Mau Resign? Begini Cara Siapkan Keuangan agar Tetap Aman Setelah Keluar Kerja

Ilustrasi resign kerja
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle – Keputusan untuk resign dari pekerjaan sering kali tidak mudah. Entah karena alasan ingin mencari tantangan baru, ingin memulai usaha, atau sekadar ingin istirahat, Anda tetap perlu mempersiapkan satu hal penting: keuangan. 

 

Tanpa persiapan finansial yang matang, masa transisi setelah keluar dari pekerjaan bisa menjadi periode yang penuh tekanan dan ketidakpastian.

 

Banyak orang mengira bahwa mereka bisa bertahan beberapa bulan tanpa gaji tetap. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa biaya hidup tetap berjalan, sementara penghasilan justru berhenti seketika. 

 

Oleh karena itu, jika Anda berencana untuk resign dalam waktu dekat, penting untuk merancang strategi keuangan yang bijak agar tetap aman secara finansial.

 

Buat Simulasi Keuangan Setelah Resign

 

Langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah membuat simulasi keuangan pasca resign. Hitung berapa lama Anda bisa bertahan dengan dana yang dimiliki saat ini. 

 

Perkirakan pengeluaran rutin seperti makan, sewa rumah, listrik, pulsa, serta cicilan atau kewajiban keuangan lainnya. Dengan membuat simulasi yang realistis, Anda akan tahu berapa banyak dana darurat yang diperlukan untuk masa transisi setelah keluar dari pekerjaan.

 

Siapkan Dana Darurat Minimal Enam Bulan

 

Idealnya, Anda memiliki dana darurat yang cukup untuk menutupi kebutuhan hidup minimal enam bulan ke depan. Dana ini harus disimpan terpisah dari rekening operasional, misalnya dalam tabungan terpisah atau instrumen likuid seperti deposito atau reksa dana pasar uang. 

 

Semakin besar tanggungan Anda, misalnya jika memiliki keluarga atau cicilan rumah, maka dana darurat yang dibutuhkan pun semakin besar.

 

Lunasi Utang Konsumtif Sebelum Resign

 

Sebelum mengajukan pengunduran diri, usahakan untuk menyelesaikan utang-utang konsumtif seperti cicilan kartu kredit atau pinjaman pribadi berbunga tinggi. Tanpa penghasilan tetap, melunasi utang bisa menjadi beban yang berat dan berisiko menimbulkan bunga menumpuk. Mengurangi beban utang akan membuat kondisi keuangan Anda lebih stabil setelah resign.

 

Siapkan Sumber Penghasilan Alternatif

 

Jika Anda tidak langsung mendapatkan pekerjaan baru atau belum memiliki usaha yang mapan, penting untuk mulai memikirkan sumber penghasilan alternatif. Anda bisa mulai membangun portofolio freelance, menjual jasa secara online, atau menjajaki peluang usaha kecil yang bisa dijalankan dari rumah. Penghasilan tambahan sekecil apa pun bisa membantu menjaga arus kas tetap positif.

 

Pertimbangkan Asuransi dan Jaminan Sosial

 

Setelah resign, Anda tidak lagi mendapatkan perlindungan kesehatan atau jaminan ketenagakerjaan dari perusahaan. Karena itu, penting untuk mempertimbangkan keanggotaan mandiri BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. 

 

Anda juga bisa membeli asuransi kesehatan swasta yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansial Anda. Proteksi ini penting agar tidak mengganggu keuangan Anda jika terjadi risiko kesehatan di masa transisi.

 

Tahan Diri dari Pengeluaran Besar

 

Godaan terbesar setelah resign adalah menggunakan uang pesangon atau tabungan untuk membeli barang-barang yang tidak mendesak. Hal ini harus dihindari. 

 

Prioritaskan kebutuhan pokok dan tunda pengeluaran besar seperti liburan, gadget baru, atau renovasi rumah. Disiplin dalam mengelola keuangan adalah kunci agar Anda tetap stabil secara finansial di masa tanpa penghasilan tetap.

 

Evaluasi Tujuan dan Rencana Jangka Panjang

 

Momen setelah resign juga bisa menjadi waktu yang tepat untuk mengevaluasi tujuan hidup dan karier Anda. Tanyakan pada diri sendiri, apakah Anda ingin kembali bekerja kantoran, menjadi pekerja lepas, atau membangun bisnis sendiri? 

 

Jawaban dari pertanyaan ini akan mempengaruhi bagaimana Anda merencanakan keuangan ke depannya, termasuk alokasi dana investasi dan pengeluaran bulanan.

 

Mengambil keputusan untuk resign memang perlu keberanian, namun keputusan tersebut akan jauh lebih aman jika diiringi dengan perencanaan keuangan yang matang. 

 

Dengan membuat simulasi pengeluaran, menyiapkan dana darurat, melunasi utang, dan memiliki sumber penghasilan alternatif, Anda bisa menjalani masa transisi dengan lebih tenang.

 

Ingat, menjaga stabilitas keuangan setelah resign bukan hanya soal angka, tapi juga soal kedisiplinan dan kesiapan mental. Maka dari itu, pastikan Anda sudah mempertimbangkan segala kemungkinan dan menyusun rencana yang realistis sebelum meninggalkan pekerjaan tetap.