Emas Fisik vs Digital Saat Krisis, Mana yang Lebih Aman Disimpan? Ini Perbandingannya

Ilustrasi investasi emas
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle – Di tengah ketidakpastian ekonomi, masyarakat semakin sadar pentingnya memiliki aset yang stabil. Salah satu pilihan yang konsisten diminati dalam situasi krisis adalah emas, baik dalam bentuk fisik maupun digital. 

 

Namun, muncul pertanyaan penting bagi para investor pemula maupun berpengalaman: mana yang lebih aman disimpan saat krisis, emas fisik atau emas digital?

 

Memahami perbedaan antara keduanya sangat penting untuk menentukan strategi investasi yang sesuai dengan profil risiko dan kebutuhan Anda. Berikut ini adalah perbandingan aspek penting yang perlu Anda pertimbangkan sebelum memutuskan bentuk emas mana yang lebih tepat di masa sulit ekonomi.

 

1. Keamanan Fisik dan Risiko Kehilangan

 

Emas fisik memiliki keunggulan nyata karena dapat disimpan secara langsung, namun juga menimbulkan risiko tersendiri. Penyimpanan di rumah rawan terhadap pencurian atau kerusakan, sementara penyimpanan di brankas bank menimbulkan biaya tambahan. 

 

Sebaliknya, emas digital disimpan secara elektronik oleh penyedia platform, biasanya dengan sistem keamanan berlapis dan bebas risiko kehilangan secara fisik.

 

2. Akses dan Likuiditas

 

Kedua jenis emas sama-sama likuid, namun cara pencairannya berbeda. Emas digital lebih unggul dalam hal kemudahan transaksi. Anda bisa membeli dan menjual emas hanya dengan aplikasi, bahkan dalam jumlah kecil, tanpa harus ke toko emas atau lembaga keuangan. 

 

Di sisi lain, emas fisik memerlukan proses lebih panjang untuk dicairkan dan harga jual kembali bisa berbeda tergantung tempat dan kondisi barang.

 

3. Kepemilikan dan Bukti Nyata

 

Dalam emas fisik, Anda benar-benar memegang dan memiliki benda tersebut. Ada rasa aman tersendiri saat melihat aset Anda secara nyata. Namun, ini bisa jadi kekurangan jika terjadi situasi darurat atau bencana. 

 

Emas digital tidak memberikan bentuk fisik, tapi tetap legal jika dibeli melalui platform resmi yang diawasi oleh OJK atau Bappebti. Sebagian platform bahkan menyediakan opsi konversi emas digital menjadi fisik.

 

4. Biaya Tambahan

 

Investasi emas fisik biasanya dikenai biaya cetak, biaya penyimpanan (jika menggunakan jasa penyimpan), serta selisih harga beli dan jual (spread) yang lebih tinggi. Emas digital sering kali lebih efisien dari segi biaya, karena tidak memerlukan cetakan atau brankas, dan spread-nya pun cenderung lebih kecil. Namun, beberapa platform mungkin mengenakan biaya administrasi atau penarikan.

 

5. Kesesuaian untuk Investasi Jangka Panjang

 

Untuk strategi investasi jangka panjang, keduanya bisa digunakan tergantung preferensi dan disiplin Anda. Emas fisik cocok bagi yang ingin menabung secara konvensional dan merasa lebih tenang memegang aset secara nyata. Sementara emas digital lebih praktis dan cocok untuk investor modern yang ingin fleksibel mengatur portofolio secara daring, kapan saja.

 

6. Risiko Teknologi vs Risiko Fisik

 

Emas digital membawa risiko teknis seperti gangguan server, pelanggaran data, atau bahkan risiko platform bangkrut jika tidak diawasi resmi. Oleh karena itu, penting untuk memilih aplikasi yang terpercaya. 

 

Sementara itu, emas fisik bebas dari risiko digital, namun lebih rentan terhadap bencana alam, kebakaran, atau pencurian jika tidak disimpan dengan aman.

 

Baik emas fisik maupun digital memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam menghadapi krisis. Jika Anda mengutamakan akses cepat dan kemudahan transaksi, emas digital bisa menjadi pilihan utama. 

 

Namun jika Anda merasa lebih aman dengan aset berwujud dan mampu menyimpannya secara aman, emas fisik layak dipertimbangkan. Dalam praktiknya, mengombinasikan keduanya juga bisa menjadi strategi investasi yang seimbang, terutama saat dunia sedang tidak pasti.