Tanda Serangan Jantung Bisa dilihat dari Mata, Seperti Apa Tandanya?
- Freepik
Lifestyle –Selama ini kita sering mendengar bahwa mata adalah jendela jiwa. Tapi kini, sains menunjukkan bahwa mata juga bisa menjadi jendela bagi kesehatan jantung.
Para peneliti dan dokter mulai lebih memperhatikan pembuluh darah kecil di retina, dan menemukan sejumlah tanda di mata yang ternyata bisa membantu memprediksi risiko serangan jantung.
Berbeda dengan jantung, retina memungkinkan visualisasi langsung dari sistem pembuluh darah kecil (mikrovaskular) tubuh hanya melalui pemeriksaan mata sederhana. Di sinilah letak keistimewaannya.
Kerusakan yang terlihat di pembuluh darah retina sering mencerminkan kondisi pembuluh darah di jantung dan otak, sehingga mata menjadi indikator kuat untuk memprediksi kesehatan kardiovaskular.
Mata Anda Bisa Memprediksi Serangan Jantung
Banyak orang dengan tekanan darah tinggi (hipertensi) pada akhirnya mengalami masalah jantung. Maka dari itu, penting bagi pasien hipertensi untuk menjalani skrining risiko kardiovaskular secara rutin.
Penilaian risiko ini sebaiknya tidak hanya dilakukan dengan mengukur tekanan darah. Tetapi juga dengan mengevaluasi kerusakan organ akibat hipertensi (hypertension-mediated organ damage atau HMOD), demikian seperti dikutip dari laman Times of India.
Tekanan darah tinggi yang berlangsung lama juga bisa merusak pembuluh darah di retina, menyebabkan kondisi seperti retinopati hipertensif dan meningkatkan risiko kehilangan penglihatan. Oleh karena itu, pasien dengan tekanan darah tinggi sebaiknya juga rutin memeriksakan kesehatan mata mereka.
Mari kita lihat bagaimana hipertensi dan penyakit mata saling berkaitan.
Hipertensi dan Penyakit Mata
Penyakit mata akibat hipertensi mencakup berbagai masalah yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Hal yang paling umum adalah retinopati hipertensif, yaitu kondisi ketika pembuluh darah di mata mengalami kerusakan.
Bagian mata lain yang juga sering terdampak oleh hipertensi antara lain koroid (jaringan pembuluh darah di belakang retina) dan saraf optik. Kondisi ini masing-masing dikenal sebagai koroidopati hipertensif dan neuropati optik hipertensif.
Penyakit mata akibat hipertensi bisa berkembang jika tekanan darah tinggi berlangsung dalam jangka waktu lama. Dalam 30 tahun terakhir, penelitian telah banyak mengungkap prevalensi penyakit mata akibat hipertensi.
Kaitannya dengan masalah kesehatan lain dalam tubuh, serta dampaknya terhadap kesehatan secara menyeluruh. Hal ini terutama berlaku pada retinopati hipertensif.
Struktur dan fungsi pembuluh darah di mata sangat mirip dengan pembuluh darah di jantung, otak, dan ginjal. Lantaran pembuluh darah kecil di retina bisa terlihat langsung tanpa prosedur rumit, dokter jadi lebih mudah mempelajarinya.
Inilah yang mendorong minat besar dari kalangan medis untuk mencari cara yang lebih baik dalam mengevaluasi kesehatan pembuluh darah di mata karena bisa memberi petunjuk terhadap penyakit lain juga.
Teknologi Modern Membuka Jalan Baru
Kemajuan besar telah dicapai berkat penggunaan optik adaptif dan kecerdasan buatan (AI) dalam ilmu kedokteran. Teknologi-teknologi ini telah meningkatkan kemampuan dalam mempelajari fundus okuli (bagian belakang bola mata).
Mata kini dianggap sebagai lokasi penting untuk diagnosis dan prediksi berbagai kondisi penyakit.
Lantaran letaknya yang mudah dijangkau, pembuluh darah kecil di retina memungkinkan deteksi kerusakan pembuluh darah akibat hipertensi secara mudah. Oleh sebab itu, pembuluh retina kini diusulkan sebagai "jendela" menuju kesehatan jantung, ginjal, dan otak, khususnya pada pasien dengan tekanan darah tinggi.