Generasi Muda Hat-hati Jebakan Finansial! 8 Nasihat Kuno dari Baby Boomers Bikin Sulit Kaya,

Ilustrasi mengatur keuangan
Sumber :
  • Freepik

LifestyleNasihat klasik soal keuangan dari generasi Boomer seringkali terdengar bijak. Kondisi ekonomi yang terus berubah mengharuskan untuk dilakukan modifikasi bahkan perlu ditinggalkan agar tidak terjerumus ke lubang kemiskinan.

Kalimat dari orang tua yang dahulu dianggap "aturan emas" bisa berubah menjadi jebakan bagi generasi muda, baik kalangan Milenial maupun Generasi Z (gen Z). Anda perlu merevisi beberapa aturan kuno ini dan menerapkan strategi yang lebih relevan dengan kondisi sekarang sehingga dapat mencapai stabilitas dan kebebasan finansial (financial freedom).

Lantas apa saja aturan dari generasi boomers yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan dan lanskap ekonomi modern? Simak uraiannya di bawah ini, ya. 

1. Wajib Punya Rumah Sendiri

Generasi Boomers selalu menyarankan kepada anak muda untuk membeli rumah daripada menyewa yang dinilai hanya buang-buang uang. Realitanya, kini harga rumah jauh melampaui kemampuan sebagian besar pendapatan.

Belum lagi ditambah biaya perawatan, pajak properti, dan pasar kerja yang tidak stabil sehingga membeli rumah bukan menjadi kewajiban. 

Pertimbangkan untuk menyewa terlebih dahulu kemudian alokasikan selisih dana yang seharusnya menjadi uang muka (dp) atau cicilan rumah ke instrumen investasi yang sesuai profil risiko Anda. Langkah bisa memberikan pertumbuhan aset yang lebih cepat dan fleksibilitas finansial.

2. Bertahan di Satu Perusahaan Selama Mungkin? Pikirkan Lagi

Generasi Boomers acap menasehati anak dan cucunya untuk mendapatkan pekerjaan stabil di satu perusahaan dan bertahan di sana selama 30 tahun atau hingga pensiun dan keluar dengan menerima pesangon besar. Faktanya, pemberian dana pensiun oleh sudah karang ditemukan dan loyalitas terhadap satu perusahaan tidak lagi menjamin kenaikan gaji yang signifikan atau keamanan kerja.

Oleh karena itu, peluang baru yang menawarkan kenaikan gaji yang substansial menjadi pilihan cerdas. Hal ini sekaligus memperkaya pengalaman serta keterampilan Anda di pasar kerja yang dinamis.

3. Jangan Pernah Pakai Kartu Kredit

Perkaraan lawas yang sering diucapkan orang tua adalah jangan pernah menggunakan kartu kredit. Saat ini, penggunaan kartu kredit kerap dimanfaatkan sebaga alat untuk membangun skor kredit yang baik untuk memudahkan berbagai halm seperti menyewa apartemen, mendapatkan tarif asuransi lebih terjangkau, hingga kemudahan mengambil cicilan rumah maupun kendaraan. 

Meski demikian, kartu kredit harus digunakan secara bertanggung jawab dengan melunasi tagihan setiap bulannys. Kedisiplinan membayyar kartu kredit akan idberikan penghargaan dari pihak bank yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal, misalnya diskon tiket pesawat murah.

4. Gelar Pendidikan Tidak Selalu Menjamin Pekerjaan

Dipercaya bahwa gelar yang bagus menjamin pekerjaan yang baik tetapi realitanya biaya kuliah telah melonjak tajam dan gelar tidak lagi menjadi jaminan pekerjaan. Banyak lulusan sarjana menganggur karena tidak memiliki kemampuan yang relevan dengan bidang pekerjaan.

Sebagain juga mengalami tekanan finansial karena utang pendidikannya. Anda bisa mengikuti kursus terjangkau yang banyak ditawrakan secara daring menambah 'value' diri sehingga perusahaan tertarik merekrut sebagai karyawan di kantornya. 

5. Simpan Seluruh Uang di Tabungan

Nasihat ini sangat tidak relevan dengan kondisi saat ini di mana tingkat inflasi sudah cukup tinggi yang berimbas menggerogoti nilai uang fiat. Daripada menyimpan di tabungan atau rekening, generasi muda sebaiknya menaruh harta di instrumen investasi. 

Jangan asal dalam memilih jenis investasi, pelajari dan riset adalah kunci kesuksesan dalam penanaman modal. Terutn atau imbas hasil dari investasi dinilai jadi senjata untuk melawan inflasi. 

7. Kerja Keras Saja Tidak Cukup untuk Sukses Finansial

Banyak orang tua menyuruh keturunannya untuk kerja keras jika ingin sukses dan kaya. Kondisi Nasihat ini tidak realistis di tengah kondisi seperti stagnasi upah, biaya kesehatan yang tinggi, dan krisis perumahan.

Selain kerja keras, kecakapan literasi keuangan sangat penting dalam menunjang Anda mencapai kemandirian finansial. Anda bisa meminta bantuan perencana keuangan atau bergabung ke komunitas keuangan untuk membangun kestabilan finansial.

Membangun kekayaan di era modern membutuhkan lebih dari sekadar kerja keras. Generasi muda membutuhkan pemahaman tentang perubahan ekonomi, adaptasi, dan kesediaan untuk mempertanyakan nasihat konvensional. Dengan menyesuaikan nasihat orang tua dengan memadukan dengan cara mengatur keuangan modern niscaya dapat mengarahkan menuju masa depan finansial yang lebih cerah.