Tengah Happening, Apakah Skin Cycling Cocok untuk Kulit Indonesia?
- Freepik
Lifestyle –Kalau kamu aktif di TikTok atau Instagram, pasti pernah dengar soal skin cycling, metode perawatan kulit yang katanya bisa bikin kulit glowing tanpa drama iritasi. Konsep ini pertama kali dikenalkan oleh seorang dermatolog ternama dari New York, Dr. Whitney Bowe yang merasa banyak orang salah kaprah dalam memakai skincare aktif
Dr. Bowe menyadari banyak orang over-exfoliate kulitnya atau pakai retinol setiap hari sampai skin barrier rusak. Nah, skin cycling muncul sebagai cara yang lebih terstruktur dan lembut, terutama untuk pemula yang baru kenalan sama AHA, BHA, atau retinol.
Tapi, kulit Indonesia beda cerita. Iklim kita panas, lembap, dan penuh polusi. Apakah skin cycling tetap bisa bekerja maksimal untuk kulit tropis? Yuk kita bahas bareng.
Apa Itu Skin Cycling? Ini Konsep Dasarnya
Skin cycling adalah rutinitas skincare malam yang dibagi dalam 4 malam berurutan, seperti siklus. Tujuannya? Agar kulit punya waktu untuk menyerap manfaat bahan aktif tanpa overworking.
Berikut siklus klasik yang disarankan Dr. Bowe:
Malam 1: Eksfoliasi ringan (AHA atau BHA)
Malam 2: Retinol (vitamin A)
Malam 3: Recovery night (tanpa bahan aktif, fokus hidrasi & perbaikan)
Malam 4: Recovery lagi