat-cepat diterima, melainkan tentang kesiapan mental dan kualitas diri.

 

Tidak Mengembangkan Skill Tambahan

 

Hanya mengandalkan ijazah saja sudah tidak cukup di era sekarang. Banyak fresh graduate yang belum menyadari pentingnya skill tambahan seperti kemampuan digital, komunikasi, atau penggunaan software tertentu. 

 

Anda bisa mengikuti kursus daring gratis atau berbayar untuk menambah nilai di mata perekrut. Semakin lengkap skill Anda, semakin tinggi daya saing Anda.

 

Mencari kerja pertama memang bukan proses yang mudah, tapi bukan berarti Anda harus takut atau ragu. Dengan menghindari kesalahan-kesalahan umum di atas, Anda bisa lebih percaya diri dalam membangun langkah awal karier. Persiapkan diri dengan baik, terus belajar, dan jangan lupa menjaga sikap profesional selama proses seleksi.

 

Ingat, pekerjaan pertama bukan sekadar tempat mencari gaji, tapi juga ruang belajar dan pertumbuhan. Gunakan pengalaman ini sebagai fondasi untuk perjalanan karier jangka panjang Anda.