5 Cara Mengatur Keuangan yang Terlihat Cerdas justru Bikin Rentan Miskin, Stop Sekarang!
- Freepik
Lifestyle – Dalam perjalanan menuju kestabilan finansial, setiap keputusan keuangan memiliki dampak yang semakin signifikan. Tidak sedikit praktik mengatur keuangan yang terlihat cerdas justru merugikan bahkan membuat Anda sulit kaya.
Istilah penny wise, pound foolish sangat relevan dalam konteks ini. Kalimat tersebut menerminkan tindakan-tindakan finansial yang nampaknya biajak malah mengorbankan keuntungan finansial yang jauh lebih besar di masa depan.
Kepala Produk di FNB Integrated Advice, Ester Ochse, mengungkapkan beberapa kebiasaan cerdas dalam pengelolaan finansial yang terlihat bertanggung jawab sebenarnya bersifat jangka pendek. Ia menyebut beberapa tindakan dapat menghambat kestabilan keuangan jangka panjang.
Dikutip The Citizen, berikut 5 kesalahan keuangan umum yang perlu diwaspadai supaya dompet Anda tidak jebol. Scroll untuk informasi lengkapnya.
1. Menunda Menabung untuk Pensiun Karena Merasa Masih Muda
Salah satu kesalahan terbesar yang sering dilakukan anak muda adalah menunda menabung untuk masa pensiun. Banyak yang berpikir masih memiliki banyak waktu untuk mulai merencanakan masa tua, padahal menunda justru membuat beban finansial di masa depan menjadi jauh lebih berat.
Ochse menekankan, semakin dini Anda mulai menabung semakin besar manfaat yang diperoleh dari efek bunga majemuk. Tabungan kecil setiap bulan akan tumbuh secara eksponensial jika diberikan waktu cukup panjang untuk berkembang. Anda dapat memanfaatkan aplikasi keuangan yang dapat memberikan gambaran kondisi finansial dan membantu memangkas pengeluaran yang tidak perlu agar ada alokasi untuk dana pensiun.
2. Menggunakan Dana Darurat untuk Lunasi Utang
Memiliki utang memang bisa menjadi beban mental, namun menggunakan seluruh dana darurat untuk membayarnya bukan solusi yang bijak. Menurut Ochse, langkah ini justru berisiko tinggi karena Anda menjadi rentan terhadap pengeluaran tidak terduga di masa depan yang dapat menjerumuskan Anda terjebak dalam utang baru.
3. Tidak Ada Asuransi demi Menghemat Biaya
Asuransi sering kali menjadi pos pengeluaran yang pertama dikorbankan saat ingin memangkas anggaran bulanan. Padahal, membatalkan polis asuransi dapat berdampak buruk jika terjadi musibah.
Ochse mengingatkan bahwa satu kejadian tak terduga, seperti kecelakaan atau pencurian, dapat mengakibatkan kerugian finansial yang besar. Tanpa perlindungan asuransi, Anda mungkin terpaksa mengeluarkan dana besar yang bisa mengguncang kondisi keuangan Anda secara keseluruhan. Asuransi bukan pengeluaran, melainkan bentuk perlindungan aset dan kestabilan.
4. Menyisihkan Tabungan dari Sisa Pengeluaran
Kebiasaan menabung dari uang sisa di akhir bulan terdengar logis, tapi jarang berhasil. Jika Anda mengandalkan sisa dana setelah semua kebutuhan dan keinginan terpenuhi, besar kemungkinan jumlah yang tersisa terlalu sedikit bahkan nihil.
Ochse menyarankan pendekatan pay yourself first, yaitu menyisihkan dana tabungan segera setelah menerima penghasilan. Langkah ini bisa dilakukan secara otomatis dengan mengatur transfer berkala ke rekening tabungan atau investasi. Dengan menjadikan menabung sebagai prioritas, bukan opsi, Anda dapat membangun kebiasaan keuangan yang lebih disiplin dan berkelanjutan.
5. Berinvestasi Tanpa Panduan Profesional
Dengan maraknya informasi keuangan di media sosial, aksi FOMO membuat banyak orang tergoda untuk mencoba terjun berinvestasi karena melihat keuntungan dari saham teknologi, Bitcoin, hingga reksa dana. Mirisnya, investasi tanpa pemahaman atau panduan profesional dapat menyebabkan kerugian serius yang membebani keuangan Anda.
Ochse mengingatkan agar berhati-hati terhadap sumber informasi. Hanya konsultasikan investasi pada profesional keuangan bersertifikasi atau lembaga resmi.
Waspada jika ada investasi yang menawarkan keuntungan instan dengan jumlah fantastis kemungkinan besar itu hanya janji manis. Media sosial memang bisa menambah wawasan, tapi bukan jadi acuan untuk mengambil keputusan finansial besar.
Demikian 5 cara mengatur keuangan yang terlihat cerdas yang justru menghambat Anda meraih kestabilan finansial. Ingatlah bahwa kekayaan sejati tidak dibangun dari keputusan instan, melainkan dari langkah-langkah konsisten yang bijak dan terukur sepanjang waktu.