Prediksi Tren Fesyen 2026: Motif Bunga hingga Warna Hitam, Mana yang Jadi Gayamu?
- Istimewa
Lifestyle –Tahun 2026 diprediksi akan menjadi panggung bagi perpaduan estetika alami, nilai budaya, dan keberanian berekspresi dalam dunia fesyen. Dari motif bunga yang lembut hingga warna hitam yang tak lekang oleh waktu, tren fesyen mendatang menawarkan beragam pilihan untuk menonjolkan gaya personal.
Artikel ini mengulas prediksi tren fesyen 2026 yang informatif dan menarik, mulai dari motif bunga yang elegan, perpaduan motif tradisional dalam busana modern, hingga keberanian warna hitam yang minimalis namun penuh karakter.
Motif Bunga: Sentuhan Alami yang Elegan
Motif bunga diprediksi akan mendominasi dunia fesyen pada tahun 2026, menghadirkan nuansa alami yang selaras dengan tren global yang menekankan keberlanjutan dan estetika organik. Menurut Ariy Arka, seorang pengamat fesyen ternama, motif bunga akan menjadi pusat perhatian karena kemampuannya menyatukan kelembutan dan keindahan dalam berbagai konteks busana.
“Motif bunga sendiri diprediksi akan menjadi tren di tahun 2026 mendatang,” ujar Ariy Arka.
Koleksi Prana dari Abeey
- Istimewa
Motif ini tidak hanya menawarkan nilai estetika, tetapi juga fleksibilitas yang luar biasa. Cocok untuk berbagai jenis pakaian, mulai dari busana kasual hingga Moslem Wear, motif bunga mampu menghadirkan kesan elegan tanpa mengorbankan kenyamanan. Khususnya dalam konteks busana spiritual, seperti pakaian untuk shalat atau perayaan Lebaran, motif bunga memberikan sentuhan yang relevan dan bermakna.
Salah satu elemen menarik adalah penggunaan bordir manual motif Wijaya Kusuma dari koleksi terbaru Abeey, yang menambah nilai personal dan spiritual pada setiap potongan busana. Motif ini tidak hanya memperkuat estetika, tetapi juga mengusung makna budaya yang mendalam, menjadikannya pilihan ideal untuk mereka yang ingin tampil anggun sekaligus bermakna.
Perpaduan Motif Tradisional dalam Koleksi Modern
Tren fesyen 2026 juga akan diramaikan oleh perpaduan motif tradisional Indonesia dengan sentuhan modern, sebagaimana ditunjukkan oleh Naeos by Boy Barja dalam JF3 Fashion Festival 2025 yang digelar pada 30 Juli–2 Agustus di Summarecon Mall Serpong.
Koleksi bertajuk “Art & Beat” menghadirkan 30 looks yang menggabungkan berbagai jenis kain, seperti batik tenun, jeans, kulit, dan brokat tile, dengan pendekatan sustainable fashion melalui penggunaan limbah kain perca.
Koleksi ini menonjolkan teknik transformasi two-look, di mana satu busana dapat berubah dari gaya kasual menjadi kasual pesta, mencerminkan dinamika antara tradisi dan modernitas.
Boy Barja, desainer di balik Naeos, menegaskan bahwa koleksi ini bertujuan menanamkan rasa cinta terhadap produk lokal, khususnya kepada generasi muda yang baru mengenal dunia fesyen. Dengan memadukan seni, budaya, dan keberlanjutan, koleksi ini tidak hanya menarik bagi audiens nasional, tetapi juga memiliki potensi untuk bersinar di panggung global.
Pendekatan ini menunjukkan bahwa fesyen 2026 akan mengutamakan inovasi yang tetap berakar pada identitas budaya, memberikan inspirasi bagi mereka yang ingin tampil autentik dan relevan.
Warna Hitam: Keberanian dalam Kesederhanaan
Asha by Oscar Lawalata
- Istimewa
Di sisi lain, warna hitam tetap menjadi pilihan yang tak lekang oleh zaman, sebagaimana ditunjukkan oleh Oscar Lawalata melalui koleksi SHA BLACK. Koleksi ini menghadirkan desain yang berani, tajam, dan minimalis, namun tetap menonjolkan identitas kuat si pemakai.
Warna yang tak lekang oleh zaman ini diprediksi masih akan menjadi favorit di tahun 2026 mendatang. Meskipun tren warna pastel sering mendominasi, hitam terus memikat hati para pecinta fesyen karena kesederhanaannya yang penuh kekuatan.
SHA BLACK mengusung material seperti wool, silk, dan cotton, yang dipilih untuk menciptakan struktur sekaligus aliran pada busana. Dengan cutting kontemporer, siluet tajam, bentuk geometris, dan proporsi eksperimental, koleksi ini menawarkan pendekatan artistik melalui motif dan tekstur abstrak yang subtil.
Warna hitam, yang sering dianggap sebagai latar belakang, diangkat menjadi pusat narasi, mencerminkan semangat ekspresi diri dan kebebasan bereksperimen. Setiap potongan dalam koleksi ini dirancang untuk mereka yang ingin tampil berbeda tanpa harus berlebihan, menjadikan hitam sebagai simbol keberanian dan ketegasan dalam fesyen.