Dari Barak ke Jalanan, Mengapa Gaya Taktikal Kini Jadi Tren Fashion Kasual?

Ilustrasi model
Sumber :
  • Pixabay

LifestyleFashion selalu bergerak dalam siklus, meminjam dan mengolah inspirasi dari berbagai lini kehidupan. Belakangan, ada satu gaya yang perlahan tapi pasti merayap dari barak militer, pos keamanan, dan area outdoor ekstrem, lalu menempati lemari pakaian urban: gaya taktikal. Dulu identik dengan seragam dan fungsionalitas, kini gaya ini menjadi statement di tengah keramaian kota.

Pakaian taktikal dirancang dengan tujuan tunggal: efisiensi dalam kondisi paling menantang. Setiap jahitan, setiap kantong, dan setiap lapisan kain memiliki fungsi spesifik. Inilah yang membuatnya menarik bagi konsumen modern yang semakin menghargai pakaian multifungsi.

Mereka tidak lagi mencari pakaian yang hanya terlihat bagus, tetapi juga yang bisa melakukan sesuatu.

Kemeja berpotongan militer, celana kargo dengan kantong berlimpah, vest atau rompi, hingga sepatu bootsyang kokoh—semua elemen ini telah mengalami proses "urbanisasi." Desainer dan brand fashion kini meminjam siluet dasar ini, memadukannya dengan material yang lebih ringan dan palet warna yang lebih lembut, sehingga cocok untuk dipakai di kafe, kantor kasual, atau sekadar berjalan-jalan.

Pergeseran ini mencerminkan perubahan mentalitas konsumen. Di era yang serba cepat dan tidak terduga, mengenakan pakaian yang terasa tangguh memberikan rasa siap dan percaya diri.

Ada semacam daya tarik psikologis dari gaya yang mengesankan kemampuan untuk menghadapi segala situasi.

Pengaruh media dan hiburan juga tidak bisa diabaikan. Film, serial action, dan bahkan video game sering menampilkan karakter utama dalam balutan busana yang fungsional dan edgy. Citra pahlawan yang siap beraksi ini secara tidak langsung menanamkan asosiasi positif terhadap estetika pakaian bergaya militeristik atau kepolisian.

Selain itu, tren outdoor dan utility juga mendukung popularitas gaya taktikal. Semakin banyak orang mencari pakaian yang nyaman untuk bepergian, tahan banting saat mendaki gunung dadakan, atau cukup fungsional untuk membawa segala perlengkapan sehari-hari, dari power bank hingga hand sanitizer. 

Kantong berkapasitas besar pada celana taktikal menjadi solusi praktis yang menggantikan tas tangan.

Gaya ini menawarkan keseimbangan yang sempurna antara rugged (kasar/tangguh) dan sleek (licin/modis). Jika dipadukan dengan cerdas, seperti kemeja taktikal yang dipasangkan dengan celana chino yang lebih formal, atau rompi utility di atas hoodie polos, hasilnya adalah tampilan yang terstruktur dan menarik, jauh dari kesan seragam militer kaku.

Ini bukan sekadar tren sesaat; ini adalah evolusi. Pakaian yang fungsional telah membuktikan nilainya melampaui medan tugas. Konsumen kini semakin cerdas memadukan unsur ketangguhan dengan estetika sehari-hari, menciptakan gaya yang personalized dan penuh karakter. Fenomena ini membuktikan bahwa fungsionalitas adalah salah satu bentuk fashion yang paling abadi.

Ilustrasi gaya fashion tactical

Photo :
  • Istimewa

Dalam konteks pasar lokal, tren ini membuka peluang besar bagi inovator fashion Indonesia untuk menawarkan produk yang tidak hanya mengikuti tren global, tetapi juga disesuaikan dengan kebutuhan dan kualitas lokal. Salah satu brand yang mengambil langkah ini adalah GAMS, sebuah brand baru dari Wong Hang Bersaudara, rumah tailor legendaris.

GAMS hadir untuk menjawab tingginya minat masyarakat umum terhadap estetika ini. Samuel Wongso, generasi penerus Wong Hang Bersaudara, menjelaskan alasan brand ini diluncurkan.

"Awalnya hanya dipakai aparat, tapi banyak masyarakat yang ingin memakainya juga. Akhirnya kami buat agar bisa digunakan siapa saja, mulai dari meeting, aktivitas outdoor, hingga mendaki gunung," katanya.

Ini menegaskan bagaimana permintaan pasar sipil mendorong lahirnya brand yang spesifik di segmen ini.

Berbeda dengan produk serupa di luar negeri, GAMS berani menawarkan desain 100% buatan Indonesiadengan kualitas tinggi, bahkan menawarkan inovasi material seperti kain anti air dan anti bakteri yang dikembangkan dari nol. 

Dengan harga yang dibanderol di bawah Rp1 juta, GAMS berupaya membuka jalan bagi lebih banyak orang—dari pejabat, direktur, hingga masyarakat sipil—untuk merasakan produk lokal dengan standar internasional, membuktikan bahwa gaya yang fungsional, taktis, dan stylish kini benar-benar telah keluar dari barak untuk membaur di tengah gaya hidup sehari-hari.